Awalnya kami mengalami kendala yang cukup berat, karena kami tidak hanya mengikuti kelas online saja tapi juga mengerjakan tugas kelompok jarak jauh. Bayangkan bekerjasama dengan teman yang baru kenal di dunia nyata dua minggu dengan latarbelakang yang berbeda. Tidak mudah menyatukan ide enam orang tanpa tatap muka. Hal yang paling sering terjadi adalah kesalapahaman dalam berkomunikasi. Tapi di sinilah kemampuan kolaborasi kami dilatih untuk menghadapi dunia kerja yang bisa saja berubah setelah pandemi. Munngkin saja di masa depan tidak ada kantor fisik karena seluruh orang di dunia bekerja dari rumah dengan internet.
Sepuluh bulan memang bukan waktu yang lama tapi juga bukan waktu singkat. Proses belajar yang kami lalui mengubah cara berpikir dan bekerja sebagai seorang developer kelas dunia. Tepat bulan ke sembilan kami ditantang untuk menyelesaikan tugas akhir dengan membuat aplikasi sesuai keinginan. Setelah berdiskusi akhirnya kelompok kami memutuskan untuk membuat aplikasi bagi lansia. Karena tidak banyak aplikasi di dunia yang membantu lansia dalam menjalani hidup padahal pada kenyataannya kita semua akan tua.
Terapi Reminiscence Mencegah KepikunanÂ
Salah satu hal yang menarik dari investigasi lansia adalah masalah demensia atau kepikunan. Berdasarkan data Alzhermer's Diesase International bahwa setiap tiga detik akan ada satu kasus demensia.  Jumlah penderita demensia dunia  meningkat dua kali lipat dalam 20 tahun. Berdasarkan catatan dari WHO, satu dari lansia meninggal akiba demensia. Sedangkan biaya pengobatan demensia tergolong mahal.  Padahal sindrom penurunan fungsi kognitif yang menyebabkan gangguan perilaku dan kepribadian dapat dicegah.
Salah satu cara murah  yang sering digunakan untuk mencegahnya  adalah dengan terapi reminiscence. Konsep terapi ini memanggil ingatan masa lalu lansia dengan objek  memorable seperti foto lama, lagu lama, film lama dan  benda-benda antik. Melalui objek ini lansia diajak bercerita sehingga kemampuan  kognitifnya tetap bertahan. Idealnya proses ini dilakukan secara berkelompok tapi bisa juga dilakukan berdua dengan mengobrol.
Untuk memudahkan terapi reminiscence dengan menggunakan foto lama kami membuat aplikasi bernama Listory , Your Life History. Aplikasi ini juga memiliki fitur untuk merekam aktivitias proses terapi sehingga lansia dapat mendengarkan kembali cerita dalam bentuk rekaman suara dan membagikan kepada orang terdekat.
Seperti halnya anak kecil, lansia suka bercerita tentang hal-hal yang membuatnya bangga dan bahagia. Kondisi ini merupakan bentuk alamiah otak untuk melatih daya ingat dan membangkitkan mood positif. Jadi jangan bosan untuk mendengarkan lansia bercerita walau diulang-ulang karena ini yang akan membuat mereka tetap sehat. Salah satu fungsi aplikasi Listory ini menjadi media orang tua bercerita kepada anak atau cucu yang tinggal jauh dan tidak memiliki banyak waktu.