orang yang ingin selalu update kemana-mana ? Atau simpelnya pernah gak ketemu dengan dengan orang yang serba selfi sana sini, mengabadikan setiap momen?. cekrak-cekrek, edit, posting.Â
Apakah kamu pernah berjumpa denganYaa, Secara individualistik sih hal seperti itu merupakan wilayah mereka dan kebebasan dalam berekspresi merupakan hak yang sah dimiliki setiap orang. Tapi jika berlebihan bisa berbahaya juga. Lalu, Apa itu yang dimaksud dengan Narsistik ? jika dilihat sekilas mungkin mirip seperti itu. Tapi Narsistik itu level selanjutnya setelah Narsis itu sendiri.Â
Narsis itu identik dengan ekspresi lewat Foto atau Video, sedangkan Narsistik sudah berkembang menjadi sifat seseorang yang bisa saja membahayakan orang lain bahkan dirinya sendiri.Â
Beberapa Ahli mengartikan sifat Narsistik dengan berbagai macam pandangan. Seperti dalam jurnalnya Kristanto, dalam bukunya Davison "Psikologi Abnormal" dan Pandangannya Kartini Kartono dalam bukunya "Psikologi Umum".Â
Menurut Kristanto dalam Jurnalnya "Tingkat Kecenderungan Narsistik Pengguna Facebook" mengartikan bahwa Narsistik adalah keadaan dimana seseorang mencintai dirinya sendiri. Dalam keadaan tertentu, mencintai dirinya sendiri merupakan hal yang wajar, tapi bila berlebihan dan jika itu dianggap mengganggu orang lain ataupun dirinya sendiri, maka bisa dianggap suatu penyimpangan atau gangguan kepribadian. Â
Dikuatkan lagi dengan pendapat dari Davison melalui bukunya "Psikologi Abnormal" bahwa Narsistik adalah keadaan seseorang dengan "gangguan" kepribadian yang memiliki pandangan berlebihan tentang keunikan dan kemampuan diri mereka sendiri. Mereka hanya fokus pada berbagai fantasi kesuksesan yang besar dan ekspektasi tinggi. Mereka hanya menginginkan perhatian dan pemujaan berlebihan yang hampir tanpa henti. Mereka juga percaya bahwa mereka hanya dapat dipahami oleh orang-orang khusus atau memiliki status tinggi.
Sedangkan didalam buku "Psikologi Umum"nya Kartini Kartono mengatakan bahwa orang narsistik adalah cinta yang ekstrim, suatu faham yang mengharapkan diri sendiri sangat superior dan amal penting, timbul sifat extreme self importancy atau menganggap diri sendiri sebagai yang paling pandai, paling berkuasa, paling hebat, paling baik dan paling-paling yang lainnya.
Bayangkan dulu coba!. Menurut Davison Narsistik itu suatu gangguan kepribadian dan yang dimaksud mungkin keadaan yang sudah akut. dalam bahasa Psikologinya "Narcissistic Personality Disorder" (NPD). Tapi itu benar bisa terjadi ketika seseorang dalam suatu kelompok pertemanan atau bahasa sekarang circle lalu seseorang harus terlihat mendominasi plus superior, maka kira-kira gambaran sederhananya seperti itu.Â
Ciri-cirinya bagaimana seseorang bisa dikatakan Narsistik atau NPD tadi ? menurut Halodoc.com ciri-cirinya yaitu :Â
- Memiliki penilaian diri yang berlebihan terhadap diri sendiri dibandingkan dengan orang lain.
- Merasa istimewa
- Anda merasa cemburu terhadap orang lain dan merasa orang lain cemburu terhadap dirinya.
- melebih-lebihkan bakat dan prestasi sendiri.
- Memiliki perilaku yang arogan
- Memiliki keyakinan bahwa dia lebih baik daripada orang lainmerasa bahwa hanya orang-orang yang sama hebat yang akan mengerti hal yang dimaksud
- memiliki preokupasi atau pikiran yang dipenuhi dengan fantasi tentang kesuksesan, kekuasaan, kepandaian, kecantikan atau ketampanan, atau pasangan yang sempurna.
- selalu membutuhkan pujian dan pengakuan.
- Memanfaatkan orang lain untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
Faktor - Faktor yang mempengaruhi sifat Narsistik antara lain yaitu : Harga diri, Depresi, Kesepian, Perasaan Subjektif dan kurangnya sosialisasi.Â
Cara menanggulanginya bisa dengan berbagai macam antara lain :Â
- turunkan ego diri
- mulai belajar berempati dengan orang lain
- kurangi share pencapaian diri
- turunkan ekspektasiÂ
- belajar kepada orang yang serba kekurangan
- belajar low profile
- dan lain sebagainyaÂ
Jika diteruskan pembahasannya, potensi besar yang akan menimpa sifat Narsistik ini apakah bisa terjadi pada para public figure, artis, musisi, dan tokoh agama atau sejenisnya ? jawabannya bisa iya bisa tidak. Kembali lagi tergantung individunya. Jika bisa mengendalikan kepopulerannya, maka bagus. Artinya dia bisa mengendalikan keadaan luar dan keadaan dalam dirinya. Tapi ada juga keadaan yang menimpa mereka, seperti terbiasa dipuja, dikagumi, terkenal, viral dan sebagainya yang mana disaat tertentu mereka tidak bisa mengontrol dirinya dari keadaan lingkungannya hingga berbubahnya keadaan diri sendiri.Â
Lalu, yang lebih ditakutkan lagi adalah mereka yang tidak sadar akan keadaan dirinya bahwa mereka secara tidak langsung termasuk orang Narsistik. Enjoy aja kesana-kemari melakukan hal yang biasa mereka lakukan sedangkan mereka yakin jika sikapnya sudah benar dan normal menurutnya.Â
Oleh karena itu, mari kita belajar menjadi pribadi yang sederhana, Low Profile, lebih menghargai orang lain, tidak membedakan siapapun, dan yang pasti terus belajar menjadi pribadi yang lebih baik. Kita harus lebih banyak belajar tentang kebijaksanaan. Lebih banyak belajar kepada semua orang tentang cara menghadapi hidup dan cara menghadapi mati serta cara menghadapi kehidupan setelah kematian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H