Mohon tunggu...
Dan Jr
Dan Jr Mohon Tunggu... Lainnya - None

私の人生で虹にならないでください、私は黒が好きです

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bung Karno dan Putin dalam Politik Internasional Amerika

28 Maret 2022   22:55 Diperbarui: 28 Maret 2022   23:33 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: medcom.id

IMF tentu saja gerah dengan rencana ini, sehingga diciptakanlah kondisi yang memaksa Soeharto untuk copot dari jabatan yang pernah dihadiahkan kepadanya itu.

Mengapa Amerika Sangat Anti Soekarno?

Siapapun yang telah membaca sejarah geopolitik paska perang dunia II, pasti dapat menjawab pertanyaan ini dengan mudah. Indonesia sebagai negara pertama yang memproklamirkan diri sebagai negara berdaulat setelah perang dunia II berakhir berubah menjadi ancaman bagi dunia barat.

Memprakarsai gerakan Non - Blok, membangun sebuah organisasi diluar PBB yaitu KAA yang nyatanya adalah organisasi kedua terbesar didunia saat ini. Menunjukkan Indonesia sedang bermetamorfosa menjadi kekuatan baru selain Amerika Serikat dan Uni Soviet kala itu.

Sikap Bung Karno yang seringkali konfrontatif terhadap Barat dan justru mesra dengan kawan - kawannya dari Timur seperti USSR dan China membuat cemas Amerika dan sekutunya. Dan yang paling mengerikan, adalah ketika pada Januari 1965, Bung Karno memutuskan Indonesia untuk keluar dari PBB, atas sikap menolak Malaysia yang kala itu dipilih sebagai anggota Dewan Keamanan tidak tetap PBB.

Tidak sampai disana, Bung Karno juga menginisiasi terbentuknya organisasi tandingan PBB. Conefo adalah organisasi yang memerahkan kuping Negara barat itu. Pada dasarnya, Conefo dibentuk bukan hanya karena aksi penolakan Indonesia terhadap Malaysia.

Lebih daripada itu, ini adalah sebuah manifestasi muwujudkan gerakan non blok yang sudah digaungkan sejak 1955. Negara yang sepakat ikut dalam Confeo adalah Korea Utara, China dan Vietnam Utara. Tiga negara tersebut, nyaris tidak dapat disentuh oleh Amerika hingga saat ini. Gedung MPR saat ini adalah saksi bisu, perlawanan Bung Karno terhadap PBB. Sedianya, kalau saja kepemimpinannya tidak digerogoti, Bung Karno mempersiapkan Gedung yang kini digunakan oleh para wakil rakyat kita itu, sebagai markas Conefo.

Dibidang olah raga, Bung Karno membuat tandingan Olimpiade, yaitu Ganefo. Mendapatkan kritikan pedas dari komite olimpiade internasional,  kenyataannya Ganefo berhasil dilakukan sebanyak dua kali sejak terbentuknya.

Kalau saja Conefo dan Ganefo berhasil kala itu. Bukan tidak mungkin Indonesia sudah lebih dulu menjadi pesaing utama Amerika Serikat disamping Uni Soviet (Sekarang Rusia) sebelum China berkembang seperti saat ini.

Biden Berharap Putin Lengser

Reaksi terbaru Presiden Joe Biden terhadap aksi Rusia di Ukraina adalah dengan menyebut Putin sebagai dictator. Lebih lanjut, Biden mengungkapkan bahwa Putin seharusnya segera dilengserkan dari jabatannya. 

Berikutnya, untuk mengambil hati para warga negara Rusia, Biden mengungkapkan bahwa dirinya dan Amerika Serikat tidak sedang berperang melawan Warga Rusia. Biden mencintai warga Rusia, dan oleh karena cinta itu, mantan wakil presiden Obama itu tidak ingin agar mereka tertindas oleh keberadaan Putin.

Politik pecah belah antara rakyat dan pemimpin yang dilakukan oleh Amerika Serikat ini mengingatkan kita pada Indonesia puluhan tahun lalu. Kemudian pada Irak dan Libia. Pemimpin kedua negara itu dicopot secara paksa oleh rakyat atas persuasi dari Amerika Serikat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun