Mohon tunggu...
Danang Hamid
Danang Hamid Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance, father of three and coffee

Voice Over Indonesia Talent, Radio, Father of three and Black coffee

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Novian Abdurahman: Kabupaten Jampang Optimis Terwujud

5 Februari 2018   11:07 Diperbarui: 6 Februari 2018   09:43 1568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu aktivitas untuk Kabupaten Jampang Ngawujud (Photo: U'Said Qurthuby U'said )

Setali tiga uang Dadang (42) salah seorang warga Pajampangan yang kini bekerja di Jakarta mengamini, menurutnya Jampang tak akan bisa maju jika tak diberi kesempatan mengurus daerahnya,"Kabupaten Sukabumi terlalu luas, teu kaurus lembur urang mah," kata dia.

Salah satu aktivitas untuk Kabupaten Jampang Ngawujud (Photo: U'Said Qurthuby U'said )
Salah satu aktivitas untuk Kabupaten Jampang Ngawujud (Photo: U'Said Qurthuby U'said )
Ada beragam perspektif yang melandasi gagasan pemekaran Kabupaten Sukabumi, diantaranya predikat sebagai salah satu kabupaten tertinggal di Jawa Barat (Predikat ini baru dicabut tahun lalu), dan bagi Sukabumi permasalahan yang telah lama muncul adalah ketertinggalan dari daerah lainnya di berbagai bidang, hal ini dapat dilihat dari ketimpangan pemerataan pembangunan yang terjadi antara wilayah utara dan selatan Sukabumi.

Ketimpangan itu bisa dilihat baik dari segi ekonomi, pendidikan, sosial budaya, sarana infrastruktur dan lain sebagainya (Republika on-line, 15/3/2007) selain faktor nggak keurus karena saking luasnya.

Faktor luas wilayah Kabupaten Sukabumi yang mencapai 416.404 hektare merupakan daerah terluas se-Jawa dan Bali dengan adanya 47 kecamatan, 349 desa dan 3 kelurahan, serta jumlah penduduk 2.276.836 jiwa (data 2006) adalah alasan kurang optimalnya roda pemerintahan dalam peningkatan kesejahteraan rakyat. 

Bahkan, banyaknya potensi baik sumber daya alam yang belum optimal dimanfaatkan. Jauhnya pusat pemerintahan di Palabuhanratu dalam melayani warganya di berbagai kecamatan, juga merupakan beberapa faktor pemicu lain rendahnya kesejahteraan warga di daerah pinggiran, khususnya Sukabumi Selatan

Kabupaten Sukabumi selama ini merupakan daerah pertanian, perkebunan dan wisata, lambat laun berkembang menjadi daerah industri terutama di bagian utara, puluhan pabrik-pabrik besar satu persatu berdiri, tetapi tidak dibarengi dengan kebijakan yang menguntungkan semua pihak dari pemda setempat, misalnya akibat tata ruang atau pendirian pabrik pada lokasi yang kurang tepat berakibat kesemrawutan traffic di jalan raya setiap harinya, macet  Sukabumi mulai dilabeli jalur neraka! Dan dari asfek tata ruang serta perijinan pun juga terjadi kesemrawutan, misalnya merubah fungsi lahan dengan tidak semestinya, tanah yang sangat cocok untuk pertanian malah berubah menjadi pabrik, meski Sukabumi memiliki banyak lahan subur hal ini akan berdampak fatal bila terus dibiarkan.

"Pengaturan daerah industri memang terlambat maka pertumbuhannya jadi kacau, sedikit banyak memberikan dampak buruk bagi wilayah lainnya, ada yang diperhatikan ada yang terabaikan," imbuhnya.

"Pertanyaannya, siapkah masyarakat mengembangkan diri dan daerahnya? dibangun untuk masyarakatnya, supaya aman dan nyaman untuk ditinggali, bukan jadi ladang eksportir TKI," tanya Novian mengusik ingatan perihal Kabupaten Sukabumi selama ini terlanjur dikenal sebagai pemasok TKI/TKW ke berbagai negara dalam jumlah yang signifikan.

Cukup siapkah semua elemen masyarakat Pajampangan jika terbentuk DOB yang bernama Kabupaten Jampang?

"Siap gak siap harus siap. Kalau tidak, hasil buminya di rampok terus. Liat pasir besi disedotin tiap hari sama pengusaha China atau Korea apa ada yang tahu? Mengapa tidak ada yang tahu? Karena terlena sama pembangunan yang semu."

Novian juga menyinggung masalah kepemimpinan, mengapa tujuan pembangunan di sebagian wilayah Kabupaten Sukabumi  tidak tercapai? Menurutnya hal tersebut tak lepas dari masalah kepemimpinan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun