Mohon tunggu...
Danan Wahyu Sumirat
Danan Wahyu Sumirat Mohon Tunggu... Buruh - Travel Blogger, Content Creator and Youtuber

blogger gemoy

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Tanjung Putus, Utusan Keindahan Tuhan

1 Juli 2012   15:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:22 3127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_198217" align="alignnone" width="600" caption="Pulau Tanjung Putus (sumber: dok.pribadi)"][/caption]

Keindahan di pelupuk mata tidak tampak, tapi keindahan di seberang lautan tampak. Ironis , terjadi bertahun-tahun ,  mengejar dunia bawah laut dari Sabang sampai Sulawesi. Namun wisata bahari di Lampung, tanah kelahiran, satupun belum saya jelajahi. Sabtu (16/6/2012), bersama Lampung Cinta Snorkling - komunitas pecinta wisata bahari - menyambangi salah satu pulau di Teluk Lampung. Perjalanan dimulai dari Bandar Lampung , 35 km menuju Pelabuhan Ketapang, Teluk Ratai, Kabupaten Pasawaran. Kapal warna-warni bersandar di pelabuhan kecil, Ketapang. Dengan cekatan nakoda membantu memindahkan barang ke kapal kecil berbentuk persegi, mengerucut di bagian depannya. Hanya enam penumpang saja yang mampu diangkut kapal berkekuatan dua tenaga kuda. Ada pilihan kapal lain, masyarakat setempat menyebutnya ketinting, namun kecepatannya hanya setengahnya saja. Deru suara motor berpacu dengan angin laut. Kapal kayu yang kami tumpangi melesat cepet sesekali lambungnya menumbuk air, benturannya mirip turbulensi pesawat. Tapi tak ada rasa takut, semuanya terganti dengan pesona pulau-pulau kecil di lautan biru. Pemandu kami, Bang Jay menunjukan pulau kecil terdekat pantai bernama Kelagian, terkenal spot memancing. Pulau Kelagian Kecil di sisi selatan, memiliki spot snorkling indah dengan terumbu masih terjaga. Memasuki Teluk Punduh , terlihat pulau dengan bangunan pondok kayu. Arsitektur rumah Lampung tradisional dengan sentuhan modern. Seperti foto resort mewah yang ada di katalog wisata. "Nah itu pulau Pahawang punya orang Jerman, tapi jarang dihuni pondoknya", kembali Bang Jay menjelaskan. Membuat rasa kagum semakin dalam. Kami bergerak semakin mendekati daratan, ternyata hanya menyusuri tepinya. Daratan semakin menjorok ke lautan membentuk lengkungan tanjung di ujung Teluk Punduh. Sesampai di ujung sebuah pulau nampak menghijau. Tanjung Putus, konon pulau ini bagian dari tanjung di selatan Teluk Punduh. Karena air laut naik terpisah dari daratan. Keindahan Bawah Laut Kapal menurunkan kami di pantai berpasir putih di Tanjung Putus. Satu persatu kami berenang ke tengah menikmati dunia bawah laut. Kira-kira 50 meter dari garis pantai, segerombolan ikan napoleon berbaur dengan ikan kepe melintas. Berikutnya yellow clownfish bersembunyi di balik anemon berwarna  putih. Tak lama berselang kawanan ikan klatak ikut melintas. Arus bawah semakin dingin, rasanya belum puas menikmati keindahan bawah laut. Sayapun berenang ke utara, menuju sebuah dermaga tempat kapal kami ditambatkan. Tiba-tiba sebuah mahluk panjang bergerak di bawah kaki. Saya kira itu ular laut, tapi ternyata ikan terompet (Aulostomus maculatus Valenciennes ). Begitu lengkap ekosistem bawah laut di Tanjung Putus. Rekan saya sempat menyaksikan penyu hijau berenang , tapi sayang tidak sempat diabadikan. Ketika akan mengakhiri sesi snorkling pertama, tampak ikan buntal seukuran lengan. Ternyata ikan ini cukup lamban bergerak, tetap diam ketika saya dekati. Siripnya kecil tidak sebanding tubuh besarnya sehingga sulit berenang. Ikan Narsis di Dermaga Tanjung Putus merupakan pulau berpenghuni, bangunan permanen berdiri di pinggir pantai. Kami duduk di sebuah dermaga kayu, menikmati makan siang dan istirahat sejenak. Ikan-ikan berenang di bawah dermaga seolah akrab menyapa. Sesekali berkumpul dan menyembul ke permukaan, menanti makanan jatuh. Hampir tidak tampak terumbu karang di bawah dermaga. Tapi kami tergoda untuk menceburkan ke dalamnya. Ratusan ikan narsis siap berfoto . Tanpa rasa takut mengerumuni manusia menanti remah roti. Ternyata ikan di sini memang dipelihara oleh pemilik cottage di dekat pantai. Tiap bulannya ikan-ikan ini menghabiskan 3 ton remah roti kering. Pesona Kapal Karam Setelah bertahun-tahun kapal karam biasanya ditumbuhi terumbu karang dan menjadi ekosistem baru bagi biota laut. Tapi bagaimana dengan yang baru? Berikutnya kami menuju kapal kayu karam di seberang dermaga. Hanya sebagian lambungnya saja yang tenggelam. Berlahan kapal kecil kami bergerak mendekati kapal karam, kami berhati-hati naik ke atasnya. Ketika sampai di depan , bagian tertinggi kapal, memandang ke bawah. Terumbu menyembul di antara biru jernih air. Binggo!! Dapat satu spot snorkling lagi. Tanpa menunggu lama kami kembali masuk ke air. Ikan di sini tidak sebesar di spot pertama, tapi terumbunya lebih beragam. Ikan kecil warna-warni menari indah di antara soft coral. Beberapa biota laut seperti clownfish, ikan terompet dan ikan buntal juga terlihat. Ikan buntal di sini coraknya unik seperti batik dan lebih pemalu. Karang yang terlalu dangkal terkadang menyulitkan saya untuk berenang. Apalagi di beberapa bagian terlihat bulu babi. Pilihan yang susah antara menginjak karang atau terkena bulu babi. Matahari mulai turun, saatnya kami harus mengakhiri keindahan hari ini. Kembali menuju daratan andalas, mengenang setiap sisi Tanjung putus. Mengukirnya di hati sebagai kekayaan alam Indonesia yang sayang untuk dilupakan. Rasanya hari ini sengaja Tuhan mengutus saya ke  Pulau Tanjung Putus. Menyadarkan betapa indahnya tanah kelahiran saya. Lampung. [caption id="attachment_198218" align="alignnone" width="600" caption="Pelabuhan Ketapang (sumber: dok.pribadi)"]

13411526831671871656
13411526831671871656
[/caption] [caption id="attachment_198249" align="alignnone" width="600" caption="kapal warna-warni (sumber: dok.pribadi)"]
1341157183251453109
1341157183251453109
[/caption] [caption id="attachment_198219" align="alignnone" width="600" caption="daratan di seberang Pulau Tanjung Putus (sumber: dok.pribadi)"]
134115284433268952
134115284433268952
[/caption] [caption id="attachment_198220" align="alignnone" width="600" caption="peta Tanjung Putus (sumber: http://wikimapia.org)"]
1341153044310155520
1341153044310155520
[/caption] [caption id="attachment_198221" align="alignnone" width="600" caption="bersiap-siap snorkling (sumber: dok.pribadi)"]
13411535941463435055
13411535941463435055
[/caption] [caption id="attachment_198222" align="alignnone" width="600" caption="rombongan ikan napoleon dan kepe (sumber: dok.pribadi)"]
13411537761479858385
13411537761479858385
[/caption] [caption id="attachment_198223" align="alignnone" width="600" caption="menikmati keindahan bawah laut Tanjung Putus (sumber: dok.pribadi)"]
13411540021901927285
13411540021901927285
[/caption] [caption id="attachment_198224" align="alignnone" width="600" caption="rombongan ikan klatak (sumber: dok.pribadi)"]
1341154487279664234
1341154487279664234
[/caption] [caption id="attachment_198226" align="alignnone" width="600" caption="ikan buntal bersirip kecil (sumber: dok.pribadi)"]
13411547471096300342
13411547471096300342
[/caption] [caption id="attachment_198227" align="alignnone" width="600" caption="yellow clownfish di antara anemon (sumber: dok.pribadi)"]
13411549811125891561
13411549811125891561
[/caption] [caption id="attachment_198229" align="alignnone" width="600" caption="ikan terompet (sumber: dok.pribadi)"]
13411551611231478707
13411551611231478707
[/caption] [caption id="attachment_198232" align="alignnone" width="600" caption="dermaga keci di Tanjung Putus (sumber: dok.pribadi)"]
13411553501333536827
13411553501333536827
[/caption] [caption id="attachment_198239" align="alignnone" width="600" caption="ikan narsis (kiri), hamparan terumbu (kanan)"]
1341155822331275073
1341155822331275073
[/caption] [caption id="attachment_198241" align="alignnone" width="600" caption="kapal karam (sumber: dok.pribadi)"]
1341155989928084936
1341155989928084936
[/caption] [caption id="attachment_198243" align="alignnone" width="600" caption="merapat, naik ke kapal karam (sumber: dok.pribadi)"]
13411561677738141
13411561677738141
[/caption] [caption id="attachment_198245" align="alignnone" width="600" caption="terumbu karang kapal karam (sumber: dok.pribadi)"]
13411563452075289743
13411563452075289743
[/caption] [caption id="attachment_198247" align="alignnone" width="600" caption="main bulu babi;ikan kecil dan soft coral ( sumber: dok.pribadi)"]
1341156556650821274
1341156556650821274
[/caption] [caption id="attachment_198248" align="alignnone" width="600" caption="ikan buntal motif batik (sumber: dok.pribadi)"]
13411569101995789125
13411569101995789125
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun