Mohon tunggu...
Dan Jr
Dan Jr Mohon Tunggu... Lainnya - None

私の人生で虹にならないでください、私は黒が好きです

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Creme Brulee

8 April 2022   21:00 Diperbarui: 8 April 2022   21:00 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jujur saja, saat pertama kali telepon itu berdering, aku sudah merasakan sesuatu akan terjadi. Setelah nyaris enam tahun lamanya, aku bahkan tidak tahu kalau pria yang akan menelpon itu masih menyimpan nomor ponselku. 

Namun, ketika sudah tak ada tempat berkilah, aku memutuskan untuk menjawabnya kali ini. Bagaimanapun, dia mungkin sedang akan bertanya tentang seseorang, atau justru memberi kabar tentang orang itu.

“Adam…” suara dari balik sana terdengar parau.

Reinhard tidak perlu melanjutkan ucapannya. Aku sudah tahu.

Pagi masih terlalu buta untuk menyetir sendirian, belum lagi mengingat aku yang belum terlelap semalaman. Tapi, aku tidak akan menghentikan keinginan untuk dapat menyaksikan secara langsung sebuah kepergian. Aku tidak mau menjadi orang terakhir yang ada disana, seperti bodoh yang tak diinginkan.

Ketika sampai d irumah Adam, aku merasakan jiwa yang padam. Mereka menatapiku dengan penuh curiga, hari - hari terakhirnya, hanya ada aku yang berada di kota yang sama dengannya. 

Mungkin mereka berpikir, Adam mengatakan sesuatu kepadaku sebelum keputusannya. Mungkin mereka mengira, aku adalah alasan Adam mengakhiri hidupnya. 

Tentu saja keliru, aku bahkan sudah tidak benar - benar mengontak pria itu setelah pertemuan kami tiga tahun lalu.

Saat Adam kembali padaku dengan seorang pria yang digandengnya dalam hangat cumbu. Pria yang aku tahu ditemukannya setelah aku memberi pengumuman tentang pernikahan, dan meninggalkannya dalam sendu. 

Pernikahan itu sendiri akhirnya kandas bahkan sebelum aku benar - benar menjadi seorang suami yang dirindu. Namun, aku tidak pula hendak mencampuri Adam dan pria barunya dan menjadi pengganggu.

Namanya, Romeo. Aku sudah menghubunginya dalam perjalanan menuju rumah ini tadi.

***

Dia bagaikan Crème Brulee, hidangan penutup asal Prancis yang begitu menggoda. Tampak gosong dipermukaan, namun ada kenikmatan bahkan dalam sendokan pertama. Hidupnya tidak semulus cerita para raja, tidak pula seindah arca peninggalan mereka. Dihempas takdir yang tak kunjung memberi bahagia, satu - satunya yang diinginkannya adalah memberikan cinta.

Aku tidak keliru ketika aku mengatakan yang dia inginkan hanyalah memberi cinta. Adam, selama bersamaku tidak pernah menuntut apapun seperti yang diinginkannya. Meski pernah diberi luka, dia dengan cepat mengizinkan maaf keluar dari mulutnya. Bahkan ketika aku memutuskan untuk menikah dengan seorang wanita. Adam mengatakan, selamanya aku adalah adik baginya.

Dia adalah patah yang terkoyak, remuk yang tak pernah lelah. Aku kurang beruntung, mendapatkannya cintanya sebagai kekasih hanya dalam hitungan bulan, norma dan etika, memburuku dalam gelisah. Tapi, Adam tidak menyerah. Meski aku yang seringkali berujar dan akhirnya berbuat salah, dia memilih untuk memberi kata terserah.

Dia tidak menginginkan pertengkaran, dia tidak memiliki sebuah kebencian. Katanya, rasa benci itu sudah tumpah semua kepada seseorang dalam masa lalu, seseorang yang menggiringnya pada kegelapan. Adalah sepupunya, yang memberikan cerita kelam. Membuatnya tidak pernah hilang dari dendam masa silam.

***

Tangisku belum padam, ketika Romeo akhirnya hadir dengan duka mendalam. Dipeluknya tubuh Adam yang sudah tidak bernyawa, cukup lama, terlalu lama, namun pria itu tidak akan pernah kembali pada kehidupan. Matanya merah, seperti aku, dia sedang menanti seseorang untuk lampiaskan amarah.

1. Sudah Selesai

2. Yang Aku Tahu

3. Pria Ini, Sebuah Tragedi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun