KASUS PENYERANGAN ANTRAKS 2001 DI AMERIKA YANG MENGERIKAN, SERTA PERANAN MIKROBA FORENSIK DALAM PEMECAHAN KASUS FORENSIK DI MASA DEPAN
Tidak asing lagi terdengar di telinga kita kasus kasus pembunuhan, keracunan makanan hingga wabah penyakit yang datang secara tiba tiba dan tidak tau datangnya dari mana, semua hal ini bisa kita ketahui dengan adanya bidang forensik yang ada di kepolisian untuk mengungkap akar dari permasalahan atau kasus yang dihadapi. Dalam ilmu biologi ada cabang ilmu kaitan biologi dan forensik yakni Bioforensik yang menggunakan makhluk hidup yang ada untuk mengungkap dan memecahkan kasus forensik yang ada.
Bioforensik sering sekali kita dengan mengungkap dengan adanya sidik jari, DNA manusia dan Serangga, cara sangat umum sekali kita dengar untuk mengungkap kasus forensik.
Namun seiring jalannya waktu kasus kasus yang sangat sulit untuk dipecahkan seperti apa senyawa yang membunuhnya, apa penyebab kematian ketika ada wabah penyakit maupun hal berkaitan dengan hal yang tidak kasat mata seperti mikroba, fungi dan virus, terdapat kasus di awal abad ke 20 mengenai penyerangan antraks, yang mana antraks merupakan penyakit menular yang merupakan penyakit zoonosis yang berasal dari hewan yang terkenal penyakit antraks yang merupakan infeksi dari bakteri Bacillus anthracis, bakteri ini sering sekali ditemukan pada hewan ternak dan sangat rentan sekali apabila menginfeksi manusia baik secara kontak langsung maupun tidak langsung, meski penyakit zoonosis ini bisa menular melalui kontak hewan dan manusia, namun penyakit ini tidak bisa menular dari manusia ke manusia kontak.Â
Antraks memiliki beberapa gejala berbeda karena berbagai macam jenis antraks seperti antraks kulit dengan gejala infeksi kulit melalui luka adanya benjolan hitam gatal, flu dan sakit kepala, Antraks pencernaan yang meng infeksi saluran pencernaan dengan gejala mual, muntah, sakit perut, sakit kepala dan demam, antraks pernapasan yang paling mematikan karena sangat fatal yang menginfeksi saluran pernafasan, seperti sesak nafas, mual, batuk berdarah dan juga antraks juga bisa menginfeksi tubuh melalui konsumsi obat terlarang seperti dengan gejala kemerahan di area injeksi hingga kegagalan multi-organ.
Pada awal tahun 2001 terjadi suatu kasus yang sangat membuat dunia bingung dengan adanya kasus serangan antraks yang ada di amerika dengan adanya keunikan dari kasus ini yakni serangan antraks melalui surat, terdapat lima surat yang berisi spora B. anthracis dikirim dari sebuah kotak surat di Trenton, New Jersey dan surat ini ditujukan kepada The New York Post, The National Enquirer, ABC, CBS, and NBC. Pada awalnya surat sura itu di abaikan saja namun Casey Chamberlain, asisten Tom Brokaw di NBC merupakan salah satu orang yang memegang surat itu, Robert stevens yang bekerja sebagai editor foto di The National Enquirer di rawat di rumah sakit dan didiagnosa menderita antraks inhalasi Sementara itu, Chamberlain menderita pembengkakan kelenjar, tetapi dokternya mengatakan bahwa itu hanya reaksi ringan terhadap obat jerawatnya. Salah satu asisten Brokaw lainnya juga jatuh sakit pada waktu yang sama. Pada 5 Oktober, Steven meninggal, menjadi kematian antraks pertama di Amerika Serikat sejak 1976, NPR melaporkan. Tidak hanya sampai di situ serangan antraks gelombang dua pun muncul pada 9 oktober 2001 ada dua surat kabar lagi yang berisi spora antraks yang ditujukan kepada Tom Daschle yang merupakan senator demokrat dari dakota selatan dan Patrick Leahy selaku senator demokrat dari Vermot.
Menurut buku Review of the Scientific Approaches Used During the FBI's Investigation of the 2001 Anthrax Letters, salah satu surat yang ditujukan kepada Senator Daschle, dibuka pada 15 Oktober oleh salah satu pegawai magang Daschle, Grant Leslie. Setelah menemukan surat yang terkontaminasi, gedung DPR dan Senat ditutup untuk dekontaminasi. Surat itu, yang ditujukan kepada Senator Leahy, tidak diterima sampai 16 November karena salah pengiriman.
Smithsonian National Postal Museum menulis bahwa kedua surat itu memuat alamat dari pengirim fiktif. Sehari setelah surat antraks kepada Senator Daschle ditemukan, seorang pekerja pos di fasilitas Hamilton Township dinyatakan positif mengidap antraks kulit. Pekerja lain jatuh sakit pada 17 Oktober dan meskipun fasilitas Hamilton ditutup pada 18 Oktober untuk diuji antraks, fasilitas Brentwood terus beroperasi meskipun fakta bahwa pekerja pos seperti Thomas Morris Jr. dan  Joseph cureen mulai sakit.
Dari 22 orang yang terinfeksi antraks, lima orang meninggal dunia. Robert Stevens dari American Media adalah orang pertama yang meninggal pada tanggal 5 Oktober dan Thomas Morris Jr. dan Joseph Curseen, dua pekerja pos yang terinfeksi antraks paru, keduanya meninggal pada tanggal 21 Oktober dan 22 Oktober, Orang keempat yang meninggal akibat antraks paru adalah Kathy Nguyen, Kematian kelima yang dikaitkan dengan infeksi antraks adalah Ottilie Lundgren yang berusia 94 tahun.
Pada kasus ini dibutuhkannya peranan ahli mikroba forensik untuk menyelidiki kasus yang berkaitan dengan mikroba terutama pada bakteri B. anthracis pada makalah Central Medical Maryland University Makalah ini dan penyelidikan Amerithrax benar-benar menandai awal dari pendekatan baru untuk ilmu yang kita sebut genomik forensik," kata penulis senior Jacques Ravel, Ph.D., profesor mikrobiologi dan imunologi di University of Maryland School of Medicine dan direktur asosiasi untuk genomik di Institute for Genome Sciences. "Ilmu pengetahuan adalah komponen penting dari kasus Amerithrax. Tanpa genomik, akan sangat sulit untuk mempersempit kelompok tersangka potensial."
Sebelum Amerithrax, tidak ada yang menghargai presisi, akurasi, dan keandalan yang dapat ditawarkan jenis genomik ini sebagai teknik forensik mikroba," kata penulis pertama David Rasko, Ph.D., asisten profesor untuk mikrobiologi dan imunologi di School of Medicine dan seorang ilmuwan penelitian di Institute for Genome Sciences. "Sampai hari ini, ini masih satu-satunya kasus di mana mikrobiologi dan genomik telah digunakan dalam investigasi kriminal. Forensik mikroba akan menjadi alat investigasi penting jika serangan bioteror lain menyerang AS" . Bowers Profesor dan dekan yang terhormat, Fakultas Kedokteran Universitas Maryland. "Pekerjaan rintisan mereka di bidang forensik mikroba adalah tipikal penelitian mutakhir mereka. Kami bangga memiliki mereka di tim kami, membawa kami ke era baru sains."
Penyelidikan ilmiah dimulai dengan menanyakan apakah antraks yang digunakan dalam semua surat itu berasal dari sumber yang sama. Spora di setiap huruf telah disiapkan secara berbeda, membuatnya terlihat berbeda satu sama lain dengan mata telanjang. Ilmuwan militer di US Army Medical Research Institute of Infectious Diseases (USAMRIID) di Fort Detrick, Md., mengambil spora dari setiap huruf dan menumbuhkannya di laboratorium. Melihat dengan mata ahli pada sampel yang telah mereka tumbuhkan, para ilmuwan dapat melihat bahwa sejumlah kecil koloni bakteri terlihat sangat berbeda dari penampilan biasa sebagian besar bakteri anthrax. Para ilmuwan mengisolasi spora yang tidak biasa itu dan menumbuhkannya sendiri. Saat spora bereplikasi, para ilmuwan melihat bahwa perbedaan atau variasi tetap ada, menunjukkan bahwa itu bukanlah semacam penyimpangan.
"Sampel dari huruf memiliki kombinasi varian yang sama pada spora," kata Dr Ravel. "Itu adalah salah satu hal pertama yang mulai menghubungkan surat-surat itu."
Selanjutnya, para peneliti Institute for Genome Sciences ditugasi untuk mengurutkan genom populasi koloni bakteri varian itu -- hanya spora yang tampak tidak biasa. Mereka ingin mengetahui apakah ada perbedaan genetik yang membuat koloni bakteri terlihat unik. Ada, dan perbedaan genetik yang sama ditemukan pada persiapan spora dari semua huruf, yang secara meyakinkan menghubungkannya dengan sumber yang sama. Ada empat jenis variasi yang ditemukan dalam antraks yang terdapat dalam surat-surat tersebut. Para ilmuwan akhirnya menemukan bahwa antraks yang digunakan dalam serangan itu adalah produk dari setidaknya dua batch produksi antraks yang berbeda yang telah dicampur bersama, masing-masing dengan distribusi variannya yang unik.
Dr. Rasko. "Misalnya, untuk menghasilkan bukti yang akan bertahan di pengadilan pidana, Anda memerlukan standar akurasi yang sangat tinggi dengan metodologi yang divalidasi dengan baik. Ini adalah standar yang jauh lebih tinggi daripada penelitian akademis kami sendiri. Hasil Anda harus benar-benar sangat mudah dan berdiri di pengadilan hukum. Itu adalah jenis standar dan pedoman yang sedang kami kembangkan sekarang, sehingga ilmuwan forensik mikroba dapat bersiap jika terjadi serangan biologis lainnya."
Karena adanya kasus ini mikroba forensik sangat dibutuhkan untuk mengenali berbagai macam ancaman mikroba ataupun virus yang akan datang tidak hanya antraks juga peneliti mikroba forensik harus memiliki banyak bank genomic dari beberapa jenis mikroba patogen yang dapat menjadi penyebab terjadinya suatu wabah penyakit ataupun bioweapon pada beberapa kasus di tahun tahun kedepannya, dan mikroba forensik menjadi solusi serta bidang yang sangat mutakhir untuk memecahkan berbagai macam kasus yang tidak biasa menggunakan mikroba dan virus.
Â
Daftar pustaka :Â
David A. Rasko, Patricia L. Worsham, Terry G. Abshire, Scott T. Stanley, Jason D. Bannan, Mark R. Wilson, Richard J. Langham, R. Scott Decker, Lingxia Jiang, Timothy D. Read, Adam M .Filipi, Steven L. Salzberg, Mihai Pop, Matthew N. Van Ert, Leo J. Kenefic, Paul S. Keim, Claire M. Fraser-Liggett dan Jacques Ravel. Analisis genom komparatif Bacillus anthracis untuk mendukung penyelidikan Amerithrax . Prosiding National Academy of Sciences , 7 Maret 2011 DOI: 10.1073/pnas.1016657108
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H