Mohon tunggu...
Damarra Kartika
Damarra Kartika Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi dengan Konsentrasi Studi Komunikasi Massa dan Digital Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Terdengar Serupa tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Jurnalisme Online dan Multimedia

15 September 2020   12:59 Diperbarui: 21 September 2020   16:35 1160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Jurnalisme via romeltea.com

Multimedia dan online kerap dihubungkan sehingga menimbulkan persepsi bahwa keduanya mirip, apabila kita tidak benar-benar mendalaminya. Serupa tapi tak sama, coba yuk kita cari tahu apa sih bedanya jurnalisme online dan jurnalisme multimedia! 

Apa itu Jurnalisme Online?

Menurut Widodo dalam Buku Ajar Jurnalistik Multimedia, jurnalisme online adalah aktivitas jurnalistik yang diproduksi dan disebarkan mealui World Wide Web (WWW). Produksi konten digital (audio, video, maupun teks) dilakukan dalam jaringan internet.

Menurut Mark Deuze dalam buku What is Journalism Multimedia? Jorunalism Studies terdapat empat (4) jenis jurnalisme online.

Gambar 2. Jurnalisme online via romeltea.com
Gambar 2. Jurnalisme online via romeltea.com
  • Mainstream News Sites: Jenis jurnalisme online ini tersebar paling banyak di Indonesia. Konten yang disediakan biasanya langsung terhubung dari media induknya. Tidak ada perbedaan signifikan dengan media tradisional dalam hal penyampaian berita, nilai berita, dan hubungan dengan audiens. Namun memang cara penyebarannya, yakni online, yang membuat sedikit berbeda.
  • Index & Category Sites: Jurnalisme online dalam jenis ini biasanya menawarkan tautan ke situs yang mendalam. Tidak banyak tersedia konten dari editorial, namun cenderung menawarkan ruang untuk berdiskusi atau bertukar pesan.
  • Meta & Comment Sites: Jurnalisme online ini fungsinya mengkritisi segala hal terkait media berita dan isu-isunya secara umum. Secara spesifik disebut sebagai pengawas medi.
  • Share & Discussion Sites: Terakhir adalah situs yang menggunakan internet menjadi wadah bertukar ide, cerita, dan sebagainya. Situs-situs ini biasanya berdiskusi tentang konten-konten tertentu Publik yang pada dasarnya juga ingin berinteraksi dan berdiskusi, tentu sangat menyukai situs seperti ini.

Apa itu Jurnalisme Multimedia? 

Multimedia memiliki arti beragam atau banyak media. Media seperti apa yang dimaksudkan? Media misalnya foto, video, teks, audio, gambar, grafik, dan lain sebagainya. Lantas, berapa jumlah yang dimaksud dengan banyak? Setidaknya, atau minimal terdapat tiga jenis media yang digabungkan, maka dapat disebut multimedia.

Gambar 3. Representasi multimedia via romeltea.com
Gambar 3. Representasi multimedia via romeltea.com

Tidak berhenti sampai di situ, selanjutnya multimedia disajikan dalam situs atau website. Hal ini memiliki tujuan supaya informasi atau cerita yang disampaikan dapat dikemas dengan cara yang menarik, namun tetap informatif. Mengingat masyarakat informasi saat ini, terkait dengan waktu yang dimilikinya, lebih menginginkan informasi visual yang menarik dan ringkas dibanding membaca teks yang panjang.

Hal ini dapat dilakukan dengan mencermati information architecture yang telah saya bahas dalam artikel sebelumnya. Belum baca, silakan dibaca. 

Berdasarkan perspektif perkembangan teknologi, terdapat fakta yang diungkapkan dalam Buku Ajar Jurnalisme Multimedia bahwa keterampilan teknik bukanlah syarat utama yang diperlukan. Kini, kemampuan individu berpikir lintas media lebih diperlukan dalam era digitalisasi.

Multimedia memang bukan menjadi hal yang harus ada dalam digital storytelling. Namun, apabila diperhatikan dengan baik, multimedia dapat menjadi potensi bagi pengembangan media terkait.

Bagaiman Tren Audiens dalam Mengonsumsi Media?

Konsumen berita atau audiens dinilai dapat dengan mudah melakukan multitasking. Kita dimudahkan dengan gawai dan teknologi dalam proses multitasking tersebut. Dalam satu layar laptop, kini kita dapat dengan mudah berpindah tempat mulai dari menjelajah di internet, mencari data, merespon chat dan membuka ruang obrolan lain, memindahkan data, dan sebagainya. Hal ini menjadi salah satu yang penting selain budaya scanning yang diterapkan dalam konteks media digital.

Terdapat dua hal penting untuk mengerti budaya audiens media, yaitu: 

  • Hal yang dicari oleh konsumen media adalah kebahagiaan. Selaras dengan kehadiran media yang beberapa diantaranya bertujuan untuk menghibur atau memiliki fungsi entertain bagi orang lain. Audiens dapat mengonsumsi apapun yang ditawarkan oleh media, asal berkaitan dengan aspek tersebut.
  • Memiliki keinginan dan kemampuan untuk bisa terlibat langsung dalam proses jrunalisme. Kolaborasi semacam ini sebenarnya sudah banyak bisa kita temui di lapangan. Citizen journalist misalnya, mereka adalah bagian dari masyarakat yang mungkin tidak berprofesi sebagai wartawan atau memiliki keterampilan khusus. Namun, dengan kolaborasi bersama media digital, apabila citizen memiliki topik atau informasi yang menarik, maka citizen dapat menjadi kepanjangan tangan di bawah naungan media tersebut.

Contoh media yang menginisiasi adanya gerakan ini adalah NET. Banyak topik lokal menarik yang akhirnya diangkat NET dengan pengemasan yang apik dan hasil kolaborasi dengan masyarakat. Misalnya soal kue onde ini! 


Menurut Deuze dalam bukunya yang berjudul What is Multimedia Journalism terdapat beberapa tren yang terkait dengan kecenderungan orang dalam mengakses berita. Tren tersebut adalah:

  • Membaca: Singkatnya waktu yang dimiliki dan kebiasaan untuk tidak lagi mengonsumsi media cetak membuat pembaca akan mengakses media online dengan topik tertentu yang menarik dan tidak biasa tentunya.
  • Menonton: Berkembangnya teknologi memudahkan akses untuk memvisualisasi segala bentuk teks berita. Kini, banyak kita perhatikan media online yang menggunakan beragam platform untuk menyajikan informasi atau pesan. Visual akan lebih menyita perhatian. Maka tidak sedikit saat ini, media digital menggunakan video dalam waktu singkat untuk menyampaikan informasi.
  • Mendengarkan: Selain radio, saat ini bentuk pengemasan media yang menarik adalah podcast. Dalam konteks penyampaian berita atau informasi
  • Multitasking: Sebagai multitasker, orang saat ini dapat melakukan proses produksi dan konsumsi bersamaan.

Coba diulang, jadi bedanya jurnalisme online dan multimedia apa? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun