Â
Kurang lebih sekitar 10 tahun terakhir, teknologi menjadi hal yang asyik diperbincangkan. Mulai dari teknologi pertanian, industri hingga teknologi rumah tangga yang terus digempur dalam rangka meringankan beban manusia.
Teknologi yang dikembangkan telah membantu pekerjaan manusia baik secara konvensional maupun yang bersifat pribadi.Â
Para perusahaan-perusahaan yang tengah fokus terus mengembangkan teknologi selalu berupaya penuh dalam pengembangan dan peningkatan teknologi.
Termasuk teknologi komunikasi yang berkembang dari masa ke masa. Mulai dari telepon kabel, telepon genggam, hingga berkembang menjadi smartphone.Â
Jika diperhatikan, perkembangan dan pembaharuan teknologi terus-menerus berjalan hingga saat ini. Bukan hanya alat komunikasi saja, Mulai dari alat transportasi, industri, hingga produk rumah tangga yang sudah mulai men-digital-kan diri. Semakin berkembang maka hasil yang diperoleh adalah kemudahan khususnya bagi manusia.Â
Khususnya, smartphone yang 20 tahun lalu kita masih asyik dengan telepon genggam kecil mungil dengan warna layar hitam putih. Fiturnya sederhana, sms dan telepon saja. Beberapa produser ada yang menyematkan radio di dalamnya.
Namun per tahun 2022 ini, berapa banyak model dan versi dari smartphone dari berbagai produser yang terus-menerus dari waktu ke waktu mengalami perubahan. Berbagai perusahaan memberikan opsi atau pilihan yang kompleks untuk konsumen, tergantung "barang" seperti apa yang diinginkan.
Poin utamanya adalah mau di-upgrade bagaimanapun, smartphone akan berguna dengan tepat ditangan penggunanya yang tepat pula. Smartphone ini bagaikan pisau bermata dua yang bisa digunakan melukai musuh tapi bisa juga melukai diri sendiri.
Faktanya, masih banyak para pengguna dengan menyalahgunakan fitur yang disuguhkan dalam smartphone dan mengakibatkan munculnya berbagai kasus hingga kriminal.
Smartphone sebagai perkembangan teknologi
Karena digitalisasi saat ini telah menyebar luas di berbagai jenis aktivitas manusia, maka manusia dalam beraktivitas cukup di dalam rumah karena semua kebutuhan sudah bisa terpenuhi. Digitalisasi yang merebah secara kompleks diberbagai sektor membuatÂ
Smartphone yang setiap saat memperbarui dirinya sendiri, saat ini menjadi benda yang sakral dari manusia bahkan melebihi buku cetak dan kitab suci agamanya. Bahkan ada fitur di dalam smartphone yang memfasilitasi seseorang untuk beribadah.
Karena fitur dalam smartphone dapat menerima berbagai aplikasi, maka kita dapat meng-install atau memasukkan aplikasi apa saja sesuai dengan keinginan kita sebagai pengguna.
Bisa juga menjadi sumber hiburan. Jika kita adalah orang yang introvert atau tertutup, kita bisa mencari hiburan di dalam smartphone, tentunya hiburan yang bersifat positif. Karena hiburan yang ada di smartphone, bisa di akses di manapun bahkan di tempat tidur. Bagi orang yang ekstrovert, kita bisa membagikan hiburan yang ada di smarphone kepada lingkungan sekitar.
Smartphone juga bisa mengakses berita yang up to date dari semua jenis berita dan efeknya kita akan kesulitan ketinggalan berita.Â
Bahkan, kita bisa menikmati keindahan di seluruh dunia dan segala informasi tentang jagad raya ini dengan smartphone. Semua tutorial, cara dan bimbingan ada di dalam smartphone.
Harusnya, efek dari kemajuan ini, seseorang tidak perlu khawatir akan soft skill rendah yang mungkin dimiliknya karena semua yang diperlukan untuk peningkatan itu ada di smartphone. Tergantung user/pengguna mengatur dan mengendalikan dengan baik atau tidak, pasalnya istilah 'mengendalikan' ini yang sekarang perlu di kaji ulang terkait pengendalian smartphone
Dan masih banyak lagi manfaat atas berkembangnya smartphone saat ini dan yang pasti semakin canggih.
Nomophobia dari smartphone
Nomophobia adalah kondisi cemas, takut dan khawatir jauh dari ponsel/smartphone. Banyak sekali studi atau penelitian yang telah meneliti penyakit ini.Â
Rasa-rasanya, setiap orang yang aktivitasnya bergantung dengan ponsel/smartphone akan merasakan ini entah gejalanya kelihatan atau tidak. Beberapa gejala yang umum dirasakan adalah:
- Cemas karena lupa membawa ponsel
- Sangat khawatir karena ponsel lupa menaruh di suatu tempat
- Stres dan gelisah ketika jaringan data atau wifi terhambat dan putus
- Penyesalan karena melewatkan kegiatan diakibatkan bermain dengan gadget
- Dan gejala-gejala sejenis sesuai dengan kondisi masing-masing
Pertanyaannya, bagaimana jika pekerjaan kita tergantung oleh internet? Kan pasti bingung karena jaringan data atau wifi lagi bermasalah?
Berarti ini termasuk kekurangan dari berkembangnya teknologi yang ternyata digitalisasi tidak semuanya berjalan dengan baik di semua bidang.Â
Pekerjaan-pekerjaan yang sudah pindah mengandalkan listrik dan internet akan sangat terganggu jika kedua hal itu bermasalah.
Pemberian ponsel kepada anak-anak juga menjadi permasalahan yang sampai saat ini masih terus dibincangkan di beberapa seminar.Â
Di satu sisi, beberapa sekolah maju menggunakan pembelajaran digital untuk peserta didik (khususnya selama pandemi), tapi disisi yang lain, karena anak anak telah menumbuhkan "keakraban" dengan ponsel, maka efeknya bisa berbuntut panjang setelah jam sekolah berakhir.
Apalagi pengembangan game di ponsel terus menerus dilakukan di mana itu berpengaruh jika anak-anak sudah kenal smartphone.Â
Akibat negatifnya, kita bisa dilihat di berbagai berita tentang anak-anak yang kecanduan ponsel baik karena game atau karena hal lainnya dan ujung-ujungnya kondisinya memprihatinkan jika mereka lepas dari ponsel.
Yang bisa mengatasi siapa? Ya pengguna sendiri-sendiri.Â
Jika anak-anak penggunanya? Ya orang tua yang berperan penuh mengawasi dan memantau aktivitas "digital" anak.
Lebih parah lagi bukan hanya game, melainkan jika anak-anak sudah bisa mengakses konten dewasa, dan sepertinya jarak atau pembatas antara konten non dewasa dengan konten dewasa sangat tipis.
Kelihatan dari cara bicara yang dipakai anak sehari-hari, baik itu terpengaruh langsung dari ponsel maupun dari temannya yang memberikan contoh tidak baik.Â
Mereka akan memakai bahasa dewasa yang sebenarnya saat dilihat dari umur, mereka belum pantas mengatakan itu apalagi bicara kotor dan sebagainya.
Kesimpulannya, teknologi itu baik dan hal-hal yang baik itu bukan hanya lewat teknologi. Asalkan teknologi dipergunakan dengan semestinya, niscaya akan memberikan dampak luar biasa bagi penggunanya. Juga sebaliknya jika dipergunakan dengan kurang baik, maka dampaknya juga akan luar biasa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI