"Diantara kita berdua, mungkin saya yang paling hina, saya bahkan tidak menyadari dosa - dosa saya selama ini, hingga saya merasa pantas untuk shalat ditempat yang megah, didalam mesjid, sedangkan ukhti, ukhti terlalu menyadari kesalahan ukhti hingga ukhti tidak berani menghadap Tuhan ditempat yang seharusnya"
"bukankah Tuhan ada dimana - mana, saya hanya merasa tidak pantsa bersanding dengan mereka orang - orang suci didalam sana, saya terlalu hina untuk seorang manusia, apalagi untuk Tuhan"
Kata Anisa yang membuat hati Reno terenyuh juga. Ia tidak menyangka seorang wanita yang ada dihadapannya saat ini begitu putus asa terhadap manusia, juga terhadap Tuhan.
"Ukhti bisa mulai dari awal lagi sekarang, ukhti bisa mulai dari nol lagi, dan mulai membuka lembaran baru"
Kata Reno akhirnya, sambil memberikan sajdah berwarna merah kepada Anisa, untuk Anisa memakainya ketika shalat.
"Terimakasih, Namun setiap manusia memulai hidupnya dengan minus bukan nol... Assalamualaikum"
Anisa menjawab perkataan Reno, sambil menerima sajadah tersebut, lalu berlalu dari pria itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H