Mohon tunggu...
Danang Hamid
Danang Hamid Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance, father of three and coffee

Voice Over Indonesia Talent, Radio, Father of three and Black coffee

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Upaya Universitas Majalengka untuk Peningkatan Produksi Kedelai di Luar Musim Penghujan

7 November 2022   18:00 Diperbarui: 7 November 2022   18:07 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Akademisi & Petani dalam sebuah Forum (Dokpri)

Salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan dari Asia Timur adalah kedelai. Menurut beberapa literartur yang berdasar pada peninggalan arkeologi, kedelai telah dibudidayakan sejak 3500 tahun yang lalu di Asia Timur. Dan kedelai putih diperkenalkan ke Nusantara oleh para pendatang dari Cina sejak maraknya perdagangan dengan Tiongkok, sementara kedelai hitam sudah dikenal lama orang penduduk setempat.

Penghasil kedelai utama dunia adalah Amerika Serikat meskipun kedelai praktis baru dibudidayakan masyarakat di luar Asia setelah 1910.

Kedelai yang merupakan sumber utama protein nabati dan minyak nabati dunia ini, di Indonesia biasanya dikonsumsi dalam bentuk tahu, susu, tempe, kecap dan lainnya dan banyak dibutuhkan masyarakat indonesia. 

Dengan demikian, kebutuhan akan kedelai di masyarakat Indonesia terus meningkat, akan tetapi hal ini tidak dibarengi dengan produksi di tanah air  yang menyebabkan kedelai di indonesia hanya tercukupi dari kegiatan impor yang dilakukan pemerintah.

"Untuk itu, kita perlu mengupayakan produksi (tanaman) kedelai di dalam negeri," kata civitas akademi Universitas Majalengka. 

Melalui Diseminasikan Teknologi Budidaya Tanaman Kedelai Di Musim Hujan kepada Petani Di Kabupaten Indramayu, Tim Pengabdian Universitas Majalengka berupaya melakukan peningkatan Produksi melalui penanaman kedelai di luar musim (musim hujan) dengan memanfaatkan lahan-lahan bekas perkebunan jati. maupun lahan-lahan tegalan menjadi salah satu upaya untuk peningkatan produksi. 

Dalam prakteknya, budi daya tanaman kedelai di musim hujan membutuhkan teknologi yang haraus diterapkan sehingga dampak negatif dari musim hujan tidak mengganggu pertumbuhan maupun hasil tanaman kedelai yang ditanam.

Akademisi & Petani dalam sebuah Forum (Dokpri)
Akademisi & Petani dalam sebuah Forum (Dokpri)
Fakultas Pertanian Universitas Majalengka dalam peta jalan penelitiannya memfokuskan menciptakan teknologi budidaya tanaman kedelai di musim hujan. 

"Kita fokus mengidentifikasi teknologi proses budidaya untuk diterapkan pada budidaya tanaman kedelai di musim hujan sejaktahun 2016 sampai sekarang" jelas ketua tim pengabdian kepada masyarakat Acep Atma Wijaya, S.P., M.P. dalam Kegiatan pengabdian kepada masayrakat yang dilaksanakan bersama Kelompok Tani Bantar Jaya Desa Sanca Kecamatan Gantar Kabupaten Indramayu sejak Agustus sampai November 2022. 

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat tersebut dibiayai oleh DRPM Kemendikbudristek tahun 2022 melalui skema Program Kemitraan Masyarakat, dilaksanakan dalam berbagai bentuk kegiatan diantaranya, Focus Group Discussion (FGD), Demonstrasi Plot (Demplot) dan kegiatan temu lapang dengan petani.

Pemanfaatan lahan bekas perkebunan jati dengan penanaman kedelai adalah salah satu tujuan dari kegiatan tersebut, selain Sosialisasi Teknologi Budi daya tanaman kedelai di musim hujan hasil penelitian akademisi Universitas Majalengka. 

Diketahui,tanaman kedelai juga sangat bermanfaat karena berpotensi menyuburkan tanah. Dalam satu musim tanam, kedelai menyumbang 44-485 kg N/ha, 7,6-22,5 kg/ha P2O5, 20,0- 92,6 kg/ha K2O, 25,4-51,4 kg/ha Ca yang berasal dari hasil dekomposisi daun, batang, dan akar tanaman kedelai (litbang.pertanian)

"Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada tim pengabdian kepada masyarakat Fakultas Pertanian Universitas Majalengka yang sudah mau membimbing dan membagikan ilmu terutama terkait teknologi budidaya tanaman kedelai pada musim hujan kepada petani-petani di kelompok tani Bantar Jaya untuk lebih mengoptimalkan penggunaan lahan yang dimiliki dengan menanam kedelai di musim hujan." jelas ketua kelompok tani Bapak Tjasma.

Pola Budidaya Kedelai

Kedelai dapat dibudidayakan di lahan sawah maupun lahan kering (ladang). Penanaman biasanya  dilakukan pada akhir musim penghujan, setelah panen padi. 

Pengerjaan tanah biasanya  minimal. Biji dimasukkan langsung pada lubang-lubang yang dibuat dengan berjarak 20- 30cm. 

Pemupukan dasar nitrogen dan fosfat diperlukan, namun setelah tanaman tumbuh penambahan nitrogen tidak memberikan keuntungan apa pun.

Lahan yang belum pernah ditanami kedelai dianjurkan diberi "starter" bakteri pengikat  nitrogen Bradyrhizobium japonicum untuk membantu pertumbuhan tanaman. 

Penugalan tanah  dilakukan pada saat tanaman remaja (fase vegetatif awal), sekaligus sebagai pembersihan dari  gulma dan tahap pemupukan fosfat kedua. 

Menjelang berbunga pemupukan kalium dianjurkan walaupun banyak petani yang mengabaikan untuk menghemat biaya. 

Teknologi budidaya tanaman kedelai pada musim hujan

Penggunaan kultivar yang adaptif pada musim hujan

Petakan dibuat bedengan dengan lebar 1,5 meter

Paritan  dibuat dalam dengan kedalaman 50 cm

Penggunaan pupuk hayati dan pupuk organic untuk menyeimbangkan ketersediaan unsur hara di dalam tanah

Jarak tanam yang digunakan 40 cm x 20 cm

"Teknologi yang sudah diteliti oleh tim pengabdian Fakultas Pertanian merupakan teknologi yang dapat diterapkan, yang dapat mendukung program pemerintah dalam meningkatkan produksi kedelai nasional menuju swasembada kedelai." ungkap penyuluh pertanian desa Sanca Kecamatan Gantar Kabupaten Indramayu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun