Amarah Voldemort terpancar jelas diwajahnya, segera diangkatnya tongkatnya. Lily memeluk buah hatinya, berusaha memberi perlindungan yang cukup pada Harry.
“Avada...”
“Expelliarmus...” Mantra Voldemort gagal, tongkatnya terhempas, seorang pria mengintrupsi mantra itu. Voldemort dan Lily menatap kearah pintu rumah Lily yang sederhana itu, Snape berdiri disana, dihujamkannya semua mantra yang dia kuasai, hingga akhirnya Voldemort mundur dari rumah itu.
Severus Snape berlari kearah Lily yang menangis ketakutan. Snape meraih Harry Potter dan memeluk anak itu.
“Kau aman sekarang...” Snape berujar pelan pada Harry. Harry tersenyum pada Snape, tapi seketika pria itu memalingkan wajahnya pada Lily. “Tempat ini tidak aman buatmu dan Harry, sebaiknya kau ikut denganku ke Hogwarts”
***
Lily kembali ke Hogwarts, ia tidak menyadari akan kembali ketempat itu secepat ini. Severus Snape merangkul Lily yang menggendong Harry sedang tangan kiri Snape membawa tas Lily, mereka masuk kedalam pekarangan Hogwarts.
“Tasmu berat juga ya...” Kata Snape berusaha bercanda, Lily hanya tersenyum dingin. “Dayat...!!!” Snape berteriak memanggil seorang pria.
“Dayat?” Lily penasaran, ia tidak pernah mendengar nama itu sebelumnya di Hogwarts.
“bocah dari Jakarta, dia kesini seminggu lalu, dan meminta untuk bisa belajar menjadi penyihir”
Seorang pria muda berlari kecil kehadapan Snape dan Lily, pria itu tersenyum ramah sekali. Senyumnya yang manis membuat Lily ingin tersenyum juga.