Zaman Buya Yahya mengaji di Surau Kalampaian tersebut, agaknya pesantren itu mengalami masa-masa kejayaan. Dari jauh-jauh masyarakat dan anak-anak datang berguru ke situ.
Termasuk Buya Yahya dari kampung perbatasan Sumatera Barat dengan Jambi. Pun masyarakat lain, seperti dari Teluk Kuantan, Provinsi Riau juga tersebut pernah mengaji di Kalampaian itu.
Zaman itu, Ampalu Tinggi jadi barometer pesantren di Minangkabau. Pesantren ini banyak melahirkan ulama hebat, taat dan kuat memegang pengajian yang berpahamkan ahlussunah waljamaah.
Ketika kita sambungkan semua pesantren yang ada di Padang Pariaman dan Sumatera Barat saat ini, pun erat kaitannya dengan trah Kalampaian ini.
Buya Malin, ulama tua belum muda terlampau asal Muaro Sijunjung ini tercatat sebagai alumni Madrasatul 'Ulum Lubuk Pandan dan MTI Batang Kabung Padang, adalah dua pesantren yang masih bertali temali dengan Kalampaian.
Syekh H. Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah, pendiri Madrasatul 'Ulum Lubuk Pandan pernah mengaji di Kalampaian. Pun Syekh H. Syalif, pendiri MTI Batang Kabung Padang juga lama di Ampalu Tinggi.
Mengisi pengajian di Tanjung Pucuk Jambi, setidaknya Buya Malin telah memperkuat kembali langkah dan amalan masyarakat di situ.
Amalan sebagai masyarakat dengan konsep ahlussunah waljamaah, mengikuti Mazhab Syafi'i dalam ibadah, tentu buah dari pengajian yang dipelajari dulunya oleh Buya Yahya di Kalampaian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H