Mohon tunggu...
Dan Jr
Dan Jr Mohon Tunggu... Lainnya - None

私の人生で虹にならないでください、私は黒が好きです

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Would You?

15 Maret 2022   00:45 Diperbarui: 15 Maret 2022   01:55 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dirogohnya sesuatu dari saku celana jeansnya. Sesuatu yang sudah berada disana, sejak Adam dan Romeo masih berada di Jakarta, kemarin. Adam menyadari, semua mata sedang menanti, semua telinga sedang ingin mendengar. Adam berhasil meraih barang itu. Digenggamnya. Tangannya diletakkannya ditas meja.

"sebenarnya..." kata Adam mengumpulkan keberanian. Tapi Romeo sendiri sudah menantangnya tadi saat percakapan di ruang keluarga. Adam tidak akan mundur kali ini.

"Would you accept me as your partner, to going through happiness and sadness, health and sick, for the rest of our life" kata Adam akhirnya menatap Romeo penuh harap, membuka genggaman tangannya dengan sebuah cincin perak disana. "With your family permission of course" katanya lagi menatap pada seluruh anggota keluarga yang ada disana.

Laura dan Kimmy mengangguk gemas. Sedangkan Diana menyandarkan kepalanya pada Hendra tak kuasa menatap kemanisan suasana itu. Amira, tangannya bersedekap, berharap jawaban yang akan diperdengarkan anaknya. Tombak, tidak percaya apa yang baru saja didengarnya. Sedangkan Doni, mengetuk -- ketukkan sendoknya pada gelas, tidak sabar menanti.

"ayah ini apa sih?" bisik Amira yang menganggap tingkah suaminya menganggu suasana tersebut.

"Romeo jawabnya lama banget..." Doni membela diri "ayah udah laper"

"Would you?" tatapan Adam kembali pada mata Romeo, yang kini basah menatap keberaniannya berbicara seperi itu dihadapan seluruh keluarga.

"iya..." jawab Romeo terbata, menyerahkan jari manis kanannya untuk diisi cincin perak yang ditawarkan Adam kepadanya.

"Akhirnya..." kata Doni tidak menutupi kebahagiannya "kita bisa makan sekarang?" lanjutnya, mengundak tawa seluruh keluarga.

Kau dan Sebuah Harapan

Not Official, Yet

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun