Mohon tunggu...
Damarra Kartika
Damarra Kartika Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi dengan Konsentrasi Studi Komunikasi Massa dan Digital Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penambahan 200.000 Kasus Positif Covid-19 Pada Anak Selama Satu Bulan

20 Desember 2020   23:43 Diperbarui: 20 Desember 2020   23:55 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Amerika Serikat (5/11/2020) - Jumlah kasus positif Virus Corona pada anak-anak di Amerika Serikat melonjak signifikan sepanjang bulan Oktober 2020. Terlebih lagi, gejala Covid-19 yang biasanya muncul pada orang dewasa, tidak muncul pada anak-anak. Sehingga terkadang anak-anak luput tidak perlu melakukan pemeriksaan. 

Dr. Sally Goza, Presiden Akademi Pediatri Amerika mengatakan ini adalah pengingat bagi masyarakat, bahwa pandemi Covid-19 berdampak pada semua orang. Termasuk anak-anak.  "Virus ini sangat mudah menular, dan seperti yang kita lihat pada banyak komunitas, anak-anak juga lebih mungkin tertular", terang Goza. 

Berdasarkan data Akademi Pediatri Amerika dan Asosiasi Rumah Sakit Anak, terdapat penambahan sebanyak 200.000 kasus pada bulan Oktober. Diantara angka tersebut, 61.000 kasus terjadi selama sepekan terakhir pada bulan Oktober. 

Angka ini juga merupakan yang terbesar, apabila dibandingkan dengan angka sebelumnya. Hingga kini, total jumlah anak positif Covid-19 di Amerika Serikat adalah sebanyak 853.000 anak. 

Salah satu hal yang menyebabkan anak-anak luput dari pengawasan adalah minimnya gejala. Mengingat gejala yang disebabkan oleh Virus Corona seringkali adalah gejala ringan dan terlihat seperti flu biasa, maka banyak anak yang tidak mengikuti tes kesehatan. 

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, demam dan batuk hanya terjadi pada 56% dan 54% anak-anak, sementara pada orang dewasa 71% dan 80%. Sesak nafas juga hanya dialami oleh 13% anak-anak, sementara pada orang dewasa ditemui sekitar 43%. 

Begitu pula dengan beberapa gejala lainnya seperti sakit tenggorokan, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, serta diare juga jarang dilaporkan terjadi pada pasien anak positif Virus Corona. Pasien anak positif Virus Corona sebanyak 1:3 harus dirawat di Unit Perawatan Intensif, perbandingannya sama seperti orang dewasa. 

Berdasarkan data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, anak-anak dengan rentang umur 12 sampai 17 tahun yang positif terinfeksi Virus Corona berjumlah dua kali lipat lebih banyak daripada rentang usia 5 hingga 11 tahun. 

Angka kasus yang meningkat, berdampak pada anak-anak hingga pada tingkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tidak hanya dampak secara fisik bagi mereka yang terinfeksi. Pandemi juga berdampak pada cara anak bersosialisasi, termasuk dalam adaptasi proses tumbuh kembangnya. 

Anak-anak yang aktif seharusnya dapat bermain setiap harinya, bersosialisasi, dan bertemu banyak orang. Namun, kini mereka hanya dapat mempelajari segala sesuatu dari dalam rumah. Terbatasnya dunia anak ini dapat pula berdampak buruk atau bahkan jangka panjang bagi kesehatan mentalnya. 

Akademi Pediatri Amerika menyatakan studi dan data lebih tentang bagaimana Virus Corona menyerang kesehatan anak-anak dalam jangka panjang masih diperlukan. Hal ini penting untuk ditinjau dari aspek fisik, emosi, dan juga mental. Emosi dan mental juga menjadi hal penting karena adanya pandemi Covid-19 telat merubah kehidupan anak-anak hingga pada fase perkembangan dan pendidikannya. 

Menjelang akhir tahun serta pergantian tahun, Akademi Pediatri Amerika juga mengimbau setiap keluarga dapat mempertimbangkan atau bahkan  menunda terlebih dahulu rencana liburan yang akan dilakukan. Hal ini dikarenakan penyebaran virus akan semakin mudah terjadi. 

Bercermin pada melonjaknya angka dan minimnya gejala, resiko penularan akan lebih besar terjadi pada acara menyatukan anak-anak dan orang dewasa. Begitu pula dengan acara keluarga. Keluarga yang datang dari berbagai tempat tentu dapat diindikasi memiliki potensi penyebaran virus. 

"Kita memasuki gelombang infeksi yang meningkat di seluruh negeri. Kami akan mendorong pertemuan liburan keluarga untuk dihindari jika memungkinkan, terutama jika ada individu beresiko tinggi dalam rumah tangga", terang Dr. Yvonne Maldonado, Ketua Komite Akademi Pediatri Amerika untuk Penyakit Menular.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun