Miskin Platform
Pembangunan Bandara Kertajati Majalengka dan dibukanya Lanud Cibeureum Tasikmalaya menjadi Bandara Komersil, membuat Pemda dan masyarakat di Priangan harus berpikir bagaimana menyediakan daerah tujuan yang menarik, berkarakter, khas dan unik yang memiliki daya jual, Â mampu bersaing dengan daerah lain yang sudah lebih dulu menyediakan platform, entah sebagai smart city, daerah tujuan wisata, pusat kebudayaan dan lain-lain.
"Terus terang, Kabupaten tasikmalaya ini adalah yang paling tertinggal di Priangan Timur," tutur Safari, untuk itu Safari rajin menyambangi berbagai komunitas untuk mendengarkan aspirasi, terjun ke lapangan mengenali potensi dan berkomunikasi dengan berbagai elemen masyarakat agar mampu mengembangkan potensi daerah sehingga mampu mengejar ketertinggalan dari daerah lain.
Meski demikian, dari dialog yang disampaikan Kang Ucu sesepuh pemuda Desa Linggajati berharap masing-masing sektor berjalan di jalurnya dan fokus pada garapan utamanya, apapun yang akan dilakukan oleh para pemegang keputusan, masyarakat siap men-support dengan sebaiknya, asalkan tidak hanya sekedar wacana namun ada kelanjutannya dan berakhir pada tahap realisasi."Tapi saya setuju, nanti tentu ada integrasi dari masing-masing sektor dan bekerjasama" kata dia.
Persoalannya, sudahkah masing-masing daerah menyediakan platform ketika infrastruktur dibangun  besar-besaran dan sudah siapkah kita melayani kunjungan? "Gini pak, saya akhirnya batal membawa tamu dari luar negeri ketika disurvey ternyata di kanan-kiri tangga gunung Galunggung banyak sampahnya" cerita salah seorang yang hadir dalam dialog Sabililungan Metik Kopi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H