PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pembelajaran di sekolah pada dasarnya disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Hal ini dilandasi oleh tingkat perkembangan kemampuan berpikir siswa yang masih pada taraf operasional konkret. Pada tahap ini anak sudah mampu berpikir konkret dalam memahami sesuatu sebagaimana kenyataannya (Kurnia, 2008:3-7). Artinya pada periode ini siswa akan lebih mudah belajar bila menggunakan bahan-bahan pembelajaran yang konkret. Pada tingkat perkembangan ini dikehendaki model pembelajaran yang menyajikan materi pelajaran dengan menggunakan benda-benda nyata. Oleh sebab itu bahan pembelajaran di sekolah harus disajikan sedemikian sehingga mudah dipelajari oleh siswa. Penekanannya disesuaikan dengan perkembangan siswa.
Data awal observasi yangdilakukan di SMA Negeri 7 Kota Komba menunjukkan bahwa hasil belajar pada mata pelajaran bahasa Indonesia belum memenuhi kriteria ketuntasan, mengingat masih rendahnya hasil belajar yang diperoleh. Hal tersebut dikatakan tuntas dan tidak tuntas dilihat dari standar Kriteria Ketuntasan Minimum(KKM) sebesar 70% yang ditentukan di SMA Negeri 7 Kota Komba dan standar klasikal keseluruhan siswa 75 (Data Nilai Siswa kelas XI tahun 2020). Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka diperlukan model dan media pembelajaran yang mampu meningkatkan peran siswa secara menyeluruh. Berdasarkan uraian di atas,maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah "Apakah penggunaan Media Video Pembelajaran dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa kelas XI pada mata PELAJARAN BAHASA Indonesia di SMA Negeri 7 Kota Komba?". Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada peningkatan prestasi hasil belajar matapelajaran bahasaIndonesia siswa kelas XI SMAN 7 Kota Komba melalui penerapan penggunaan MediaVideo Pembelajaran.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain; dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau masukan untuk mendapatkan pola pembelajaran yang efektif dalam setiap proses pembelajaran, sebagai gambaran kepada peneliti tentang keadaan pembelajaran siswa di sekolah sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk pengembangan ide-ide dalam rangka perbaikan proses pembelajaran dan sebagai bahan referensi dan pendukung bagi penelitian yang berkaitan dengan metode berpikir, berkelompok dan berbagi.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas saya mengidentifikasi masalah sebagai berikut
- Kurangnya motivasi para peserta didik untuk belajar atau berpartisipasi di dalam belajar.
- Hasil belajar siswa yang semakin rendah dan mengalami kemerosotan nilai
- Semakin berkurangnya minat siswa dalam belajar.
- Berkurangnya partisipasi siswa dalam belajar
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian iniyakni Penggunaan Media Audio Visual (Video) Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Materi Teks Eksplanasi di SMA Negeri 7 Kota Komba Tahun Pelajaran2023/2024.
Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah yang digunakan oleh peneliti untuk memperbaiki kondisi di atas yakni melalui pemanfaatan Video Pembelajaran untuk menarik minatsiswa dalam pembelajaran melalui tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan kelas yang meliputi: Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, Tes, dan Refleksi.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini dilakukan yaitu untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa tentang pelestarian lingkungan hidup menggunakan media Audio Visual (Video) pembelajaran di kelas XI SMA Negeri 7 Kota Komba.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini pada gilirannya memiliki sejumlah manfaat sebagaimana diuraikan berikut:
- Bagi siswa.
Menyadarkan siswa untuk menjalani kewajibannya sebagai anak sekolah, melatih siswa untuk selalu menjalani kewajibannya sebagai anak sekolah serta menanam pengertian akan manfaatnya menjalani kewajiban.
- Bagi peneliti.
Penelitian ini dilakukan oleh peneliti sebagai wahana latihan untuk membuat penelitian ilmiah, secara khusus penelitian tindakan kelas. Diakui juga bahwa penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti dalam kaitan dengan permasalahan yang diteliti.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Hakekat Belajar
Pengertian Belajar
Menurut Slameto (Kurnia, 2008: 1-3) merumuskan belajar sebagai suatuproses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah lakusecara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Sementara menurut Winkel (Kurnia, 2008; 1-3) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses kegiatan mental pada diri seseorang yang berlangsung dalam interaksi aktif individu dengan lingkungannya, sehingga menghasilkan perubahan yang relatif menetap/bertahan dalam kemampuan ranahkognitif, afektif, dan psikomotorik. Jadi, belajar pada hakikatnya merupakan salah satu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan perilaku yang relatif dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik, yang diperoleh melalui interaksi individu dengan lingkungannya. Perubahan perilakusebagai hasil belajar terjadi secara sadar, bersifat kontinu, relatif menetap, dan mempunyai tujuan terarah padakemajuan yang progresif.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan,belajar merupakan suatu proses mental dan emosional atau berpikir dan merasakan melalui pengalaman berinteraksi dengan lingkungan fisik maupun lingkungan sosial sehingga terjadi perubahn prilaku dalam diri manusia.
Prinsip-Prinsip Belajar
MenurutSiddiq (2008:1-8),agar kegiatan belajar mencapai hasil yang maksimal, ada hal penting yang harus diperhatikan dan diupayakan. Hal pentingini merupakan pedoman atau ketentuan yang harus dijadikan pegangan dalam pelaksanaan kegiatan belajar kita sebut sebagai prinsip-prinsip belajar. Prinsip belajar inilah yang dapat menentukan proses dan hasil belajar.
- Prinsip Motivasi
Motivasi merupakan motor penggerak untuk melaksakan kegiatan belajar. Motivasi berkaitan erat dengan tujuan belajar, artinya apabila siswa menyadari bahwa tujuan belajar yang akan dicapai merupakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya, dan belajar merupakan kebutuhan pokok yang harus dilakukan,sehingga siswa akan terdorong untuk melaksanakan dengan sungguh-sungguh dalam belajar. Motivasi dapat muncul dari dalam diri yang belajar (motivasi intrinsik), dan muncul dari luar diri yang belajar (motivasi ekstrinsik).Agar siswa dapat belajar secara optimal, maka guru harus menggunakan strategi pembelajaran yang mampu menumbuhkan motivasi ekstrinsik yang mampu menumbuhkan motivasi intrinsik.
- Prinsip Perhatian
Perhatian eratkaitannya dengan motivasi, bahkan tidak dapat dipisahkan. Karena motivasi akan menentukan perhatian individu yang belajar dengan berusaha memfokuskan/memusatkan perhatian pada objek yang dipelajari. Makin terpusat perhatian pada objek yang dipelajari, makaakan semakin baik proses dan hasil belajarnya. Dalam pembelajaran banyakcara untuk menarik perhatian siswa yang belajar, oleh sebab itu guru harusterampil menampilkan teknik-teknik pembelajaran yang menarik perhatian.Misalnya guru berusaha mengaitkan pelajaran yang dipelajari dengan kebutuhan nyata siswa. Guru menggunakan metode,alat peraga, media, bahan pembelajaran yang bervariasi dalam pembelajaran.
- Prinsip Aktivitas
Belajar adalah suatu aktivitas, tetapi tidak semua aktivitas adalah belajar. Sudah diuraikan di depan bahwa aktivitas yang disebut belajar adalah aktivitas mental dan emosional dalam upaya terbentuknya perubahan perilaku yang lebihmaju, daritidakpahammenjadipaham,daritidakterampilmanjadi terampil, dan dari tidak sopan menjadi sopan, dan sebagainya. Untuk meningkatkan aktivitas dalam belajar guru harus merancang aktivitas belajar siswa secara mantap.
- Prinsip Umpan Balik
Setiap akhir pembelajaran siswa selalu ingin mengetahui hasil belajarnya, karena dengan mengetahui hasil belajar tersebut siswa dapat menentukan sikap dan aktivitas belajar selanjutnya, apakah harus mengulang belajar atau dapat melanjutkan belajar materi berikutnya. Di samping itu bagi guru yang mengajar, umpan balik dapat menjadi barometer baik tidaknya/berhasil tidaknya program pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Bila masih belum berhasil, harus segera dicari penyebab ketidak berhasilan, mengapa tidak berhasil, bagian mana yang salah, serta bagaimana seharusnya program pembelajaran yang harus dilakukan.
- guru kepada siswa hendaknya menyesuaikan keragaman tersebut. Misalnya, dalam pembelajaran guru menggunakan metode mengajar/media yang bervariasi, guru mengelompokkan siswa sesuai karakteristik siswa dalam kerja kelompok, guru menyiapkan berbagai bahan pembelajaran / media Prinsip Perbedaan Individual
Belajar merupakan pekerjaan individu yang tidak dapat diwakilkan kepada orang lain.Tanpa aktivitas belajar yang dilakukan sendiri, maka seseorang tidak akan memperoleh kemampuan yang diharapkan. Jadi belajar sebagai proses mental dan emosional merupakan aktivitas individual. Meskipun guru mengajar siswa secara klasikal, akan tetapi hakekatnya gurumengajar keragaman individual dalam satu kelas. Ada siswa yang bertipeauditif, visualistis, audio-visualistis, ada siswa irama belajarnya cepat (cerdas), sedang, dan lambat belajar.
Untuk itu perlakuan yang disampaikan pembelajaran sesuai karakteristik belajar siswa, dan sebagainya.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar bukanlahsuatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untukmencapai tujuan. Agar proses mencapai suatu tujuan berjalan dengan baik maka guru hendak memperhatikan prinsip-prinsip belajaran agar tujuan tersebut dapat tercapai dengan adanya hasil belajaryang diperoleh anak.
Hasil Belajar
Menurut Abdurrahman (Jihad dan Haris :2008,14), Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
Menurut Bloom (Jihad dan Haris :2008,14), tiga ranah hasil belajar yaitu kognitif, afektif,dan psikomotor.
Menurut Romizowski (JihaddanHaris:2008,14) hasil belajar merupakan keluaran (output) dari suatu                     proses   masukan   dari   sistem   tersebut berupa bermacam-macam informasi sedangkan keluarnya berupa perbuatan atau kinerja.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa dalam ranah kognitif, afektif,Â
psikomotor dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu atau perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran.
Menurut Bloom(Jihad dan Haris:2008,14) berpedapat bahwa hasil belajar dapat dikelompokan kedalam dua macam yaitu pengetahuan dan keterampilan.
- Pengetahuan terdiri dari empat kategori, yaitu :
- Pengetahuan tentang fakta.
- Pengetahuan tentang prosedural.
- Pengetahuan tentang konsep.
- Pengetahuan tentang prinsip.
- Keterampilan juga dari empat kategori yaitu :
- Keterampilan untuk berpikir atau keterampilan kogitif.
- Keterampilan untuk bertindak atau keterampilan motorik.
- Keterampilan bereaksi atau bersikap.
- Keterampilan berinteraksi.
Hubungan Hasil Belajar dengan Belajar
Pada hakikatnya belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan individu untuk memenuhi kebutuhannya. Setiap proses belajar yang dilakukan individu akan menghasilkan perubahan -- perubahan dalam dirinya baik intelektual, sikap maupun keterampilan. Perubahan ini merupakan hasil dalam belajar. Hasil belajarakan terjadi hanya karena belajar sebaliknya tanpa belajar maka hasil belajar tak mungkin tercapai.
Menurut Hamid (2009: 190) berhasil tidaknya siswa belajar sebagianbesar terletak pada usaha dan kegiatannya sendiri disamping, faktor kemauan,minat, ketekunan dan tekat untuk sukses. Artinya peserta didik akan berhasil jika berusaha semaksimal mungkin dengan cara belajar yang efisien sehingga mempertinggi prestasi (hasil belajar). Sebaliknya jika belajar asal- asalan maka hasilnyapun akans esuai dengan usaha tersebut, bahkan mungkin tidak menghasilkan apa-apa. Hasil belajar sangat bergantung pada cara-cara belajar yang dipergunakan. Karena itu dengan mempergunakan cara belajar yang efisien akan meningkatkan prestasi atau hasil belajar yang memuaskan.
HakekatMediaPembelajaran
Â
Pengertian MediaPembelajaran
Dalam bahasa Latin, media dimaknai sebagai antara. Media merupakan bentuk jamak dari medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Secara khusus, katater sebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi dari satu sumber kepada penerima. Assosistion for Education and Communication Technology (Hidayati, 2008: 7-3) mendifinisikan media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Assiciation (Hidayati, 2008:7-3) mendefinisikan media sebagai benda yang dapat dimanipulaksikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan denganbaik dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional.
Lebih jelas lagi Koyo K dan ZulkarimenNst (Hidayati,2008:7-3) mendefinisikan media sebagai berikut: "Media adalah sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan seseorang sehingga dapat mendorong tercapainya proses belajar pada dirinya".
Dari tiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, Â dan kemauan siswa, sehingga dapat terjadi proses belajar pada dirinya. Penggunaan media secara efektif memungkinkan siswa dapat belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Fungsi Media Pembelajaran
Menurut Ruminiati (2008, 2-11), ada dua fungsi media pembelajaran yang perlu diketahui:
- Media Pembelajaran Sebagai Alat Bantu dalam Pembelajaran
Setiap materi ajar memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi. Padasatu sisi ada materi ajar yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi di lain pihak ada materi ajar yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran. Media pembelajaran yang dimaksud antara lain berupa globe,grafik, gambar, dan sebagainya. Materi ajar dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa. Tanpa bantuan media, maka materiajar menjadisukar dicerna dan dipahami oleh setiap siswa. Haliniakan semakin terasa apabila materiajar tersebut abstrak dan rumit/kompleks.
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Itu berarti, kegiatan belajar siswa dengan bantuan mediaakan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik.
- Media Pembelajaran Sebagai Sumber Belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan oleh guru dan siswa sebagai bahan pembelajaran. Sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu manusia, buku perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan media pendidikan. Media pendidikan, sebagai salah satu sumber belajar, ikut membantu guru dalam memudahkan tercapainya pemahaman materi ajar oleh siswa, serta dapat merangsang gairah belajar sehingga memperkaya wawasan siswa.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan, penggunaan media sebagai alat bantu dan sebagai sumber belajar tidak bisa sembarangan menurut kehendak hati guru. Tetapi harus memperhatikan dan mempertimbangkan tujuan pembelajaran. Media dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran tentu lebih diperhatikan. Kompetensi guru sendiri patut dijadikan perhitungan. Apakah mampu atau tidak untuk menggunakan media tersebut, jika tidak, maka jangan mempergunakannya, sebab hal itu bisa sia- siabahkan bisa mengacaukan jalannya proses belajar mengajar.
Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Menurut Bates (Reinaldi, 2008: 42), Sedikitnya ada tujuh kriteria yangdapat kita jadikan pedoman dalam memilih media, yang dikenal dengan istilah ACTIONS, yaitu:
- Access (aksesibilitas)
Maksud dari akses terhadap media adalah adanya ketersediaan dankemudahan memperoleh atau menggunakan media. Akses terhadap media ini harus dilihat dari dua sisi,yaitu sisi institusi pendidikan dan sisi peserta
didik/calon peserta didik. Dalam proses pembelajaran seberapapun pentingnya bahan ajar yang akan disampaikan, dan betapapun baiknya teknik penyampaiannya, akan menjadi sia-sia apabila peserta didik tidak dapat menerimanya, hanya karena mereka tidak mempunyai akses terhadap media yang membawa bahan ajar tersebut. Akses terhadap penggunaan media oleh lembaga pendidikan juga menjadi pertimbangan dalam pemilihan media. Pengertian akses disini adalah ketersediaan sarana yang mendukung pengembangan maupun penggunaan media tertentu, baik yang berasal dari dalam dan luar lembaga pendidikan.
- Costs (biaya)
Dalam menentukan pilihan mengenai media apa yang akan digunakan dalam pembelajaran, actor biaya merupakan factor yang tidak bisa dihindarkan. Penggunaan mediainiakan terhitung mahal apabila digunakan untuk peserta didik yang berjumlah sedikit, sebaliknya apabila jumlah peserta didiknya banyak, maka biayanya akan menjadi lebih murah.Walaupun factor biaya ini sangat penting untuk dipertimbangkan dalam menentukan media yang akan digunakan, Bates (Reinaldi,2008:42 )mengingatkan bahwa akan sangat berbahaya apabila para guru hanya memperhatikan masalah biaya yang dikeluarkan tanpa melihat keuntungan dari penggunaan media yang dipilih.
- Teachingand Learning (proses dosenan dan pembelajaran)
Maksud dari proses dosenan dan pembelajaran adalah sejauh mana sebuah media mampu membantu proses belajar mengajar, sehingga bisa diketahui media apa yang akan digunakan dalam proses dosenan dan pembelajaran tersebut. Sehingga tidak ada media yang tersedia menjadi sia- sia,karena tidak dipergunakan atau tidak dapat membantu proses pembelajaran.
- Interactivity (interaktifitas / komunikasi dua arah)
Komunikasi dua arah ini biasanya menggunakan media elektronik orang menyebutnya tutorial elektronik. Sejauh mana sebuah media mampu memberikan komunikasi dua arah dengan memahaminya sehingga bisa terjadi proses belajar mengajar. Penyelenggara harus tahu apakah pesertadidik yang ada bisa mengoperasikan media yang digunakan oleh penyelenggara. Karena kendala - kendala teknis seperti ini umumnya menjadi salah satu permasalahan dalam proses pembelajaran.
- Organisational Issues (permasalahan organisasi)
Hal penting yang sangat berpengaruh dalam pemilihan media untuk pembelajaran adalah permasalahan yang ada dalam organisasi, maksudnya bila seorang guruakan menggunakan sebuah media dalam pembelajaran harus mendapatkan dukungan dari semua unsur yang ada diorganisasi
tersebut.Karena sebuah media akan sia-sia jika tidak ada yang bisa mengoperasikannya.
- Novelty (kemutakhiran)
Media yang akan dipakai sebagai media pembelajaran dianjurkanyang benar-benar mutakhir. Di samping itu media pembelajaran juga harusbisa membuat peserta didik menjadi termotivasi untuk belajar. Keadaan ini bisa terjadi jika media yang digunakan menarik untuk dipakai pesertadidik.
- Speed (kecepatan)
Faktor terakhir yang sangat berperan dalam pemilihan sebuah mediaadalah faktor kecepatan, maksudnya secanggih apapun media yang dipakaijika penyampaian informasinya lambat, maka informasi tersebut akan tidakberarti. Jadi dalam memilih media pembelajaran guru harus bisa memilih media yang mempunyai kecepatan dalam penyampaian informasi.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kita dapat memilih salah satu atau beberapa dari sekian banyak media untuk kita gunakan. Yangkita pilih belum tentu yang paling ideal menurut tujuan instruksional, dan tidak harus yang paling mahal, tetapi paling tepat berdasarkan keenam kriteria tersebut di atas.
Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Menurut Heinich, Molenda, dan Russel (http//Suediahmad.multiply.com) jenis media yang lazim dipergunakan dalam pembelajaran antara lain media non proyeksi, mediaproyeksi, mediaaudio, mediagerak, mediakomputer, computer multimedia, hipermedia, dan media jarak jauh.
Menurut Asra (2008: 5-8), media pembelajaran dapat di kelompokan sebagai berikut:
- Pengertian Media Audio-Visual (VideoPembelajaran)
Dengan berjalannya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penggunaan media pendidikan, khususnya media video sudah merupakan tuntutan yang mendesak. Hal ini disebabkan sifat pembelajaran yang kompleks.terdapat berbagai tujuan belajar yang sulit dicapai hanya dengan mengandalkan penjelasan guru. Oleh karena itu, agar pembelajaran dapat mencapai hasil yang maksimal diperlukan adanya pemanfaatan media, salah satunya media video.
Video merupakan serangkaian gambar gerak yang disertai suara yang membentuk suatu kesatuan yang dirangkai menjadi alur, dengan pesan-pesan didalamnya untuk ketercapaian tujuan pembelajaran yang disimpan dengan proses penyimpanan pada media pita atau disk (Arsyad, 2004:36 dalam Rusmandkk2011:218). Video merupakan
audiovisual yang menampilkan gerak(Sadiman, 2008:74).
Video pembelajaranadalahsuatumediayangdirancangsecarasistematisdenganber pedomankepadakurikulumyangberlakudandalampengembangannyamengaplika sikanprinsip-prinsippembelajaransehinggaprogram tersebut memungkinkan peserta didik mencemarti materi pelajaransecara lebih mudah dan menarik. Secara fisik video pembelajaran merupakanprogram pembelajaran yang dikemas dalam kaset video dan disajikan denganmenggunakanperalatanVTR atauVCD player sertaTVmonitor.
- Media Visual yaitu media yang hanya dapat dilihat, yang termasuk kelompokvisual, seperti foto, gambar, poster, grafik, kartun, liflet,buklet, torso, filmbisu,model 3 dimensi seperti diorama danmokeup.
- Media Audio adalah media yang hanya dapat didengar saja, seperti kaset audio,radio,MP3 Player, iPad.
- Media Audio Visual yaitu media yang dapat dilihat sekaligus dapat didengar,sepertifilm bersuara, video, televisi, sound slide.
- Multimedia adalah media yang dapat menyajikan unsur media secara lengkapseperti suara, animasi, video, grafis dan film. Multimedia sering diidentikandengankomputer, internet danpembelajaranberbasis komputer.
- Media Realitayaitu semua media nyata yangada dilingkungan alam,baikdigunakan dalam keadaan hidup maupun sudah diawetkan, seperti tumbuhan,batuan,binatang, insektarium, herbarium,air, sawah dan sebagainya
 MateriPembelajaran Teks Ekplanasi
ÂMEDIA AudioVisual ( Video)
Hasil Belajar Meningkat
2.6. Hipotesis Tindakan
Dari berbagai kajian teoritis, proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik yaitu dengan tercapai nya tujuan pembelajaran jika siswa mengalami langsung apa yang dipelajarinya dengan penggunaan strategi yang tepat.
Dengan demikian, penggunaan media Audio Visual (Video) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI Â SMA Negeri 7 Kota Komba tentang Teks Eksplanansi.
BAB METODE PENELITAN
Â
Â
- Tempat dan Waktu Penelitian
Â
Tempat Penelitian
Â
Penelitian dilakukan di Kelas XI Â SMA Negeri 7 Kota Komba, kelurahan Rongga Koe, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 15 November 2023 sampai dengan 15 Desember 2023, dengan perincian kegiatan sebagai berikut : Tabel 3.1
Waktu Dan Kegiatan Penelitian
Â
WAKTU
KEGIATAN
15 November 2023
Mencari refrensi untuk rencana penelitian
16 November 2023
Berkomunikasi dengan kepala sekolah dan wali Kelas X1
Bahasa
17 November 2023
Interview beberapa siswa Kelas X1 Bahasa
18 -- 20 November
2023
Mencari data  :  nilai  siswa  pada  pelajaran  bahasa
indonesia
21 November 2023
Menambah sumber refrensi untuk menyusun proposal
penelitian
22 November 2023
Menyusun Instrument penelitian
23 -- Â Â 5 Â Â Â Â Â Desember
2023
Pelaksanaan penelitian
5-8 Desember 2023
Mengolah data hasil penelitian
9-12 Desember 2023
Menyusun hasil penelitian
Adapun alasan mengapa memilih sekolah tersebut karena sekolah ini merupakan tempat mengajar dari peneliti.
Pememilihan kelas untuk kepentingan penelitian sebenarnya tidak memiliki alasan ilmiah atau alasan yang rasional, akan tetapi muncul secara spontanitas. Namun yang jelas kelas manapun yang dipilih tidaklah menjadi persoalan yang utama, tetapi yang ingin dilihat adalah ketercapaian atau ketuntasan belajar dari setiap siswa.
3.2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini meliputi subjek kajian yang mendapat tindakan, yakni materi pokok "Menulis Teks Hasil Observasi ", yang disajikan pada Kelas XI SMA Negeri 7 Kota Komba semester ganjil. Subjek yang mendapat tindakan adalah siswa Kelas XI SMA Negeri 7 Kota Komba Tahun Ajaran 2023/2024 yang berjumlah 22 orang.
3.3. Prosedur Penelitian
Penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Mulyasa mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok peserta didik (2009 : 10). Sedangkan Mc. Niff mengemukakan bahwa hakekat penelitian tindakan kelas adalah sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan keahlian mengajar (dalam Wijaya, 2009 : 8). Selanjutnya Wijaya mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengikuti desain model-model yang dijelskan pada model-model PTK seperti, yaitu: Model Lewin yang ditafsirkan oleh Kemmis Kemmis & Mc Taggart, Model Hopkins, dan Model MC Kerinan. Langkah-langkah pelaksanaan PTK sesuai dengan model PTK yang dipilih
Adapun langkah-langkah dari desain prosedur PTK di atas sebagai berikut :
Perencanaan
Pada tahab perencanaan ini guru merencanakan hal-hal yang akan diajarkan serta permasalahan yang ada, dan cara pemecahannya Adapun hal-hal yang dilakukan dalam pada tahab perencanaan antara lain: (1) Guru melakukan analisis standar isi untuk mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar (2) Penyusunan program pembelajaran sesuai dengan Kompetensi Dasar (3) menentukan tempat atau lingkungan sebagai sumber belajar, serta menentukan waktu yang dibutuhkan (4) membentuk kelompok belajar (5) Peneliti menyusun skenario pembelajaran (6) Peneliti mengundang nara sumber jika dibutuhkan (7) Peneliti membuat lembar kerja siswa sesuai dengan Kompetensi Dasar (8) Menyiapkan alat penilain untuk proses pembelajaran dan sejauh mana pemahaman siswa setelah melakuakan pembelajaran di luar kelas terhadap objek langsung.
Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan atau perubahan yang diinginkan (Suyanto, 1997 : 16). Peran peneliti pada pelaksanakan tindakan yaitu ikut terlibat dalam proses pembelajaran yang telah direncanakan yaitu sesuai judul yang diangkat.
Observasi (Pengamatan)
Observasi sebagai alat pengumpulan data yang sistematis artinya teknik observasi secara pencatatannya dilakukan untuk menafsirkan secara ilmiah (Suharsimi Arikunto, 1998 : 132). Pada
tahap observasi ini guru merekam kegiatan siswa untuk mendapatkan data-data dari hasil pembelajaran, agar peneliti atau guru mendapatkan hasil yang valid, memilih teman sejawat atau guru lain sebagai observer terhadap tindakan yang dilakukan peneliti sesuai dengan pedoman atau lembar observasi yang telah disiapkan.
Refleksi
Refleksi dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah berkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna untuk menyempurnakan tindakan berikutnya. Pada tahap refleksi ini guru dan observer berupa teman atau guru sejawat mengadakan diskusi untuk menganalisis sekala sikap dari hasil pre test dan post test yang dilakukan siswa, dari hasil pengamatan kinerja siswa dan guru serta keaktifan siswa dalam pembelajaran
Hasil dari refleksi ini oleh guru dijadikan acuan untuk mengadakan perbaikan-perbaikan, dan selanjutnya direncanakan kembali pada pelaksanaan siklus II. Apabila pada Siklus I prestasi belajar siswa belum mencapai target, yang telah ditentukan, maka penelitian belum bisa dikatakan berhasil, sehingga peneliti harus melanjutkan ke siklus II., apabila pada siklus II prestasi belajar siswa sudah mengalami peningkatan dengan menggunakan langkah-langkah yang benar sesuai dengan target yang telah direncanakan maka penelitian baru dikatakan berhasil.
Prosedur Penelitian
- Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti merencanakan kegiatan yang akan dilakukan pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK), adapun kegiatan yang akan dilakukan dalam perencanaan adalah sebagai berikut :
- Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
- Membuat lembar pengamatan
- Menyiapkan lembar kerja siswa
- Membuat alat evaluasi
- Refleksi
Pada tahap refleksi, peneliti mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan pada tahap pra siklus, kemudian bila perlu merevisi tindakan sebelumnya untuk dilaksanakan pada tahap berikutnya.
3. 4 Teknik PengumpulanData
Dalam melaksanakan penelitian ini, teknik yang akan digunakan adalah mengumpulkan data sebagai hasil dari suatu proses kegiatan. Data itu diperoleh dalam bentuk hasil tes dan lembar observasi.
Tes dilakukan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa setelah melaksanakankegiatan belajar mengajar, sedangkan lembar observasi dilakukan untuk mengumpulkan data tentang kinerja siswa selama pembelajaran berlangsung. Karena teknik yang digunakan mengumpulkan data dalam bentuk tes dan lembar observasi maka dibuat kisi-kisi soal tesbesertasoaltes dan format lembar observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
3.5. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data, teknik yang digunakan adalah analisis dengan menggunakan statistik deskriptif atau deskriptif kuantitatif. Statistik deskriptif yaitu statistic yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Termasuk dalam statistic deskriptif antara lain penyajian data dalam bentuk tabel, grafik, diagram lingkaran, perhitungan penyebaran
Sedangkan untuk melihat ketuntasan belajar secara klasikal (KBK), data hasil tes dianalisis dengan menggunakan rumus:
= Â Â Â Â Â 100%
- Teknik Analisis Data Kinerja Siswa dan Guru
Data pengindraan terhadap kinerja belajar siswa dan kinerja guru dianalisis secarakualitatif.Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan skor perolehan dengan kategori tertentu. Kategori tertentu tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel1.
Kategori Kinerja Belajar Siswa dan Kinerja Guru
Kinerja Belajar Siswa
Kinerja Guru
Rentanganskor
Kategori
Rentanganskor
Kategori
1 s.d 25
Buruk
1 s.d 11
Buruk
26 s.d 50
Cukup
12 s.d22
Cukup
51 s.d 75
Baik
23 s.d33
Baik
76 s.d 100
Sangat baik
34 s.d44
Sangatbaik
Â
- Indikator Keberhasilan
Siswa dinyatakan tutas dalam belajar, jika nilai yang diperoleh minimal 70. Sedangkan standar persentasi ketuntasan kemampuan kognitif klasikal atau seluruh siswa, jika mencapai minimal 85%. Secara individual siswa dinyatakan telah belajar tuntas jika mencapai skor 70 dan secara klasikal dinyatakan tuntas belajar jika mencapai 85% siswa dalam kelas.
Standar ketuntasan klasikal seperti di atas juga dipakai untuk menentukan ketuntasan belajar siswa dalam materi peduli terhadap makhluk hidup jika mencapai standar 85%.
Deskripsi Persiklus
Â
- SiklusI
- Perencanaan
Kegiatan utama yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah mendesain instrumen pembelajaran seperti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), menyiapkan materi ajar, menyusun lembaran observasi siswa dan guru, menyusun soal latihan setelah proses pembelajaran dan menyusun soal-soal tes siklus I.
- Pelaksanaan
Pelaksanaan siklusI dilakukan selama satu hari dengan perincian sebagai berikut, pada tiga jam pembelajaran pertama dilakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media dan pada jam pembelajaran keempat dan kelima dilakukan evaluasi.
Pertemuan pertama merupakan langkah awal dilakukannya tindakan siklus I. Pertemuan pertama dilakukan pada Selasa,23November 2021 sesuai jadwal.
Pertemuan pertama dilakukan dengan menjalankan langkah-langkah dalam rencana pelaksanaan pembelajaran seperti kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Kegiatan awal yang dilakukan peneliti juga sebagai guru adalah kegiatana persepsi, menyampaikan tema yang akan dibahas serta menyampaikan tujuan yang ingin dicapai setelah mengikuti proses bembelajaran.
Pada kegiatan inti,kegiatan yang dilakukan guru yaitu menjelankan proses pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Materiatau bahan pelajaran yang diberikan pada Pertemuan pertama beru pamateri Pelestarian Lingkungan Hidup. Pada akhir proses pembelajaran guru memberikan soal latihan kepada siswa tentang materi yang diajarkan. Setelah mengerjakan soal latihan guru bersama siswa merangkum materi pelajaran dan memberikan penguatan terhadap materi yang diajarkan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini peneliti bertindak sebagai guru yang mengajar sambal melakukan pengamatan, sedangkan guru mitra bertindak sebagai observer.
Pada pembelajaran keempat dan kelima, guru melakukan evaluasi pembelajaran terhadap peroses pembelajaran yang dilakukan pada pembelajaran pertama sampai pembelajaran ketiga. Evaluasi dilakukan dengan memberikan soal ulangan tentang materiyang telah dipelajari yaitu tentang Pelestarian Lingkungan Hidup.
Untuk lebih jelas analisis hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:
Tabel 2 .
Hasil Belajar Siswa Siklus I
No
Nama Siswa
JK
KKM
Nilai
Ket
1
Agustinus Dikrindo
L
70
60
Tidak Tuntas
2
Eflyn Juita
P
70
63
Tidak Tuntas
3
Fransiska Liberta Dores
P
70
70
Tuntas
4
Karolinia A. G. Omarin
P
70
65
Tidak Tuntas
5
Maria E. D. Novasanti
P
70
70
Tuntas
6
Maria Seraviani Srilieng
P
70
65
Tidak Tuntas
7
Nestoria Kolong
P
70
55
Tidak Tuntas
8
Paula Kristina Restu
P
70
80
Tuntas
9
Stefanus Juman
L
70
65
Tidak Tuntas
10
Yohanes K. Nggajing
L
70
55
Tidak Tuntas
11
Yulianus Defri Tanggang
L
70
50
Tidak Tuntas
12
Afliani Rosdiana Apelen
P
70
70
Tuntas
13
Agustinus C. Amtonis
L
70
70
Tuntas
14
Apolonarius Sandro Lagung
L
70
65
Tidak Tuntas
15
Kandidus Akira Giranda
L
70
85
Tuntas
16
Kornelia Weongnay
P
70
85
Tuntas
17
Maria Agustina Sanjeri
P
70
60
Tidak Tuntas
18
Maria Florensia Melon
P
70
60
Tidak Tuntas
19
Petrus Efendi Delno
L
70
80
Tuntas
20
Robertus Deifrino Sanit
L
70
60
Tidak Tuntas
21
Volenta Arniyati
P
70
70
Tuntas
22
Yosefa Suryanti Marindo
P
70
65
Tidak Tuntas
JUMLAH
 RATA- RATA
1.468
9 orang tuntas
66,73
13 0rang tidak tuntas
Secara singkat rekapitulasi hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pula pada tabel berikut ini:
Tabel 3.
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus I
No
Uraian
Hasil Akhir
1
Nilai rata-rata hasil tes
66,75
2
Jumlah siswa yang tuntas
9
3
Jumlah siswa yang belum tuntas
13
4
Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal (KKBK)
40,91 %
1) Pengindraan Kinerja Belajar Siswa dan Kinerja Guru
Pengindraan terhadap kinerja belajar siswa pada pertemuan pertama siklus I menunjukkan hasil sebagai berikut. Pada aspek tekun melaksakan siswa mencapai skor 50 dalam kategori cukup, pada aspek mengemukakan pendapat siswa mencapai skor 54 dalam kategori baik, pada aspek perhatian siswa mencapai skor 58 dalam kategori baik dan pada aspek menjawab pertanyaan siswa mencapai skor52 dalam kategori baik.
harus dilakukan adalah mempraktikkan semua desain pembelajaran yang telahdirancang sebelumnya dengan materi pokok Pelestarian Lingkungan Hidup. Untukmeningkatkan pemahaman siswa pada pokok bahasan ini, guru menyiapkanvideotentang Pelestarian Lingkungan Hidup. Sedangkan untuk kegiatan penutup yang harus dilakukan adalah merumuskan kesimpulan, melakukan umpan balik, serta merefleksikan materi yang telah dibahas sebelumnya.
Pada pembelajaran keempat dan kelima, guru melakukan evaluasi pembelajaran terhadap peroses pembelajaran yang dilakukan pada pembelajaran pertama sampai pembelajaran ketiga. Evaluasi dilakukan dengan memberikan soal ulangan tentang materi yang telah dipelajari yaitu tentang Pelestarian Lingkungan Hidup.
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini peneliti bertindak sebagai guru yang mengajar sambal melakukan pengamatan,sedangkan guru mitra bertindak sebagai observer.
- Observasi
Untuk memperoleh data keaktifan belajar siswa di dalam kelas, maka dilakukan pengamatan atau observasi. Tujuan utama dilakukanya observasi adalah untuk melihat sejauh mana perkembangan keaktifan siswa setelah dilakukan tindakan. Selain dilakukan observasi terhadap siswa, dilakukan juga observasi terhadap kinerja guru dalam memberikan tindakan dalam pembelajaran. Kegiatan observasi pada siklus II ini dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Peng indraan terhadap kinerja belajar siswa dilakukan oleh guru mitra dengan mengisi lembar pengindraan yang telah disediakan sebelumnya. Aspek yang diindra oleh observer mencakup aspek tekun melaksanakan, mengemukakan pendapat, perhatian, dan keberanian menjawab pertanyaan. Pengindraan terhadap kinerja belajar siswa ini dilakukan pada setiap kali pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, dalam siklus II ini pengindraan terhadap kinerja belajar siswa berlangsung satu kali.
Pengindraan terhadap kinerja guru (peneliti yang memberikan tindakan dalam pembelajaran) juga dilakukan oleh guru mitra dengan mengisi lembar pengindraan. Disini yang diindra adalah keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pengindraan seperti ini dilaksanakan pada setiap kali pembelajaran berlangsung.
- Refleksi Tindakan Siklus II
Hasil Belajar Siswa Siklus II
Berdasarkan hasil tes siklus II, diperoleh data hasil belajar siswa yang telah dianalisis sebagai berikut, nilai rata-rata dari jumlah siswa seluruhnya adalah sebesar 75,90. Siswa yang tuntas adalah 19 siswa dari 22 jumlah siswa seluruhnya. Dikatakan tuntas karena hasil belajar dari masing-masing ke-19 siswa tersebut telah mencapai KKM yakni 70. Sedangkan 3 siswa dengan persentase 13,64 % yanglainnya dinyatakan belum tuntas karena nilai masing-masing siswa tersebut belum mencapai KKM.
Untuk ketuntasan belajar secara klasikal, diperoleh nilai sebesar 86,36%, nilai ini diperoleh dari hasil perhitungan jumlah siswa yang tuntas dibagi jumlah siswa seluruhnya dikali dengan100%. Sedangkan untuk persentase siswa yang belum tuntas diperoleh data sebesar 13,63%. Hasil tes siklus II ini menunjukan adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa jika dibandingkan dengan siklus I yaitu dari 40,91 % meningkat menjadi 86,36%.
Dengan demikian ketuntasan belajar secara klasikal telah mencapai standar yang diharapkan bahkan telah melebihi 85%. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini karena upaya guru memanfaatkan media Audio Visual (Video) dalam pembelajaran. Dengan demikian siswa lebih proaktif dan lebih mudah memahami materi yang diberikan.Untuk lebih dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.
Hasil Belajar Siswa Siklus II
No
Nama Siswa
JK
KKM
Nilai
Ket
1
Agustinus Dikrindo
L
70
80
Tuntas
2
Eflyn Juita
P
70
75
Tuntas
3
Fransiska Liberta Dores
P
70
75
Tuntas
4
Karolinia A. G. Omarin
P
70
75
Tuntas
5
Maria E. D. Novasanti
P
70
80
Tuntas
6
Maria Seraviani Srilieng
P
70
75
Tuntas
7
Nestoria Kolong
P
70
85
Tuntas
8
Paula Kristina Restu
P
70
70
Tuntas
9
Stefanus Juman
L
70
75
Tuntas
10
Yohanes K. Nggajing
L
70
85
Tuntas
11
Yulianus Defri Tanggang
L
70
70
Tuntas
12
Afliani Rosdiana Apelen
P
70
90
Tuntas
13
Agustinus C. Amtonis
L
70
60
Tidak Tuntas
14
Apolonarius Sandro Lagung
L
70
50
Tidak Tuntas
15
Kandidus Akira Giranda
L
70
65
Tidak Tuntas
16
Kornelia Weongnay
P
70
75
Tuntas
17
Maria Agustina Sanjeri
P
70
90
Tuntas
18
Maria Florensia Melon
P
70
85
Tuntas
19
Petrus Efendi Delno
L
70
75
Tuntas
20
Robertus Deifrino Sanit
L
70
80
Tuntas
21
Volenta Arniyati
P
70
75
Tuntas
22
Yosefa Suryanti Marindo
P
70
80
Tuntas
JUMLAH
 RATA- RATA
1.670
19 orang tuntas
75.90
3 0rang tidak tuntas
Secara singkat rekapitulasi hasil belajar siswa pada siklus II dapat pula dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus II
No
Uraian
Hasil Akhir
1
Nilai rata-rata hasil tes
75,90
2
Jumlah siswa yang tuntas
19
3
Jumlah siswa yang belum tuntas
3
4
Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal(KKBK)
86,36%
5
Persentase ketidaktuntasan belajar klasikal
13,63%
- Â Pengindraan Kinerja Belajar Siswa dan Kinerja Guru
Pengindraan terhadap kinerja belajar siswa pada siklus II menunjukkan hasil sebagai berikut. Pada aspek tekun melaksakan siswa mencapai skor 63 dalam kategori baik, pada aspek mengemukakan pendapat siswa mencapai skor 58 dalam kategori baik, pada aspek perhatian siswa mencapai skor 64 dalam kategori baik dan pada aspek menjawab pertanyaan siswa mencapai skor 63 dalam kategori baik. Sementara itu, pengindraan terhadap kinerja guru menunjukkan hasil sebagai berikut. Pada siklus II kinerja guru mencapai skor 32. Berdasarkan kategori yang
Telah ditentukan sebelumnya,maka pada pertemuan siklus II ini kinerja guru baik.
Kedua informasi ini mengindikasikan bahwa, pelaksanaan proses pembelajaran telah berjalan dengan optimal. Hal ini ditandai dengan tercapainya ketuntasan belajar baik secara individu maupun klasikal sebesar 85% serta pembelajaran tematik dengan menggunakan media AudioVisual(Video) yang diterapkan peneliti berjalan dengan baik, yang mengakibatkan terjadinya interaksi antar siswa, maupun siswa dengan guru. Pengelolaan kelas berjalan dengan baik sehingga proses pembelajaran berjalan maksimal. Saat mengerjakan LKPD atau tugas semua siswa terlibat aktif. Demikian pula mengajukan dan menjawab pertanyaan semua siswa terlibat aktif. Dengan demikian untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus II ini. Berdasarkan data yang diperoleh selama pelaksanaan siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar siswa telah melampaui ketuntasan belajar klasikal, demikian pula keaktifan siswa telah mencapai peningkatan yang maksimal. Namun, masih ada beberapa siswa yang belum tuntas. Dengan mempertimbangkan kemampuan beberapa siswa yang belum tuntas ini,maka peneliti memutuskan untuk melanjutkan tindakan pada siklus III.
Siklus III
Â
Setelah siklus I dan II berakhir,maka langkah selanjutnya adalah pelaksanaan tindakan siklus III. Adapun siklus III ini dilakukan karena pada pelaksanaan siklus II, persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal mencapai 86,36%. Hal ini menunjukan bahwa hasil belajar siswa sudah mencapai kriteria secara klasikal yang ditentukan sebesar yaitu 85%. Namun, masih ada beberapa siswa yang belum tuntas, sehingga perlu untuk melanjutkan pada siklus III. Tidak jauh berbeda dengan siklus I dan II kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus III ini adalah perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
- Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, seperti yang dilakukan pada siklus I dan II, kegiatan utama yang dilakukan adalah mempersiapkan perangkat pembelajaran. Hal-hal yang menjadi pokok dalam persiapan perangkat pembelajaran adalah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), menyiapkan materi ajar, menyusun lembaran observasi siswa dan guru, dan menyusun soal-soal tes siklus III, serta alat-alat pelajaran yang mendukung tercapainya kegiatan proses belajar mengajar pada siklus III.
- Pelaksanaan
Setelah melewati tahap perencanaan, tahap selanjutnya adalah pelaksanaan siklus III. Pelaksanaan siklus III juga dilakukan selama satu hari dengan perincian sebagai berikut, pada   tiga  jam      pembelajaran            pertama   dilakukan   kegiatan   pembelajaran dengan menggunakan media dan pada jam pembelajaran keempat dan kelima dilakukan evaluasi. Pertemuan pertama merupakanl angkah awal dilakukannya tindakan siklus III.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 2 Desember 2021.
Untuk kegiatan awal hal-hal yang harus dilakukan guru sekaligus peneliti adalah apersepsi, memberitahukan tema yang akan dibahas dan menyampaikan tujuan yang ingin dicapai setelah mengikuti proses bembelajaran. Untuk kegiatan inti hal-hal yang harus dilakukan adalah mempraktikkan semua desain pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya dengan materi pokok Mengidentifikasi Pelestarian Lingkungan Hidup. Untuk meningkatkan pemahaman siswa pada pokok bahasan ini, guru menyiapkan video tentang Pelestarian Lingkungan Hidup. Sedangkan untuk kegiatan penutup yang harus dilakukan adalah merumuskan kesimpulan, melakukan umpan balik,serta merefleksikan materi yang telah dibahas sebelumnya.
Pada pembelajaran keempat dan kelima, guru melakukan evaluasi pembelajaran terhadap peroses pembelajaran yang dilakukan pada pembelajaran pertama sampai pembelajaran ketiga. Evaluasi dilakukan dengan memberikan soal ulangan tentang materi yang telah dipelajari yaitu tentang Pelestarian Lingkungan Hidup.
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini peneliti bertindak sebagai guru yang mengajar sambal melakukan pengamatan, sedangkan guru mitra bertindak sebagai observer.
- Observasi
Untuk memperoleh data keaktifan belajar siswa di dalam kelas, maka dilakukan pengamatan atau observasi. Tujuan utama dilakukanya observasi adalah untuk melihat sejauh mana perkembangan keaktifan siswa setelah dilakukan tindakan. Selain dilakukan observasi terhadap siswa, dilakukan juga observasi terhadap kinerja guru dalam memberikan tindakan dalam pembelajaran. Kegiatan observasi pada siklus III ini dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Pengindraan terhadap kinerja belajar siswa dilakukan oleh guru mitra dengan mengisi lembar pengindraan yang telah disediakan sebelumnya. Aspek yang diindra oleh observer mencakup aspek tekun melaksanakan, mengemukakan pendapat, perhatian, dan keberanian menjawab pertanyaan. Pengindraan terhadap kinerja belajar siswa ini dilakukan pada setiap kali pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, dalam siklus III ini pengindraan terhadap kinerja belajar siswa berlangsung satu kali.
Pengindraan terhadap kinerja guru (peneliti yang memberikan tindakan dalam pembelajaran) juga dilakukan oleh guru mitra dengan mengisi lembar pengindraan. Disini yang diindra adalah keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pengindraan seperti ini dilaksanakan pada setiap kali pembelajaranberlangsung.
- Refleksi Tindakan Siklus III
Hasil Belajar Siswa Siklus III
Â
Berdasarkan hasil tes siklus III yang dilakukanpada hari Senin, 2 Desember 2021,diperoleh data hasil belajar siswa yang telah dianalisis sebagai berikut,nilai rata- ratadari jumlah siswa seluruhnya adalah sebesar 77,5 dan semuanya dinyatakan tuntas. Dikatakan tuntas karena hasil belajar dari masing-masing siswa tersebut telah mencapai KKM yakni 70.
Untuk ketuntasan belajar secara klasikal, diperoleh nilai sebesar 100%, nilai ini diperoleh dari hasil perhitungan jumlah siswa yang tuntas dibagi jumlah siswa seluruhnya dikali dengan 100%. Hasil tes siklus III ini menunjukan adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa jika dibandingkan dengan Siklus I yaitu 40,91% dan Siklus II yaitu 86,36% meningkat menjadi 100%. Dengan demikian ketuntasan belajar secara klasikal telah mencapai standar yang diharapkan bahkan telah mencapai 100%. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini karena upaya guru memanfaatkan media gambar dalam pembelajaran. Dengan demikian siswa lebih proaktif dan lebih mudah memahami materi yang diberikan.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Hasil Belajar Siswa Siklus III
No
Nama Siswa
JK
KKM
Nilai
Ket
1
Agustinus Dikrindo
L
70
80
Tuntas
2
Eflyn Juita
P
70
75
Tuntas
3
Fransiska Liberta Dores
P
70
77
Tuntas
4
Karolinia A. G. Omarin
P
70
75
Tidak Tuntas
5
Maria E. D. Novasanti
P
70
80
Tuntas
6
Maria Seraviani Srilieng
P
70
75
Tuntas
7
Nestoria Kolong
P
70
85
Tuntas
8
Paula Kristina Restu
P
70
70
Tuntas
9
Stefanus Juman
L
70
75
Tuntas
10
Yohanes K. Nggajing
L
70
70
Tuntas
11
Yulianus Defri Tanggang
L
70
70
Tuntas
12
Afliani Rosdiana Apelen
P
70
70
Tuntas
13
Agustinus C. Amtonis
L
70
90
Tuntas
14
Apolonarius Sandro Lagung
L
70
75
Tuntas
15
Kandidus Akira Giranda
L
70
90
Tuntas
16
Kornelia Weongnay
P
70
75
Tuntas
17
Maria Agustina Sanjeri
P
70
90
Tuntas
18
Maria Florensia Melon
P
70
85
Tuntas
19
Petrus Efendi Delno
L
70
75
Tuntas
20
Robertus Deifrino Sanit
L
70
80
Tuntas
21
Volenta Arniyati
P
70
75
Tuntas
22
Yosefa Suryanti Marindo
P
70
80
Tuntas
JUMLAH
 RATA- RATA
1.705
22 orang tuntas
77,50
0 0rang tidak tuntas
Secara singkat rekapitulasi hasil belajar siswa pada siklus III dapat pula dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus III
No
Uraian
Hasil Akhir
1
Nilai rata-rata hasil tes
77,50
2
Jumlah siswa yang tuntas
22
3
Jumlah siswa yang belum tuntas
4
Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal(KKBK)
100%
5
Persentase ketidaktuntasan belajar klasikal
0%
- Pengindraan Kinerja Belajar Siswa dan Kinerja Guru
Pengindraan terhadap kinerja belajar siswa pada siklus III menunjukkan hasil sebagai berikut. Pada aspek tekun melaksakan siswa mencapai skor 80 dalam kategori sangat baik, pada aspek mengemukakan pendapat siswa mencapai skor 78 dalam kategori sangat baik, pada aspek perhatian siswa mencapai skor 80 dalam kategori sangat baik dan pada aspek menjawab pertanyaan siswa mencapai skor80 dalam kategori sangat baik.
Sementara itu, pengindraan terhadap kinerja guru menunjukkan hasil sebagai berikut. Pada siklus III kinerja guru mencapai skor 35. Berdasarkan kategori yang telah ditentukan sebelumnya, maka pada pertemuan siklus III ini kinerja guru sangat baik.
Kedua informasi ini mengindikasikan bahwa, pelaksanaan proses pembelajaran telah berjalan dengan optimal. Hal ini ditandai dengan tercapainya ketuntasan belajar baik secara individu maupun klasikal sebesar 100% serta pembelajaran tematik dengan menggunakan media gambar yang diterapkan peneliti berjalan dengan baik, yang mengakibatkan terjadinya interaksi antar siswa,maupun siswa dengan guru. Pengelolaan kelas berjalan dengan baik sehingga proses pembelajaran berjalan maksimal. Saat mengerjakan LKPD atau tugas semua siswa terlibat aktif. Demikian pula mengajukan dan menjawab pertanyaan semua siswa terlibat aktif. Dengan demikian untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus III ini. Berdasarkan data yang diperoleh selama pelaksanaan siklus III, maka dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar siswa telah melampaui ketuntasan belajar klasikal, demikian pula keaktifan siswa telah mencapai peningkatan yang maksimal.Dengan alasan inilah peneliti memutuskan untuk tidak melanjutkan tindakan pada siklus berikutnya.
BAB IV PEMBAHASAN
Â
Â
- Ketuntasan Belajar Individual
Â
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media Audio Visual (Video) dalam pembelajaran mempunyai dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya hasil belajar siswa dan meningkatnya pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan guru. Peningkatan hasil belajar tersebut ditandai dengan meningkatnya persentase ketuntasan belajar siswa baik secara individu maupun secara klasikal.
Secara individual ketuntasan belajar siswa telah mengalami peningkatan. Pada siklus I jumlah siswa yang tuntas yakni sebanyak 9 orang siswa dari 22 siswa seluruhnya. Sedangkan 13 siswa lainnya memiliki nilai dibawah 70, artinya sebanyak 9 siswa tersebut belum tuntas dalam pembelajaran siklus I.
Pada siklus II jumlah siswa yang tuntas terus mengalami peningkatan. Jika pada siklus I jumlah siswa yang tuntas sebanyak 9 orang siswa, sedangkan untuk siklus II jumlah siswa yang tuntas mengalami peningkatan yang cukup signifikan yakni 19 siswa. Jumlah ini sangat baik dan prestasi yang baik pula. Namun, karena masih ada beberapa siswa yang belum tuntas, maka dilanjutkan ke siklus III.
Pada siklus III dari jumlah siswa 22 orang semuanya telah mencapai ketuntasan secara individual.
Untuk lebih jelas gambaran ketuntasan belajar siswa secara individu setiap siklus dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 6 PerolehanJumlahSiswa yangTuntasSecaraIndividual
No
Siklus
Siswa yang tuntas
Siswa yang tidak tuntas
1
Siklus I
9
13
2
Siklus II
19
3
3
Siklus III
22
Ketuntasan Belajar Klasikal
Secara klasikal ketuntasan belajar siswa juga telah mengalami peningkatan. Hal ini ditandai dengan meningkatnya persentase ketuntasan secara klasikal. Pada siklus I persentase ketuntasan belajar klasikal mencapai 40,91%. Hal ini menggambarkan ketuntasan belajar secara klasikal padasiklus I masih sangat rendah.
Selanjutnya, pada siklus II persentase ketuntasan belajar siswa klasikal mengalami peningkatan. Jika pada siklus I persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal 40,91%. Sedangkan untuk siklus II persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal
mengalami peningkatan yang cukup signifikan yakni sebesar 86,36%. Artinya peningkatan persentase ketuntasan belajar siswaa dalah sebesar 45,45%. Persentase ini sudah baik. Namun karena masih ada beberapa siswa yang belum tuntas, maka perlu diadakan siklus III. Pada siklus III ini dari jumlah siswa 22 orang semuanya telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal.
Untuk lebih jelas gambaran ketuntasan belajar siswa secara klasikal setiap siklus dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 7.
Perolehan Persentase Ketuntasan Siswa Secara Klasikal
No
Siklus
Persentase Ketuntasan
1
Siklus I
40,91 %
2
Siklus II
86,36%
3
Siklus III
100%
 Â
Kinerja Belajar Siswa dan Guru
Â
Berdasarkan analisis data, kinerja belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media Audio Visual (Video) berdampak positif terhadap hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan selain dengan meningkatnya jumlah siswa yang tuntas setiap siklus, juga ditandai oleh adanya perubahan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
Pada pertemuan siklus I atau saat dilakukannya tindakan kinerja belajar siswa pada aspek tekun melaksanakan berada pada kategori cukup, sedangkan pada aspek mengemukakan pendapat, perhatian dan pada aspek menjawab pertanyaan berada pada kategori baik. Pada siklus II suasana sudah mulai berubah, siswa kelihatan lebih bersemangat dan tampaknya semua siswa tekun dan aktif. Hal ini ditandai dengan dapat dipertahankan keempataspek yang diamati pada kategori baik. Pada Siklus III suasana terlihat sudah sangat baik, siswa tampak lebih semangat dan aktif. Hal ini ditandai dengan meningkatnya keempat aspek yang diamati masuk pada kategori sangat baik. Fakta ini menunjukkan bahwa penggunaan media media Audio Visual (Video) dalam pembelajaran ternyata mampu meningkatkan kinerja belajar siswa di dalam kelas.
Â
Â
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan di depan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media Audio Visual (Video) efektif meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi Teks Eksplanasi SMA Negeri 7 Kota Komba, Hal ini dapat ditandai dengan :
- Nilai hasil tes siswa selalu mengalami peningkatan mulai dari siklus I sampai siklus III. Pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh siswa 66,73, pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh siswa 75,90, dan pada siklus III nilai rata-rata yang diperoleh siswa77,50.
- Ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada siklus sebesar 40,91%, pada siklus II meningkat menjadi 86,36, dan pada siklus III mengalami peningkatan secara signifikan menjadi 100%. Hasil yang optimal ini disebabkan oleh proses belajar yang optimal. Melalui penggunaan media audio visual (video) siswa semakin aktif dalam proses pembelajaran yang berdampak pada semakin baiknya pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
SARAN
Berdasarkan temuan dan kesimpulan di atas beberapa saran yang diajukan adalah:
- Bagi Sekolah, diharapkan mampu membuat kebijakan-kebijakan yang mendukung terlaksananya pembelajaran secara efektif, misalnya melalui pelatihan dan penggunaan metode dan media yang inovatif.
- Bagi guru di SMANegeri 7 Kota Komba, hendaknya mengembangkan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kompetensi materi dan karakteristik siswa.
- Bagi Siswa, hendaknya selalu berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran sehingga dapat mengembangkan segala kemampuan yang ada dalam diri untuk bertanya dan berani menyampaikan ide atau gagasan yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H