Nama Jiwenk sebetulnya telah mendunia sejak lama, Jiwenk adalah salah satu dari melimpahnya perupa Indonesia yang namanya sudah dikenal di mancanegara, karyanya pun sering mondar-mandir di pameran lukis internasional, salahsatunya pada International Caricature Exhibition 2017 silam, di Balai Seni Lukis Klantan, Malaysia bersanding dengan karya para perupa mancanegara lainnya.
Sejak memiliki hobi melukis, talentanya terlahir dan secara otomatis ia belajar otodidak mengeksplorasi kemampuannya sendiri,
 "saya sering baca komik wayang RA.Kosasih, super heroes dan serial Marvell. Dari situ saya sering menggambar figur orang atau tokoh komik," kata dia.
Jiwenk yang lebih  tertarik  menggambar figur beralasan bahwa dirinya  lebih suka figur orang dibandingkan melukis gambar dengan objek yang lain, karena ada karakter yang diselami. "Ingin membedakan kartun dengan karikatur. Ternyata, memang beda!".
***
Siapa yang memberikan influence terhadap karya Anda?
"Begini, awalnya di facebook saya melihat karya karikatur orang singapur yang menurut saya menarik, karyanya cukup aneh dan sangat berkarakter, dari situ saya ikut gabung dengan komunitas pelukis eropa, kemudian saya cari-cari video di youtube mempelajari karya orang. Bisa dibilang youtube guru saya (tertawa). Tahun 2011 saya ikut kontes yang digagas Jaya Suprana dan Pakarti (Persatuan Kartunis Indonesia) organisasi kartun nasional dan alhamdulillah, saat itu saya masuk 15 besar".
Karya lukis Anda termasuk jenis aliran seni lukis apa?
"Karikatur itu surealis, tapi sekali lagi tolong dibedakan antara karikatur dan kartun, simple sih! Jangan melihat karikatur sebagai sebuah ejekan atau hinaan, ini karya seni yang jenaka, kan waktu itu awalnya karikatur ada karena para pelukis berkumpul dan saling menggambar satu sama lain menurut imajinasi mereka masing-masing, bukan sebuah ejekan, hanya keisengan saling menggambar.
Kasus Charlie Hebdo misalnya, dia gambar gitu, itu kan menurut mereka! harusnya kita (muslim) tidak tersinggung karena menurut saya, justru dengan tersinggung seolah-olah membenarkan begitulah rupanya.