Mohon tunggu...
Dan Jr
Dan Jr Mohon Tunggu... Lainnya - None

私の人生で虹にならないでください、私は黒が好きです

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Zero Km (Kilometer)

2 Maret 2014   07:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:19 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Anisa pun berlalu dari hadapan Reno. Pria itu termangu mendapat jawaban dari seorang wanita cantik, yang namanya pun ia tidak sempat menanyakan. Reno termenung, menatap koran yang ditinggal oleh Anisa, ia meraih koran itu, dan melihat guratan kesedihan Anisa yang terpampang nyata pada basahnya koran tersebut.

Cukup lama bagi reno untuk melamun ditempat itu, saat Dhika datang menghampiri dan mengejutkannya.

"Ngapain lo bro...?"

Reno tidak sadar kalau sedari tadi ia diperhatikan oleh Dhika, sahabatnya itu. Reno menjadi kebingungan menjawab, ia clingak - clinguk tidak jelas, hingga akhirnya Dhika meledek pria itu.

"Lo abis nawar Ratu yaaa... hahaha..."

Kata Dhika, yang membuat Reno mendelik meminta penjelasan. Akhirnya Dhika bercerita, bahwa wanita yang diajak berbicara oleh reno tadi adalah Ratu, pelacur kelas atas. Dhika memang bukanlah pria sempurna, ia terlalu sering masuk ke club malam, walaupun shalatnya tidak pernah tertinggal juga. Buat Dhika, Shalat harus jalan, tapi maksiat tidak boleh berhenti. Di club malam, Dhika sering bertemu dengan anisa, yang ia kenal sebagai ratu. Penjelasan itu membuat Reno mengerti, hingga akhirnya tersenyum simpul seperti mendapatkan cara untuk bisa mengobrol dengan wanita itu.

Keesokan harinya Reno shalat dihalaman mesjid, tempat Anisa shalat sebelumnya. Anisa yang ingin shalat disana, sedikit terkejut, tapi akhirnya ia shalat jauh dibelakang Reno, menghindari pria itu. Setelah keduanya selesai menjalani kewajiban masing - masing, Reno menghampiri Anisa.

"Masa lalu seseorang bisa saja kelam, tapi masa depannya masih putih suci, tidak perlu ukhti khawatir soal itu"

Kata Reno, setelah mendekati Anisa.

"Saya terlalu hina untuk menghadap Tuhan saya..."

Kata Anisa akhirnya berbicara, namun ia masih saja tertunduk seperti hari sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun