Kerajinan Golok/Logam
Roda bisnis di sentra kerajian golok dan perkakas logam di Kabupaten Tasikmalayaseperti di Rajapolah, Galonggong dan lain-lain sempat lesu imbas pandemi.
Beruntung bagi Mang Apuy di  Kampung Sarongge Desa Banyurasa Kecamatan Sukahening Kabupaten Tasikmalaya, seorang perajin logam yang kini sudah merambah digital marketing, sehingga mereka mampu bertahan dan roda perekonomian untuk keluarganya tetap bisa berputar dari kegiatannya mebnjadi perajinan golok.
"Saya ini bekas tukang ojek awalnya, cuma orang tua dulu kan pandai besi akhirnya sedikit banyak saya belajar dan mewarisi kemampuan orang tua dalam mengolah loham," kata Mang Apuy kepada kanal youtube Meditasik.
Tak disangka, ternyata perajin golok ini sudah lama melakukan aktivitas digital marketing dengan memanfaatkan kanal youtube yang ia beri nama Mang Apuy Chanel sehinggga bisa merambah pasar alat-alat tajam ini di seantero Indonesia. Bahkan ada yang memesannya dari luar negeri.Â
"Masalahnya terkendala pengiriman," kata Mang Apuy.
Untuk pembuatan video sederhana ia dibantu anak gadisnya dalam mengelola kanal youtube-nya yang jumlah subsriber dan jam tayangnya telah melampaui syarat untuk mengikuti YPP atau Youtube Partner Program.Â
Sebuah pencapaian yang luar biasa bagi chanel gurem seperti miliknya, mengingat susahnya mendapatkan 4000 jam tayang bagi sebuah video yang tampak biasa saja dengan tidak mengandalkan unsur ekstrim dan tanpa polesan. Misalnya, dalam salah satu tayangan video yang ia unggah ia hanya membagikan tips dan cara mengasah pisau/golok agar tetap tajam.
"Alhamdulillah, sudah monet (monetisasi), tapi saya nggak pernah lihat (hasilnya), biar aja jadi tabungan," kata Mang Apuy.Â
Anak Gadis Putus Sekolah
Dengan menggunakan HP saya berusaha memvideokan beberapa momen, namun tak berhasil merekam bagaimana sang pandai besi ini menempa per besi dan bahan-bahan logam lainnya dijadikan senjata tajam karena blower pemasok angin untuk api agar membara tergantung pasokan listrik yang sedang mati aliran.Â