Mohon tunggu...
Agustinus Danang Setyawan
Agustinus Danang Setyawan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Vortiter In Re, Sauviter In Modo || Teguh dalam Prinsip, Lentur dalam Cara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berbudaya ala Medsos: Mendekatkan yang Jauh, Menjauhkan yang Dekat

15 April 2021   01:23 Diperbarui: 15 April 2021   01:39 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Coba banyangkan, bagaimana bisa ia mampu nyaman dengan orang yang nun jauh di sana, tetapi dengan orang di dekatnya seakan tak berarti apa-apa. Budaya baru ini lambat laun pasti meracuni sebuah tatanan sosial yang selama ini sudah terakomodasi dengan baik. 

Budaya sosial menjadi budaya asosial. Kebiasaan salah ini lambat laun akan menjdi 'kebenaran' jika tidak segera dikoreksi oleh siempunya zaman. Keterlenaan ini memunculkan konflik di antara tatanan sosial yang sudah terbentuk. Konflik yang muncul sebagai anonim di ranah netizen, akhirnya juga mampu berekspansi ke ranah dunia nyata. 

Orang menjadi rancu, antara membawakan dirinya sebagai seorang anonim atau pribadi yang nyata. Kegamangan inilah yang memunculkan problematika sosial yang lainnya. Di awal penulis mengatakan, anonimitas sebagai sebab sekaligus akibat dari munculnya tata pola kehidupan dalam masayarakat.

Keterasingan dengan dirinya itu tampak ketika ia tidak mampu mengontrol dirinya ketika menggunakan media sosial. Media sosial yang sejatinya menjadi sekedar sarana, tetapi pada saat yang sama menjebak sesorang pada taraf kecanduan (adicted).

Generasi muda saat ini berada pada taraf kecanduan media sosial. Dan ini adalah sebuah tanda bahaya bagi tatanan kehidupan bermasyarakat. Tatanan kebudayaan yang baik akhirnya terdobrak rusak oleh pola-pola kehidupan baru yang instan, suka mencari jalan pintas, dan sekedar mencari kepraktisan belaka.

  

Kesimpulan: Tuan bukan Hamba Media Masa

Media sosial telah memberikan ruang gerak untuk berkembang dan berinovasi. Cara pandang dan sikap yang tepat akan menjadikan diri manusia 'Tuan' dan bukan 'Hamba' media masa. Menjadi tuan berarti saya mampu membudayakan diri saya untuk memiliki kekritisan dan kemampuan bersosial yang baik.

Media masa bukan sarana yang membelenggu atau penggganti relasi nyata antar individu. Berelasi berari menghadirkan seluruh dirinya (: karakter, perhatian, emosi, dll) untuk orang yang ada di sekitarnya. Media masa adalah salah satu sarana yang memungkinkan manusia tetap mampu berkomunikasi dengan yang lain, tanpa menafikkan mereka yang ada di dekatnya.

Media masa adalah momentum untuk mejadikan seseorang lebih bermartabat di hadapanan sesamanya. Inilah kebudayaan yang bebasis IT. Manusia semakin mampu membudaya dan membawakan diri lebih baik.

Perkembangan teknologi adalah suatu kepastian sedangakan berbudaya adalah sebuah pilihan hidup pribadi. Apakah kita menjadi tuan atau hamba teknologi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun