Mohon tunggu...
Danan Wahyu Sumirat
Danan Wahyu Sumirat Mohon Tunggu... Buruh - Travel Blogger, Content Creator and Youtuber

blogger gemoy

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sahabat Hinterland Menebar Energi Baik di Pulau Temoyong

14 Agustus 2018   18:20 Diperbarui: 14 Agustus 2018   19:40 924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak  mengenal mata pelajaran  ilmu pengetahuan alam  di sekolah dasar saya yakin bahwa energi itu abadi,  ia tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan oleh manusia. Namun manusia hanya dapat mengubah bentuknya dari satu bentuk energi ke bentuk energi lain.

Setelah melewati kehidupan lebih dari 30 tahun saya sadar bahwa energi baik  itu menular, ia seperti sebuah wabah yang membangkitkan kepekaan hati lalu membuat manusia bergerak melakukan hal-hal positif kepada sesama manusia.

Pada awalnya saya tidak pernah tertarik untuk menjadi relawan  di bidang apapun hingga dua tahun lalu melihat program BUMN Mengajar di pulau Buluh Batam. Melalui anak perusahaannnya PT Transportasi Gas Indonesia  (TGI), beberapa dewan direksi mengajar di Sekolah Menengah Umum 11 Batam. Mereka berdiri di depan kelas untuk membagikan kisah sukses menjadi direktur. Tentu saja kisah-kisah ini menginsipirasi  murid SMA yang sebentar lagi akan memasuki jenjang pendidikan tinggi.  

Arief Transaindra Kushermawan, Direktur Bisnis & Pengembangan TGI menginspirasi siswa SMAN 11 Batam di Pulau Buluh.
Arief Transaindra Kushermawan, Direktur Bisnis & Pengembangan TGI menginspirasi siswa SMAN 11 Batam di Pulau Buluh.
Terlahir di pulau kecil dengan segala keterbatasan  bukanlah halangan untuk meraih cita-cita. "Biarkan kerja kerasa dan doa yang bekerja untuk meraih cita-cita. Melalui  program CSR", ujar Arief Transaindra Kushermawan, Direktur Bisnis & Pengembangan TGI.

CSR TGI membawa buku-buku ke pulau Buluh
CSR TGI membawa buku-buku ke pulau Buluh
CSR Departemen TGI   membedah dua perpustakaan di pulau Buluh, SD Negeri 001 Bulang  dan SMA Negeri 11 Batam. Ruangan perpustakaan dibuat nyaman dan koleksi bukunya ditambah membuat siswa betah berlama-lama di sana. Program ini juga memberikan  pelatihan manajemen perpustakaan kepada guru sehingga buku yang ada tetap terjaga dan minat baca siswa semakin meningkat.

Peresmian Perpustakaan di SMAN 11 Batam, Pulau Buluh
Peresmian Perpustakaan di SMAN 11 Batam, Pulau Buluh
Melihat semua pengalaman ini hati saya tergerak untuk menyebarkan energi baik bagi anak-anak pulau namun saya bukanlah siapa-siapa. Saya hanyalah karyawan  biasa dengan hobi menulis dan membuat video perjalanan.

Sahabat Hinterland

Sekitar sebulan yang  lalu saya mengenal Sahabat Hinterland melalui  media sosial  teman, sebuah  komunitas sosial  yang bergerak di bidang pendidikan bagi  anak-anak di daerah pinggiran (hinterland). Saat ini  komunitas yang memiliki taqline "Arungi Samudra Untuk Indonesia" fokus dengan pulau-pulau kecil di sekitar Batam namun visi ke depannya akan berkembang ke pulau-pulau lain di seluruh Indonesia.

Aksi relawan Sahabat Hinterland mengarungi samudra Indonesia
Aksi relawan Sahabat Hinterland mengarungi samudra Indonesia
Selain memotivasi anak-anak hinterland untuk meraih cita-cita, Sahabat Hinterland juga memberikan wawsan para guru yang bertugas di daerah pinggiran  untuk berkreasi dalam keterbatsan sarana prasarana. Bersama semua elemen masyarakat untuk  memperbaiki sarana dan prasarana sekolah yang ada di hinterland. Caranya beragam mulai dari donasi sampai bergotong-royong bersama.

Melalui program berkesinambungan selama 5-6 bulan, relawan  juga mengajarkan  keterampilan yang bahan bakunya  berasal dari daerah pinggiran dan memperkenalkan permainan tradisional Indonesia yang kaya dengan nilai-nilai positif seperti kejujuran dan sportivitas.

(dokpri)
(dokpri)
 Berikut beberapa program Sahabat Hinterlad yang sudah disusun :
  • Pulau Inspirasi, 11 Agustus 2018. Relawan memberikan insipirasi di depan kelas dengan membagikan pengalaman kerja dan profesi masing-masing.
  • Bedah Sekolah, 16 September 2018. Relawan  bersama  pihak sekolah dan masyarakat sekitar  memperbaiki sarana dan prasarana  sekolah.
  • Do It Yourself Kreatifitas Tanpa Batas, 20 Oktober 2018. Relawan  mengajarkan keterampilan dari bahan-bahan yang ada di sekitar pulau dan daur ulang sampah. 
  • Outbond Anak Pulau, 17 November 2018. Relawan memperkenalkan aneka permainan tradisional yang memiliki nilai-nilai positif dan membangun karakter anak pulau.
  • Family Gathering, 16 Desember 2018. Relawan mengajak masyarakat untuk berkumpul melakukan aktivitas bersama seperti gotong royong agar tali silaturahmi tetap terjaga sehingga semua program bisa berlanjut.

Sahabat Hinterland berdiri tanggal 10 Maret 2018 dan kini memiliki anggota sekitar 50 relawa,  baru saja menyelesikan siklus pertama program. Ternyata kegiatan ini tidak hanya memberikan efek positif bagi warga hinterland namun juga relawan yang terjun ke lapangan. Pengalaman berharga ini membuat mereka menjadi pribadi yang  lebih bersyukur, empati dan peduli terhadap sesama. Menumbuhkan kembali  semangat gotong royong dan kebersamaan yang sudah tergerus oleh kehidupan individualis kota besar.

Langkah Pertama di Pulau Temoyong

Tanggal 11 Agustus 2018 adalah momen bersejarah saya  menjadi relawan di Sahabat Hinterland. Saya mendapat tugas untuk memberikan inspirasi di SD Negeri 002 Bulang,  Pulau Temoyong.

Bersama 10 orang relawan memulai perjalanan dari pelabuhan Sagulung Batam dengan menumpang kapal pompong (kayu) menuju pulau Temoyong. Hembusan angin pagi dan deburan ombak seolah mengiringi langkah kami untuk menebari energi baik.

Memulai perjalanan dari pelabuhan rakyat Sagulung Batam (dokpri)
Memulai perjalanan dari pelabuhan rakyat Sagulung Batam (dokpri)
Bagai prajurit yang akan berlaga di medan tempur  kami mempersiapkan amunisi  dengan sebaik-baiknya. Saya yang awalnya gundah, kini menjadi lebih percaya diri setelah pekan lalu  belajar bersama melalui simulasi kelas atau micro teaching di Universitas Internasional Batam bersama beberapa relawan yang juga praktisi di bidang pendidikan.

Sejak lima hari sebelum hari H  kami rajin bertemu dan berdiskusi mempersiapkan materi ajar yang terdiri dari 3 sesi yaitu : pengenalan 10 profesi, pengenalan profesi diri dan mengajar kerajinan. Alat peraga dibuat agar agar relawan lebih mudah mengajar di depan kelas. Beragam permainan dan ice breaking pun dipersiapkan agar siswa tidak bosan di dalam kelas.

Ice breaking di antara sesi untuk menghilangkan kebosanan (dokpri)
Ice breaking di antara sesi untuk menghilangkan kebosanan (dokpri)
Sesi pertama saya mendapat tugas   mengenalkan 10 profesi kepada siswa kelas 2 dan 3. Karena keterbatasan ruang kelas maka kelas 2 dan 3 digabung menjadi satu. Seperti kebanyakan jumlah siswa di hinterland, mereka hanya 22 orang saja tapi kok saya gugup menghadapinya.  Beruntung saya didampingi Mona yang bertugas memberikan ice breaking,  jika otak saya tiba-tiba blank di depan kelas.

Hayo siapa yang berani menjadi story teller kisah perjalanan? (dokpri)
Hayo siapa yang berani menjadi story teller kisah perjalanan? (dokpri)
Saya lebih percaya diri ketika menghadapi siswa kelas 4 dan 5 di sesi ke dua, mungkin karena materinya menceritakan profesi pribadi yang berawal dari hobi. Kali ini saya mengenalkan profesi travel blogger dan travel writer melalui alat peraga peta dan majalah. Pekerjaan  yang tugasnya jalan-jalan lalu membagikannya ke semua orang dalam bentuk tulisan. Sesekali saya mengajak mereka untuk berimajinasi tempat-tempat di dunia yang mereka akan kunjungi ketika dewasa.

Belajar Membuat Vlog

Sesi ke tiga lebih terasa mengalir dan penuh  improvisasi . Pada awalnya saya  tidak berpikir untuk mengajarkan membuat vlog kepada murid kelas hingga seorang siswa bernama Januar menginspirasi saya. Anak lelaki berusia 11 tahun ini bercita-cita menjadi seorang vlogger.

Bayangkan anak dari daerah pinggiran memiliki keinginan yang tak lazim dibandingkan teman-teman di lingkungannya. Namun tidak ada yang tak mungkin untuk sebuah cita-cita dan impian. Kita sebagai orang tua harus mendukung dan mengarahkannya agar cita-citanya terwujud.

Serunya bersama membuat vlog bersama murid kelas 6 SDN 006 Bulang (dokpri)
Serunya bersama membuat vlog bersama murid kelas 6 SDN 006 Bulang (dokpri)
Baiklah sekarang kita belajar bagaimana membuat video blog yang baik. Hal pertama yang saya ajarkan bagaimana anak-anak membuat skenario sederhana dengan menterjemahkan bahasa tutur. Video blog yang baik adalah yang memiliki konsep dan alur  cerita.

Dari mengarang tentang destinasi wisata impian akhirnya anak-anak membuat vlog traveling. Dan setiap orang dalam kelompok menjalani perannya sebagai produser, presenter dan kameraman.

Saya tidak pernah menyangka bahwa menjadi inspirator di Sahabat Hinterland  sangat menyenangkan dan kebahagiaan terbesar melihat antusias siswa mengikuti semua sesi. Rasanya hari ini tidak ada orang yang tidak bahagia di pulau Temoyong,   seolah seluruh energi baik melingkupi SDN 002 Bulang.

(dokpri)
(dokpri)
Sebelum pulang guru dan siswa berkumpul di halaman sekolah untuk  melepas kami relawan kembali ke Batam.

"Jangan sedih Adik-Adik bulan depan kami akan kembali ke sekolah untuk program sekolah." Wajah-wajah terlihat lega dan bahagia mengetahui kami akan kembali.

Meski langkah  terasa berat meninggalkan pulau Temoyong ada keringanan di hati bisa berbagi  sesuatu kepada anak-anak di sini. Berbagi itu tidak harus berupa materi namun dengan sedikit meluangkan  waktu dan tenaga di akhir pekan menginspirasi anak-anak di daerah pinggiran.

Sepanjang perjalanan saya kembali teringat hukum kekelan energi. Hukum yang mengajarkan  bahwa jumlah energi dari sebuah sistem tertutup  tidak berubah. Energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan oleh manusia, namun ia dapat berubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi lain. 

Hayo gantungkan cita-citamu setinggi langit.(dokpri)
Hayo gantungkan cita-citamu setinggi langit.(dokpri)
Berharap energi baik yang kami sebarkan hari ini dapat berubah menjadi energi baik yang  menggerakan hati  anak-anak untuk giat belajar mengejar cita-cita. Dan kelak  anak-anak ini yang akan kembali menebarkan  kembali energi baik ini ke seluruh nusantara.

Salam Sahabat Hinterland!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun