Bapak tersebut berpaling dari hadapanku kembali menanyai guru yang lain dan memeriksa berkas mereka. Selalu dalam setiap urusan berkas ke kantor ini aku akan menjadi seseorang yang diabaikan. Karena saya dicap seorang yang tidak tahu berterimakasih.
Kira-kira sepuluh menit setelah guru lain sudah selesai berurusan dengan bapak tersebut saya mendekatinya,
"Pak tolong jelaskan mengapa angka Kredit saya tidak mencukupi ?".
,"yah memang angka kredit ibu belum cukup,"
,"maksud saya angka kreditnya harus berapa biar cukup pak?,"
," yah harus lebih dari situ".
," makanya dibuatlah pak,"
,"ya tidak cukup juga,"
Tidak menjawab pikirku, dan kami setelah hampir tiga tahun tidak berurusan, dengan yang katanya revolusi mental dalam birokrasi itu tetap juga masih tidak sepaham.
Ahhh... tidak usalah kujelaskan perdebatan kami selanjutnya, aku bosan dengan marah.
,"baiklah pak kalau memang harus bulan desember baru saya bisa naik pangkat, terimakasih,"kalimat terakhirku padanya.