Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Membaca Trah Kalampaian di Tanjung Pucuk Jambi

3 Oktober 2023   08:34 Diperbarui: 3 Oktober 2023   08:38 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zaman Buya Yahya mengaji di Surau Kalampaian tersebut, agaknya pesantren itu mengalami masa-masa kejayaan. Dari jauh-jauh masyarakat dan anak-anak datang berguru ke situ.

Termasuk Buya Yahya dari kampung perbatasan Sumatera Barat dengan Jambi. Pun masyarakat lain, seperti dari Teluk Kuantan, Provinsi Riau juga tersebut pernah mengaji di Kalampaian itu.

Zaman itu, Ampalu Tinggi jadi barometer pesantren di Minangkabau. Pesantren ini banyak melahirkan ulama hebat, taat dan kuat memegang pengajian yang berpahamkan ahlussunah waljamaah.

Ketika kita sambungkan semua pesantren yang ada di Padang Pariaman dan Sumatera Barat saat ini, pun erat kaitannya dengan trah Kalampaian ini.

Buya Malin, ulama tua belum muda terlampau asal Muaro Sijunjung ini tercatat sebagai alumni Madrasatul 'Ulum Lubuk Pandan dan MTI Batang Kabung Padang, adalah dua pesantren yang masih bertali temali dengan Kalampaian.

Syekh H. Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah, pendiri Madrasatul 'Ulum Lubuk Pandan pernah mengaji di Kalampaian. Pun Syekh H. Syalif, pendiri MTI Batang Kabung Padang juga lama di Ampalu Tinggi.

Mengisi pengajian di Tanjung Pucuk Jambi, setidaknya Buya Malin telah memperkuat kembali langkah dan amalan masyarakat di situ.

Amalan sebagai masyarakat dengan konsep ahlussunah waljamaah, mengikuti Mazhab Syafi'i dalam ibadah, tentu buah dari pengajian yang dipelajari dulunya oleh Buya Yahya di Kalampaian. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun