Mohon tunggu...
Damasus Fandianus Jeragu
Damasus Fandianus Jeragu Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN SATAP HELUNG

Damasus Fandianus Jeragu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi ke 8

30 November 2022   20:32 Diperbarui: 30 November 2022   20:37 1224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Dalam mengikuti pembelajaran, saya merasa tertantang karena materi ini adalah materi baru bagi saya. Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan, saya selalu membuka kembali modul, bahan ajar, maupun membuka di internet berkaitan dengan kata-kata yang merasa sangat sulit. Saya sangat semangat dalam pembelajaran, terutama dalam ruang kolaborasi karena saya bisa berbagi pengalaman dan menemukan inspirasi dari pengalaman rekan lain. Saya selalu berusaha menyelesaikan setiap tugas dengan baik dan tepat waktu.

 

  1. Mengaitkan Relating) menghubungkan kaitan antara peristiwa dengan pengetahuan, keterampilan, keyakinan atau informasi lain yang dimiliki.

Budaya positif sangat berkaitan erat dengan keseharian menjadi guru maupun orang tua di rumah. Hal-hal yang telah terbiasa dilakukan di sekolah, ternyata sebagian besar adalah bayangan, misalnya guru mengontrol murid, memberikan penguatan positif, dan hak untuk memaksa. Dalam mengambil solusi atas permasalahan, guru hendaknya bertindak sebagai manajer yang menyadarkan murid atas kesalahnya, menguatkan keyakinan murid, dan mengarahkan untuk memperbaiki diri.

 

  1. Menganalisis Reasoning) menganalisis dengan detail mengapa peristiwa tersebut dapat terjadi, lalu mengambil beberapa perspektif lain, misalnya dari teori atau kejadian lain yang serupa, untuk mendukung analisis tersebut.

Penerapan disiplin di sekolah selama ini, banyak yang bertentangan dengan budaya positif. Misalnya disiplin tepat waktu. Siswa yang terlambat akan diberikan sanksi tetapi belum dapat memperbaiki kesalahannya. Ketika menghadapi murid yang bermasalah, terkadang posisi guru adalah sebagai penghukum dan pembuat orang merasa bersalah. Padalah, dampaknya tidak baik bagi psikologis anak dan tidak memperbaiki kesalahan yang diperbuat.

  1. Merancang ulang Reconstructing) menuliskan rencana alternatif jika menghadapi kejadian serupa di masa mendatang.

Untuk menghadapi kegiatan pembelajaran selanjutnya, saya berkeyakinan bahwa saya mampu melakukannya. Pengamanan belajar selama ini telah membekali diri saya dengan kemampuan belajar mandiri, berpikir kritis, kreativitas menemukan solusi permasalahan, mampu berkolaborasi dalam menyelesaikan tugas, dan komunikatif dalam menyampaikan ide/gagasan. Di kelas, saya akan menggali keyakinan kelas untuk dipedomani oleh murid. Apabila memukan murid bermasalah, saya bisa menerapkan segitiga restitusi untuk membantu murid memperbaiki kesalahannya. Dalam melaksanakan tugas sebagai guru, saya akan terus mengamalkan nilai-nilai guru penggerak untuk mencapai visi yang dilandasi dengan budaya positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun