Mohon tunggu...
Danan Wahyu Sumirat
Danan Wahyu Sumirat Mohon Tunggu... Buruh - Travel Blogger, Content Creator and Youtuber

blogger gemoy

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sahabat Hinterland Menebar Energi Baik di Pulau Temoyong

14 Agustus 2018   18:20 Diperbarui: 14 Agustus 2018   19:40 924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sahabat Hinterland di Pulau Temoyong, Batam

Sahabat Hinterland berdiri tanggal 10 Maret 2018 dan kini memiliki anggota sekitar 50 relawa,  baru saja menyelesikan siklus pertama program. Ternyata kegiatan ini tidak hanya memberikan efek positif bagi warga hinterland namun juga relawan yang terjun ke lapangan. Pengalaman berharga ini membuat mereka menjadi pribadi yang  lebih bersyukur, empati dan peduli terhadap sesama. Menumbuhkan kembali  semangat gotong royong dan kebersamaan yang sudah tergerus oleh kehidupan individualis kota besar.

Langkah Pertama di Pulau Temoyong

Tanggal 11 Agustus 2018 adalah momen bersejarah saya  menjadi relawan di Sahabat Hinterland. Saya mendapat tugas untuk memberikan inspirasi di SD Negeri 002 Bulang,  Pulau Temoyong.

Bersama 10 orang relawan memulai perjalanan dari pelabuhan Sagulung Batam dengan menumpang kapal pompong (kayu) menuju pulau Temoyong. Hembusan angin pagi dan deburan ombak seolah mengiringi langkah kami untuk menebari energi baik.

Memulai perjalanan dari pelabuhan rakyat Sagulung Batam (dokpri)
Memulai perjalanan dari pelabuhan rakyat Sagulung Batam (dokpri)
Bagai prajurit yang akan berlaga di medan tempur  kami mempersiapkan amunisi  dengan sebaik-baiknya. Saya yang awalnya gundah, kini menjadi lebih percaya diri setelah pekan lalu  belajar bersama melalui simulasi kelas atau micro teaching di Universitas Internasional Batam bersama beberapa relawan yang juga praktisi di bidang pendidikan.

Sejak lima hari sebelum hari H  kami rajin bertemu dan berdiskusi mempersiapkan materi ajar yang terdiri dari 3 sesi yaitu : pengenalan 10 profesi, pengenalan profesi diri dan mengajar kerajinan. Alat peraga dibuat agar agar relawan lebih mudah mengajar di depan kelas. Beragam permainan dan ice breaking pun dipersiapkan agar siswa tidak bosan di dalam kelas.

Ice breaking di antara sesi untuk menghilangkan kebosanan (dokpri)
Ice breaking di antara sesi untuk menghilangkan kebosanan (dokpri)
Sesi pertama saya mendapat tugas   mengenalkan 10 profesi kepada siswa kelas 2 dan 3. Karena keterbatasan ruang kelas maka kelas 2 dan 3 digabung menjadi satu. Seperti kebanyakan jumlah siswa di hinterland, mereka hanya 22 orang saja tapi kok saya gugup menghadapinya.  Beruntung saya didampingi Mona yang bertugas memberikan ice breaking,  jika otak saya tiba-tiba blank di depan kelas.

Hayo siapa yang berani menjadi story teller kisah perjalanan? (dokpri)
Hayo siapa yang berani menjadi story teller kisah perjalanan? (dokpri)
Saya lebih percaya diri ketika menghadapi siswa kelas 4 dan 5 di sesi ke dua, mungkin karena materinya menceritakan profesi pribadi yang berawal dari hobi. Kali ini saya mengenalkan profesi travel blogger dan travel writer melalui alat peraga peta dan majalah. Pekerjaan  yang tugasnya jalan-jalan lalu membagikannya ke semua orang dalam bentuk tulisan. Sesekali saya mengajak mereka untuk berimajinasi tempat-tempat di dunia yang mereka akan kunjungi ketika dewasa.

Belajar Membuat Vlog

Sesi ke tiga lebih terasa mengalir dan penuh  improvisasi . Pada awalnya saya  tidak berpikir untuk mengajarkan membuat vlog kepada murid kelas hingga seorang siswa bernama Januar menginspirasi saya. Anak lelaki berusia 11 tahun ini bercita-cita menjadi seorang vlogger.

Bayangkan anak dari daerah pinggiran memiliki keinginan yang tak lazim dibandingkan teman-teman di lingkungannya. Namun tidak ada yang tak mungkin untuk sebuah cita-cita dan impian. Kita sebagai orang tua harus mendukung dan mengarahkannya agar cita-citanya terwujud.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun