"Tapi 15 tahun lagi sudah tidak muda lho. Penyakit jantung itu dipengaruhi oleh faktor  keturunan dan gaya hidup."
"Iya deh Pak percaya yang Yayangnya punya penyakit jantung." Saya berusaha menggoda bapak dan yang digoda hanya tersenyum simpul.
"Andai tidak bisa naik haji paling tidak sudah umroh ke Mekah." Permintaan ibu dua tahun lalu yang membuat kami sekeluarga sedih. Tapi siapa yang menyangka ketika menyentuh tanah suci kesehatan semakin membaik hingga sekarang. Mungkin ini yang dinamakan kekuatan doa yang dibarengi ikhtiar ibu untuk selalu hidup sehat.
Ketika mencari informasi haji dan  penyakit jantung di internet saya mendapat fakta menarik  bahwa 60 persen jemaah haji Indonesia meninggal di tanah suci karena serangan jantung. Pemicunya kelelahan luar biasa akibat aktivitas fisik yang berlebihan di tengah cuaca ekstrim. Jadi tidak berlebihan, jika ada ada yang mengatakan naik haji adalah  ibadah fisik. Jadi bukan haya mental dan materi yang harus dipersiapkan tapi juga fisik.
Wejangan dari bapak semakin memantapkan niat saya untuk berhaji  dan  membuka hati  agar mendengar panggilanNya melalui doa dan ikhtiar. Ikhtiarnya  dengan melakukan persiapan  sedini mungkin baik materi, fisik dan ilmu agar kelak kembali dari  tanah suci menjadi haji yang mabrur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H