Madinah bagaikan buku yang tak pernah selesai ditulis. Kota sejuk, sesejuk warganya dan seramah masyarakatnya dalam menerima tamu Allah ini, selalu menarik untuk dikaji.
Setiap berkisah soal tanah suci, nama Madinah paling menarik untuk dikisahkan. Kurang sempurna rasanya haji dan umrah jemaah, bila tidak menyempatkan datang ke Madinah.
Di penghujung kunjungan dan ziarahnya di Madinah, Buya Bustanul Arifin Khatib Bandaro mengirim sejumlah dokumen berupa foto dan video pendeknya di Jabal Uhud.
Tak lupa spanduk bertuliskan jemaah Majlis Zikir dan Sholawat Al-Wasilah Sumbar plus foto gagah Buya Bustanul Arifin Khatib Bandaro, seolah mengajak masyarakat dan jemaah untuk datang ke sana.
Terutama jemaah yang belum umrah. Begitu juga yang belum haji, bergegaslah memenuhi panggilan Allah SWT.
Perjalanan haji dan umrah, adalah bagian dari perjalanan ibadah, membelanjakan harta di jalan Allah.
Dan bila diniatkan seperti itu, Allah SWT tidak akan memiskinkan umat, dan malah sebaliknya, Allah akan mengganti dengan nilai yang berlipat ganda.
Jemaah ini berjumlah 36 orang, berangkat umrah lewat PT Malika Wisata Utama Cabang Padang, dibawah pimpinan Buya Mashendri Malin Sulaiman.
"Siapa kita, dimana kita," begitu gema suara Buya Bustanul Arifin Khatib Bandaro mengabadikan jemaah di gunung Uhud itu lewat foto dan video.
Dari banyak sumber yang dikutib, bahwa Jabal Uhud bukan gunung biasa. Jabal Uhud sarat akan nilai, makna spiritual dan sejarah.