Mohon tunggu...
Danang Hamid
Danang Hamid Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance, father of three and coffee

Voice Over Indonesia Talent, Radio, Father of three and Black coffee

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kedai Kopi, Ruang Diskusi & Obrolan Solutif

5 Oktober 2023   09:36 Diperbarui: 5 Oktober 2023   09:36 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saya kira orang perlu nongkrong, meskipun saya termasuk nu tara nongkrong. Kecuali kalau ada proyekan, tujuannya bisnis ya perlu banget," kata salah satu pengrajin yang pernah terkumpul di Jabar Juara ini.

Bicara nongkrong, menurutnya tergantung masing-masing individu dan memiliki tujuan berbeda pula, "Kan ada juga yang datang ke cafe atau kedai kopi cuma buat hura-hura, tapi banyak juga yang datang dengan tujuan bisnis," imbuhnya.

Hebatnya lagi, di lingkungan nongkrong ini pun mengalir bahasan-bahasan aktual, baik itu isu politik, ekonomi, budaya dan lain sebagainya yang pada akhirnya selalu menghasilkan sesuatu seperti peluang dan ilmu baru.

Walau demikian, terlalu banyak nongkrong pun bisa menguras budget bagi sebagian orang karena pengeluaran auto bertambah,

Fahmi, Kiri ( Dokpri)
Fahmi, Kiri ( Dokpri)
"Saya suka banget kerja di luar, nyari workspace yang nyaman dan ngasih inspirasi bagus buat mood kerja, tapi ya itu tadi. Budget pasti nambah,nongkrong kelamamaan tak cukup dengan segelas kopi, apalagi jika saya nongkrong sendiri sambil kerja, hampir tiap hari," kata Aliawan (45), karyawan swasta.

Namun, Teddy (32) Guru di salah satu Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Cisayong, mengatakan bahwa nongkrong bukan soal budgeting karena nongkrong adalah mencari Fun untuk bertemu kolega dan teman-temannya,

"Kalau masalah bajet kan relatif! Tapi, buat saya nongkrong itu perlu banget untuk melepaskan diri dari rutinitas weekday. Untuk hiburan yang lebih bermanfaatlah bersosialisasi dengan teman-teman." Kata dia. Dari sendirian di sebuah sudut ruangan kedai menjadi lebih dari satu, nampaknya perkara nongkrong ini pun berubah menjadi kegiatan kolektif.

Kedai Kopi Ruang Diskusi dan Berbagi

Tak kalah Sama Kaum Pria (Dokpri)
Tak kalah Sama Kaum Pria (Dokpri)
Pada suatu malam, di Batara Coffee perempatan Jalan Cisinga, Nyalindung, Kecamatan Sukaratu beberapa meja terisi penuh di mana anak-anak muda yang tergabung dalam Karang Taruna dan beberapa orang  lainnya adalah praktisi dunia pendidikan tampak duduk melingkar sambil berbicara serius menanggapi lawan bicaranya.

Sepertinya isu yang dibahas cukup menawan sesuai dengan passion mereka, bicara dunia pendidikan, kesejahteraan, peluang, UMKM dan ide-ide cemerlang. Sesekali tampak ada yang menyesap kopi hitamnya sambil manggut-manggut lalu tertawa dan menimpali obrolan.

Jelas sudah! Apa yang tadi disebutkan di atas bahwa hebatnya nongkrong di kedai kopi terdapat isu-isu aktual yang dibahas dan melahirkan sesuatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun