Memang sebuah kebiasaan bagi masyarakat di sekitar, bahwa setiap satu gereja melakukan sebuah perayaan, maka jemaat dari gereja lain diundang sebagai penghormataan. Alasannya tentu saja untuk meningkatkan keakraban diantara sesama masyarakat itu sendiri.
"ini kau naik angkot kerumah..." kata Lina memberikan uang tiga ribu rupiah kepada Adam yang sudah hadir dihadapannya. "Di dompet setoran mobil, ada uang... kau ambil nanti untuk ongkos dan jajanmu yaa..." tutup Lina saat itu mempersilakan anak yang pernah diasuhnya Sembilan tahun itu untuk melangkah.
Adam mengenal betul, dompet setoran yang dimaksud. Adalah dua buah dompet yang cukup besar, tempat dimana dua supir angkot milik Lina dan suaminya biasa meletakkan setoran hasil jerih payah seharian. Dulu, sewaktu kecil, Adam setiap malam ikut menghitung dan merapikan uang setoran itu bersama bibi dan sepupunya, Berlin.
***
Malam semakin tenggelam, Adam yang masih berusia tiga belas sudah duduk didalam sebuah bus yang akan mengantarkannya dari kampung ke kota Medan. Adam tidak ingin dicari, tidak ingin ditemui, anak itu hanya ingin hilang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI