Mohon tunggu...
Dan Jr
Dan Jr Mohon Tunggu... Lainnya - None

私の人生で虹にならないでください、私は黒が好きです

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memaknai Puisi Sukmawati Soekarnoputri

3 April 2018   11:08 Diperbarui: 4 April 2018   15:02 1412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tak pelak, keluarga Bung Karno adalah keluarga politisi juga seniman handal. Sebut saja Megawati Soekarnoputri, yang meski terseok tetap saja pernah duduk di pucuk pimpinan negri ini. Atau Guruh Soekarnoputra yang karya-nya pasti sudah dikenal oleh banyak khalayak. Sukmawati, salah satu putri Bung Karno adalah seniman sekaligus politisi. Di bidang politik, Sukma seringkali mengambil jalan berbeda dari kakaknya, Mega. Meski tidak sefrontal Rachma, tetap saja banyak kritik Sukma yang sampai di telinga putri tertua Bung Karno tersebut. 

Belakangan, Sukmawati menelurkan satu buah puisi bertajuk "Ibu Indonesia". Seringkali kita gagal paham, bahwa karya seni dan agama adalah dua hal yang berbeda namun juga terkadang saling mengisi. Dibalik puisi kontroversi milik Sukmawati, ada nada satir yang harus diambil sebagai pelajaran. Bukan justru mengecam, membuatnya menjadi kontroversi. Memang, kritik pedas terhadap suatu golongan terlebih golongan mayoritas mudah menyulut amarah. Namun, sekali lagi mari melihat karya tersebut sebagai sebuah seni yang harus dipetik pelajarannya.

Berikut adalah puisi Sukmawati yang menjadi kontroversial itu, dan saya mencoba mendalami makna tersirat dari setiap katanya ;

Aku tak tahu syariat Islam

Pembuka yang cukup baik, dari penulis. Bahwa isi selanjutnya patut dipahami dari orang yang sedang belajar akan sesuatu.

Yang ku tahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah

Lebih cantik dari cadar dirimu

Seolah membandingkan konde dengan cadar. Tapi, tunggu! Disini penulis sedang mengungkapkan pengetahuannya tentang budaya Indonesia. Sekaligus menyentil manusia yang penuh dengan "cadar". Sebab dalam tulisan ini yang dimaksud adalah "cadar dirimu" bukan "cadar milikmu" hingga harus diakui bahwa cadar yang seringkali dipakai menutup sebagian wajah, disini bisa berarti cadar yang seringkali menutupi jati diri seseorang.

Gerai tekukan rambutnya suci

Sesuci kain pembungkus ujudmu

Rasa ciptanya sangatlah beraneka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun