Saya yakin, pertanyaan itu muncul dibenak masyarakat. Entah sedikit atau banyak orang yang bertanya. Tapi barangkali, itulah salah satu bentuk kepedulian rakyat. Mereka khawatir, jangan-jangan Pemerintah tidak mampu kendalikan penyebaran Covid-19 atau lebih buruk lagi, Pemerintah serampangan tak mempunyai strategi dalam menangani wabah ini.
Pemerintah, disemua tingkatan (pusat dan daerah), jangan baper dengan anggapan itu. Tak perlu kebakaran jenggot, sibuk mengklarifikasi dan ujungnya habiskan energi. Just keep d'faith! Fokus dan yakin bahwa seluruh daya upaya bersama-sama dikerahkan guna melawan Covid-19.
"Saya akan menggerakkan semua kekuatan pemerintah dan negara dan bangsa untuk mengatasi kesulitan ini, baik permasalahan kesehatan dan sosial-ekonomi yang mengikutinya,"Â ujar Presiden dalam jumpa pers melalui video streaming, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (20/3).
Saya kutip pernyataan Presiden di atas untuk mengingatkan dan menguatkan soliditas kita semua bahwa Pemerintah serius. Tugas kita sebagai warga adalah membantu sesuai kemampuan kita masing-masing. Yang paling gampang, kirim doa dan patuhi anjuran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan jaga jarak.
Lalu, apa yang sudah dilakukan Pemerintah?
Banyak! walau diakui masih ada kekurangan di sana sini. Itulah yang terus diupayakan diperbaiki. Apakah itu berarti tidak siap? Tergantung perspektif. Orang bisa saja menganggap hal itu itu sebagai ketidaksiapan.Â
Tapi beranggapan seperti itu sebaiknya dibarengi kesadaran bahwa disaat bersamaan, ada juga orang yang menyebut itu sebagai kehati-hatian, kecermatan, dan perbaikan kebijakan. Jadi tak ada yang absolut, paling benar! Jika masing-masing menyadari itu maka beres, sejatinya semua ingin yang terbaik.
Dalam pengantarnya saat briefing dengan media pada 25 Maret 2020, Dirjen WHO menyebut 6 langkah kunci yang harus dilakukan negara setelah mereka mampu mengupayakan 'kesempatan kedua'. Kok 'kesempatan kedua', maksudnya?Â
Jadi negara-negara yang berhasil terapkan pembatasan gerak masyarakat, mereka disebut telah mendapatkan "kesempatan kedua". Kesempatan kedua untuk apa?Â
Untuk melawan dan hilangkan Covid-19. Jadi asumsinya, negara yang gagal melakukan gerakan jaga jarak/PSBB, diasumsikan gagal mengurangi penyebaran Covid-19.
Iseng, saya coba kumpulkan informasi apa saja sih yang sudah dikerjakan Pemerintah menghadapi wabah Covid-19 ini? Dan benar, banyak. Ada yang terekspose, tapi tak sedikit juga yang tidak diketahui atau tak disadari oleh publik. Apa saja yang disarankan WHO? Dan apa saja yang telah dilakukan Pemerintah? Silakan baca :