Sahabat Hinterland berdiri tanggal 10 Maret 2018 dan kini memiliki anggota sekitar 50 relawa,  baru saja menyelesikan siklus pertama program. Ternyata kegiatan ini tidak hanya memberikan efek positif bagi warga hinterland namun juga relawan yang terjun ke lapangan. Pengalaman berharga ini membuat mereka menjadi pribadi yang  lebih bersyukur, empati dan peduli terhadap sesama. Menumbuhkan kembali  semangat gotong royong dan kebersamaan yang sudah tergerus oleh kehidupan individualis kota besar.
Langkah Pertama di Pulau Temoyong
Tanggal 11 Agustus 2018 adalah momen bersejarah saya  menjadi relawan di Sahabat Hinterland. Saya mendapat tugas untuk memberikan inspirasi di SD Negeri 002 Bulang,  Pulau Temoyong.
Bersama 10 orang relawan memulai perjalanan dari pelabuhan Sagulung Batam dengan menumpang kapal pompong (kayu) menuju pulau Temoyong. Hembusan angin pagi dan deburan ombak seolah mengiringi langkah kami untuk menebari energi baik.
Sejak lima hari sebelum hari H Â kami rajin bertemu dan berdiskusi mempersiapkan materi ajar yang terdiri dari 3 sesi yaitu : pengenalan 10 profesi, pengenalan profesi diri dan mengajar kerajinan. Alat peraga dibuat agar agar relawan lebih mudah mengajar di depan kelas. Beragam permainan dan ice breaking pun dipersiapkan agar siswa tidak bosan di dalam kelas.
Belajar Membuat Vlog
Sesi ke tiga lebih terasa mengalir dan penuh  improvisasi . Pada awalnya saya  tidak berpikir untuk mengajarkan membuat vlog kepada murid kelas hingga seorang siswa bernama Januar menginspirasi saya. Anak lelaki berusia 11 tahun ini bercita-cita menjadi seorang vlogger.
Bayangkan anak dari daerah pinggiran memiliki keinginan yang tak lazim dibandingkan teman-teman di lingkungannya. Namun tidak ada yang tak mungkin untuk sebuah cita-cita dan impian. Kita sebagai orang tua harus mendukung dan mengarahkannya agar cita-citanya terwujud.