Mohon tunggu...
Danang Hamid
Danang Hamid Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance, father of three and coffee

Voice Over Indonesia Talent, Radio, Father of three and Black coffee

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Road to Harvest, Manis Kopi di Ujung Lidah

22 Maret 2019   15:55 Diperbarui: 25 Maret 2019   16:56 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hutan penopang kehidupan (Dokpri)

"Tapi jika kopi sudah tumbuh besar dan berumur seperti sekarang, otomatis lahan juga menjadi rimbun. Ruang kosong menjadi rapat oleh kopi," lanjutnya.

Dengan begitu potensi para petani untuk berbuat nakal tidak ada lagi, dan hutan akan semakin hijau dengan tanaman yang bisa memberikan nilai lebih bagi masyarakat desa hutan.

Menjadi petani kopi bagi Sandut dan Abah Dudung adalah respek terhadap alam. Mereka menyadari dirinya sebagai masyarakat desa hutan memiliki tanggung jawab yang sama dalam mengelola kawasan hutan. Selain mengambil manfaat, mereka juga perlu melestarikannya. Terlebih hingga tahun 2016 di kawasan tersebut masih sering terjadi kebakaran lahan akibat terbakarnya lahan.

"Lahan terbakar itu akibat kepanasan, cuaca dan iklim yang ekstrem, dari kawah juga kan bisa jadi pemantik api. Tapi di seberang itu yang masuk Kabupaten Garut, ladang-ladang palawija sekarang sudah mulai ditanami kopi juga," terang Andi Saputra (49) petugas Perhutani Kabupaten Tasikmalaya.

Kopi-kopi Karaha, kini sudah tumbuh subur dan berbuah lebat. Jerih payah petani selama ini akan terganti dengan manisnya rasa kopi di ujung lidah. Dua-tiga tahun bukanlah waktu yang sebentar dalam berupaya tetapi dengan menanam hari ini. Paling tidak, ada saat di mana kita akan memetik hasilnya. Plant something now, you will harvest later!

Dokpri
Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun