Mohon tunggu...
Tri Hastuti
Tri Hastuti Mohon Tunggu... -

guru, konselor, menyukai dunia anak dan remaja

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Guruku... Teladanku

9 Mei 2016   11:39 Diperbarui: 9 Mei 2016   11:46 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Oh ya? Apakah siswa hanya bisa diam menerima semua pengajaran dari gurunya? Atau siswa juga punya hak untuk bertanya?

Seringkali, guru memiliki benteng ego yang cukup tinggi untuk dijangkau oleh siswanya.

Semua yang dikatakan oleh guru, hanya untuk ditaati, tidak ada ruang untuk bertanya apalagi menuntut guru melakukan hal yang sama dengan siswa.

“Kamu berani melawan guru?”

“Saya orang tua kamu disekolah!”

“Jangan melawan! Taati gurumu!”

“Kalau guru menghukum, kamu pasti punya salah!”

Dalam filosofi Jawa, guru adalah akronim dari kata ‘digugu lan ditiru’.

Digugu berarti didengarkan, bahwa setiap kata-katanya ataupun informasi yang disampaikannya memiliki kekuatan untuk memengaruhi siswanya.

Ditiru berarti dijadikan contoh, bahwa setiap tingkah lakunya akan diperhatikan bahkan diikuti oleh siswanya.

Menjadi guru adalah panggilan hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun