Mohon tunggu...
DANA NURIL IBAD
DANA NURIL IBAD Mohon Tunggu... Penulis - Suka Menulis

Manusia itu punya 4 jenis sifat yaitu : Api, Angin, Air, Tanah. Tinggal kita mau tingkatkan yang mana dari keempat sifat itu. Semua pilihan dan setiap orang punya pilihan masing-masing. Hargai saja pilihannya

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Buku Vs Gadget: Menelisik Minat Baca di Era Digital

17 Maret 2024   11:04 Diperbarui: 17 Maret 2024   11:25 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah kamu melihat perpustakaan yang sepi, atau toko buku yang sepi pengunjungnya belakangan ini? Apakah minat baca masyarakat sedang mengalami penurunan ? Yuk, kita bahas lebih lanjut tentang fenomena ini bersama sama!

Dulu, mungkin kita ingat betul bagaimana kita antusias mengunjungi perpustakaan atau toko buku, menikmati aroma khas buku baru, dan merasa senang saat menemukan judul-judul yang menarik. Namun, dengan pesatnya perkembangan teknologi dan maraknya gadget, minat baca sepertinya mulai meredup. Kalau pun ke Toko Buku dan beli Buku biasanya disertai kepentingan yang mengharuskan beli buku. Seperti mengerjakan Skripsi atau sejenisnya. 

Kemungkinan, para pembaca dan pecinta buku saat ini mulai beralih ke Buku Digital (E-Book) yang sudah tersedia banyak sekali di Internet. Karena alasan satu dan lain, mulai dari space time atau waktu luang yang kurang, atau butuh Effort yang lebih ketika akan berkunjung ke perpustakaan atau toko buku, sedangkan di Internet sudah disediakan begitu lengkapnya. 

FAKTOR - FAKTOR 

Ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab dari menurunnya minat baca ini. 

Pertama, tentu saja pesatnya perkembangan teknologi dan kehadiran gadget membuat banyak orang lebih tertarik pada konten digital. Buku fisik yang harus dibaca dengan teliti dan kesabaran mungkin terasa kalah seru dibandingkan dengan video singkat di media sosial atau game yang menantang.

Kedua, gaya hidup yang semakin sibuk juga menjadi faktor lain yang menyebabkan minat baca menurun. Banyak orang yang merasa tidak punya waktu luang untuk duduk tenang membaca buku di tengah kesibukan sehari-hari. Padahal, membaca bisa menjadi pelarian yang menyenangkan dan bermanfaat dari rutinitas yang monoton.

Ketiga, lingkungan. Sesuai dengan teori Behaviorisme yang berpandangan bahwa setiap orang dengan sikap dan tingkah lakunya yang berbeda-beda disebabkan karena lingkungan. Ketika lingkungan positif, maka ikut positif orang tersebut. begitu juga sebaliknya. Pada pembahasan menurunnya minat baca ini juga sangat berkaitan erat dengan lingkungan. Jika tak mampu aktif secara personal (demi menangkal sesuatu yang negatif dari sekitar), Ya nantinya akan ikut saja. 

Namun, meskipun minat baca menurun, bukan berarti semuanya buruk. Ada upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk membangkitkan kembali minat baca di masyarakat. Misalnya, pemerintah atau lembaga pendidikan dapat mengadakan kampanye literasi yang menarik, menggelar acara baca buku bersama, atau menghadirkan program-program menarik yang memperkenalkan keindahan membaca.

meskipun potretnya mungkin terlihat suram, masih ada harapan untuk mengembalikan minat membaca di tengah masyarakat. Upaya untuk mengedukasi dan mengkampanyekan pentingnya literasi bisa menjadi langkah awal yang sangat baik. Mengajak orang untuk kembali menikmati keindahan membaca buku, baik itu dalam bentuk fisik maupun digital, bisa menjadi investasi berharga untuk masa depan.

Selain itu, para pecinta buku pun memiliki peran penting dalam menjaga dan mengembangkan minat baca di masyarakat. Dengan berbagi cerita tentang pengalaman membaca yang menyenangkan, merekomendasikan buku-buku menarik, dan mengajak orang lain untuk ikut membaca, kita dapat membentuk lingkungan yang lebih literat dan penuh semangat membaca.

Lalu, Bagaimana dengan adanya Elektronik Book (E-Book)? 

Buku Elektronik dan Buku Cetak (Dictio Community.com)
Buku Elektronik dan Buku Cetak (Dictio Community.com)

Ini menarik. Kita diuntungkan dan patut bersyukur bahwa adanya percepatan teknologi digital ini mampu memberikan efek dan opsi kepada para pembaca yaitu Buku Elektronik. Jika dalam sudut pandang personal, Antara buku cetak dan digital, Secara nilai atau esensi adalah sama. buku cetak tidak kekurangan dan buku eletronik juga tidak mengurangi nilai atau esensi didalamnya. 

Bedanya adalah rasa dan kepuasan. Jika membaca melalui buku cetak, kita akan merasakan sensasi memasuki alam buku, merasakan hasil karya seseorang secara nyata memang memberikan sesuatu yang berbeda, juga merasa puas ketika bisa membaca secara utuh lalu diletakkan di rak buku. 

Beda dengan kita mengunduh buku eletronik. Keuntungannya sangat praktis sekali. kita bisa koleksi ratusan bahkan ribuan buku didalam HP atau laptop. Ketika membaca, tinggal klik dan baca. dimanapun, kapanpun, kita bisa membaca secara praktis. 

Jadi, meskipun tantangan terkait minat baca memang ada, bukan berarti kita harus menyerah begitu saja. Mari kita bersama-sama membangun budaya literasi yang kuat dan menginspirasi lebih banyak orang untuk jatuh cinta pada dunia membaca. 

sampai saat ini, dengan canggihnya teknologi dan percepatan yang ada didalamnya telah memberikan kita kemudahan untuk membaca, yaitu Buku Elektronik. 

Meskipun Perpustakaan sepi, Toko Buku pengunjungnya berkurang, tapi berharap semangat dalam membaca tidak berkurang sama sekali. 

Deepublish Store.com
Deepublish Store.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun