A. Pendahuluan
India, dengan kekayaan budayanya yang luar biasa dan lanskap yang mempesona, selalu menjadi tujuan menarik bagi wisatawan dari seluruh dunia. Namun, kasus kekerasan dan pelecehan seksual yang menonjol telah menimbulkan kekhawatiran, terutama bagi turis perempuan. Artikel ini akan membahas risiko yang dihadapi perempuan turis di India, langkah-langkah keamanan yang dapat diambil, serta data dan statistik terbaru untuk memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai situasi ini.
Pada 2018, pendapat Thomson Reuters Foundation menyatakan bahwa India adalah negara paling berbahaya bagi perempuan di dunia. Termasuk perempuan yang datang dari luar negeri, karena tingkat kekerasan seksual dan kerja paksa yang tinggi.
Survei tersebut melibatkan kurang lebih sekitar 550 pakar global yang berfokus pada masalah perempuan. Mereka adalah akademisi, profesional kesehatan, politisi, dan karyawan organisasi non-pemerintahan. Kesimpulan jajak pendapat ini hampir sama dengan survei yang dilakukan pada tahun 2011. Sebuah survei yang sudah lama dilakukan oleh para ahli menunjukkan bahwa India berada di antara lima negara yang paling berbahaya bagi perempuan.
Di negara Asia selatan ini, ada banyak kasus perkosaan. Menurut data pemerintah, terdapat 31.516 kasus perkosaan yang terjadi di India pada tahun 2023. Para pengamat bahkan menyatakan bahwa perempuan India diperkosa setiap 16 menit. Pada 2013, Undang-Undang tentang kekerasan seksual India sempat diperbarui.Â
Dalam aturan ini, pemerintah telah mengkriminalisasi penguntitan dan voyeurisme, menggandakan hukuman penjara bagi pemerkosa menjadi 20 tahun, dan menurunkan jangka waktu pengadilan untuk pelaku dari 18 menjadi 16 tahun. Namun para pengamat mengatakan bahwa aturan itu kurang efektif dan memberikan efek yang signifikan. Faktanya hingga sekarang masih berada di keadaan yang menghawatirkan.
B. Kasus-Kasus Terkenal dan Dampaknya
Salah satu kasus yang paling mengejutkan dunia adalah pemerkosaan brutal dan pembunuhan seorang mahasiswa di Delhi pada tahun 2012, yang dikenal sebagai kasus Nirbhaya. Insiden ini memicu gelombang protes dan mendorong perubahan signifikan dalam undang-undang India terkait kejahatan seksual. Perubahan ini termasuk pengetatan hukuman bagi pelaku kejahatan seksual dan pembentukan pengadilan cepat untuk kasus-kasus tersebut .
3. Data dan Statistik
 Menurut laporan dari National Crime Records Bureau (NCRB) India, ada peningkatan dalam pelaporan kejahatan terhadap perempuan setelah 2012, yang menunjukkan bahwa lebih banyak perempuan yang merasa cukup berani untuk melaporkan insiden tersebut. Namun, data juga menunjukkan bahwa pelecehan seksual tetap menjadi masalah yang signifikan. Pada tahun 2020, lebih dari 28.000 kasus pemerkosaan dilaporkan di India, dengan banyak lagi kasus yang diyakini tidak dilaporkan .
4. Kawasan Berisiko dan Aman
Tidak semua daerah di India memiliki tingkat risiko yang sama. Kota-kota besar seperti Delhi, Mumbai, dan Bangalore memiliki infrastruktur yang lebih baik dan biasanya lebih aman untuk turis perempuan, terutama di area yang ramai dan sering dikunjungi wisatawan. Namun, beberapa daerah pedesaan dan kota-kota kecil mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi karena kurangnya penerangan jalan dan kehadiran polisi yang terbatas .
5. Faktor Faktor yang mempengaruhiÂ
Pemerkosaan yang brutal di India dipengaruhi oleh berbagai faktor yang kompleks dan saling terkait. Berikut adalah beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap kejahatan seksual di India:
a. Norma Sosial dan Budaya
- Patriarki dan Gender Bias. Masyarakat India masih sangat dipengaruhi oleh sistem patriarki, di mana laki-laki sering dianggap lebih superior daripada perempuan. Hal ini menciptakan lingkungan di mana perempuan dianggap sebagai milik atau objek, yang dapat berkontribusi pada terjadinya kekerasan terhadap mereka.
- Stigma Terhadap Korban. Korban pemerkosaan seringkali menghadapi stigma sosial yang berat, yang dapat menghalangi mereka untuk melaporkan kejahatan dan mencari keadilan. Ketakutan akan stigma ini juga dapat mengurangi efek jera bagi pelaku.
b. Penegakan Hukum yang Lemah
- Kekurangan Sumber Daya. Kepolisian dan sistem peradilan sering kekurangan sumber daya dan pelatihan yang memadai untuk menangani kasus-kasus kekerasan seksual secara efektif. Ini dapat menyebabkan penundaan dalam penyelidikan dan penuntutan.
- Korupsi. Korupsi dalam penegakan hukum dapat menghalangi upaya untuk membawa pelaku ke pengadilan. Kasus di mana pelaku yang memiliki koneksi atau kekayaan dapat menghindari hukuman tidak jarang terjadi.
c. Ketidaksetaraan Ekonomi dan Pendidikan
- Kemiskinan dan Pengangguran. Tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran dapat menyebabkan frustasi dan ketidakpuasan, yang kadang-kadang diungkapkan melalui kekerasan.
- Kurangnya Pendidikan. Pendidikan yang buruk atau tidak merata, terutama mengenai isu-isu gender dan seksualitas, dapat mempengaruhi cara pandang individu terhadap perempuan dan hubungan gender.
d. Penggambaran Perempuan dalam Media
- Objektifikasi Perempuan. Media sering menggambarkan perempuan sebagai objek seksual, yang dapat memperkuat pandangan bahwa perempuan dapat diperlakukan dengan tidak hormat atau kekerasan.
- Kurangnya Representasi Positif. Kurangnya representasi positif perempuan dalam media juga dapat berkontribusi pada pandangan negatif terhadap mereka.
e. Kurangnya Pendidikan Seksual
- Pendidikan Seksual yang Terbatas. Banyak sekolah di India tidak memberikan pendidikan seksual yang memadai, yang mengakibatkan kurangnya pemahaman tentang persetujuan, hak-hak seksual, dan hubungan sehat.
f. Urbanisasi dan Perubahan Sosial
- Migrasi dan Urbanisasi Cepat. Perpindahan cepat ke kota-kota besar menciptakan tekanan sosial dan ekonomi yang dapat mempengaruhi perilaku. Perubahan sosial yang cepat ini kadang-kadang mengakibatkan pergesekan antara nilai-nilai tradisional dan modern.
- Anonimitas di Kota Besar. Kota-kota besar memberikan tingkat anonimitas yang lebih tinggi, yang kadang-kadang dapat mengurangi rasa tanggung jawab sosial dan memungkinkan pelaku merasa bisa lolos tanpa konsekuensi.
g. Ketiadaan Sistem Dukungan
- Kurangnya Dukungan untuk Korban. Sistem dukungan bagi korban kekerasan seksual, seperti konseling dan layanan kesehatan, sering kali tidak memadai. Ini dapat memperburuk trauma yang dialami korban dan menghambat proses pemulihan mereka.
6. Langkah-Langkah Keamanan untuk Turis Perempuan
a. Riset dan Perencanaan. Sebelum berangkat, pelajari tentang daerah yang akan dikunjungi. Forum wisata dan blog perjalanan sering kali memberikan informasi yang berguna tentang tempat-tempat yang aman dan yang harus dihindari.
b. Transportasi Aman. Gunakan layanan transportasi yang terpercaya. Aplikasi taksi seperti Uber dan Ola lebih disarankan dibandingkan transportasi umum pada malam hari.
c. Berpakaian Sopan. Mengenakan pakaian yang sopan dapat membantu mengurangi perhatian yang tidak diinginkan. Menghormati budaya lokal adalah salah satu cara untuk menjaga diri tetap aman.
d. Hindari Bepergian Sendirian di Malam Hari. Jika memungkinkan, hindari berjalan sendirian setelah gelap. Jika harus keluar, pastikan untuk berada di area yang ramai dan terang benderang.
e. Tetap Terhubung. Selalu beri tahu keluarga atau teman mengenai rencana perjalanan Anda dan perbarui mereka secara berkala.
f. Pelajari Nomor Darurat. Simpan nomor darurat lokal dan nomor kedutaan besar negara Anda di India. Nomor darurat polisi di India adalah 100.
7. Kesimpulan
Kasus pemerkosaan yang brutal di India adalah hasil dari kombinasi faktor sosial, ekonomi, budaya, dan kelembagaan. Mengatasi masalah ini memerlukan pendekatan yang komprehensif, termasuk reformasi hukum, pendidikan, peningkatan kesadaran masyarakat, dan penguatan sistem penegakan hukum serta dukungan bagi korban. Upaya berkelanjutan dari pemerintah, masyarakat sipil, dan komunitas internasional sangat diperlukan untuk membawa perubahan yang berarti dan menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi perempuan di India.
Meskipun ada risiko yang harus diperhatikan, banyak turis perempuan telah mengunjungi India dan menikmati pengalaman yang aman dan memuaskan. Dengan perencanaan yang matang dan kewaspadaan, risiko dapat diminimalkan. India terus bekerja untuk meningkatkan keselamatan bagi semua pengunjung, dan dengan pendekatan yang tepat, perjalanan Anda ke India dapat menjadi pengalaman yang tak terlupakan dan aman.
8. Referensi
- National Crime Records Bureau (NCRB)
- UN Women - Changing Laws for Women's Safety in India
- BBC News - India Rape: Number of Reported Cases
- Lonely Planet - Safety Tips for Women Traveling in India
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H