Sampai saat ini pandemi virus corona masih menyelimuti berbagai negara didunia. Berbagai langkah kebijakan telah diupayakan oleh pemerintah demi memutus rantai penyebaran dan penularan virus ini.Â
Kebijakan social distancing, PSBB( Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan lockdown merupakan kebijakan yang telah dipilih oleh beberapa negara di dunia untuk membatasi aktivitas manusia agar tidak bertemu dan bersentuhan antara satu dengan yang lainnya.
Keberadaan virus corona tidak hanya merugikan dari sisi kesehatan manusia saja, tetapi turut mengacaukan tatanan sosial dan perekonomian negara di seluruh dunia termasuk Indonesia.Â
Pada masa pandemi saat ini persoalan ketahanan pangan menjadi salah satu persoalan utama yang harus diantisipasi. Presiden pertama Republik Indonesia dalam pidatonya pernah berkata "Soal pangan adalah soal hidup matinya suatu bangsa".Â
Pernyataan ini berarti bahwa pangan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menentukan keberlajutan suatu negara. Negara yang tidak mampu mencukupi kebutuhan pangannya maka dapat dipastikan bahwa negara tersebut dalam kondisi bahaya.Â
Ditengah wabah covid-19 saat ini, pembatasan sosial menyebabkan sulitnya distribusi  pangan dari suatu negara kenegara lainnya atau dari suatu daerah ke daerah lainnya. Â
Selain itu, adanya kebijakan pemerintah dalam suatu negara seperti kebijakan social distancing, PSBB dan lockdown  mengharuskan ketersediaan pangan dalam jumlah yang besar dalam setiap negara.Â
Akibatnya banyak negara-negara produsen bahan pangan yang membatasi dan menutup pasar ekspor komoditi tertentu untuk mencukupi kebutuhan pangan dalam negerinya. Negara- yang tidak mampu untuk menjaga ketahanan pagannya akan mengalami ancaman krisis pangan sehingga akan terjadi krisis kelaparan dalam suatu negara tersebut.Â
Saat situasi krisis seperti ini, maka suatu negara harus berusaha untuk memenuhi kebutuhan pangan domestiknya sendiri dan menjadikan produksi dalam negeri sebagai tumpuan utama untuk mencukupi kebutuhan pangan dalam negeri.
Walaupun saat ini Indonesia belum mengalami krisis pangan bukan berarti kita tidak perlu mengambil tindakan yang serius dalam mengantisipasi persoalan ketahan pangan nasional saat ini karena belum ada jaminan pasti kapan pandemi covid-19 ini akan berakhir.Â
Ketahanan pangan harus tetap terjaga untuk menghindari krisis pangan  dimasa depan.Â
Oleh karena itu, Persoalan ketahan pangan nasional bukan hanya masalah yang harus dikerjakan dan diselesaikan oleh pemerintah.Â
Persoalan ketahanan pangan nasional merupakan masalah yang harus ditangani secara bersama-sama antara pemerintah dan keikutsertaan seluruh masyarakat yang dapat dimulai dari unit terkecil pembentuk masyarakat yaitu keluarga. Penguatan ketahanan pangan keluarga secara signifikan akan mampu mengatasi permasalahan ketahanan pangan secara umum
Ditengah situasi pandemi covid-19 saat ini, upaya yang dapat dilakukan oleh semua elemen masyarakat untuk dapat mengantisipasi krisis pangan adalah dengan memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam berbagai jenis tanaman bahan pangan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi rumah tangga yang dikelola oleh keluarga sendiri.Â
Lahan pekarangan rumah yang terbatas atau sempit tidak lagi menjadi masalah saat ini. Teknologi hidroponik dan vertikultur  merupakan solusi yang dapat digunakan untuk masyarakat  yang mempunyai lahan terbatas sehingga tetap dapat bercocok tanam.Â
Pekarangan rumah dapat ditanami dengan berbagai jenis tanaman seperti sayuran, buah-buahan, umbi-umbian, tanaman untuk bumbu dapur dan lain sebagainya. Wadah yang digunakan untuk menanam juga dapat memanfaatkan barang-barang bekas seperti botol bekas, ember, karung goni, ban dan barang bekas lainnya.Â
Dizaman saat ini semua masyarakat dapat memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mengakses informasi-informasi yang dibutuhkan. Masyarakat dapat menggunakan teknologi smartphone untuk mengakses cara bercocok tanam mulai dari tahap menanam sampai panen baik melalui youtube, google dan media sosial seperti instagram dan facebook.
Banyak sekali dampak positif jika memanfaatkan pekarangan rumah dengan menanam berbagai kebutuhan pangan dan gizi keluarga.Â
Selain mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari rumah tangga, tanaman yang ditanam juga lebih segar, sehat dan bergizi karena keluarga dapat menanam tanpa menggunakan berbagai bahan kimia yang tidak baik untuk dikonsumsi.
Menanam akan mampu menghemat pengeluaran anggota keluarga untuk membeli kebutuhan pangan sehari-hari khususnya masyarakat yang mengalami penurunan penghasilan dan bahkan kehilangan pekerjaan akibat covid-19.Â
Menanam juga dapat menghilangkan rasa bosan karena banyak aktivitas dan waktu yang dihabiskan dirumah sekaligus dapat mempererat hubungan antara anggota keluarga.Â
Tidak hanya itu, gerakan menanam di pekarangan rumah juga dapat meningkatkan kesadaran keluarga untuk lebih mencintai lingkungan, membuat rumah menjadi lebih asri dan menambah penghasilan dengan menjual hasil panen saat sedang melimpah.
Integrasi yang kuat antara masyarakat, media, pemerintah dan perguruan tinggi dapat mensukseskan program gerakan menanam dipekarangan rumah ini. Khusunya perguruan tinggi yang berisi para pemuda bangsa sebagai tulang punggung pembangunan nasional dapat melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat  untuk mentransfer ilmu pengetahun dan teknologi yang kemudian dapat diaplikasikan oleh masyarakat.Â
Pemerintah dalam hal ini harus memberi dukungan penuh kepada masyarakat dengan cara memfasilitasi masyarakat berupa bantuan benih dan pelatihan bercocok tanam dengan menghadirkan pelatih yang ahli dalam bidang bercocok tanam kepada masyarakat baik secara langsung dengan tetap mematuhi protokol kesehatan atau secara online.Â
Media juga dapat berpartisipasi dengan mengiklankan program ini kepada masyarakat, karena saat ini media massa sangat berperan dalam perkembangan dan perubahan tingkah laku masyarakat.Â
Pada akhirnya kolaborasi yang kuat antara semua pihak akan mampu menjaga ketahanan pangan Indonesia dimasa-sama krisis seperti saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H