Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Melihat Konsep Keumatan yang Berkemajuan Ala Muhammadiyah

29 September 2023   07:13 Diperbarui: 29 September 2023   07:21 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konsolidasi Muhammadiyah di Podcast Padang Pariaman bicara. (foto dok damanhuri)

Konsolidasi Muhammadiyah secara internal dan eksternal. Ini tema diskusi di Podcast Padang Pariaman bicara, Kamis 28 September 2023.

Tema ini berkebetulan pula pas, karena Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Padang Pariaman periode 2022 - 2027 baru saja dikukuhkan.

Diskusi itu langsung dengan Ketua PDM Padang Pariaman Dasril, Wakil Ketua H. Firman Arif dan dihantarkan oleh Dr. Fakhri Zaki, Ketua PDM sebelum Dasril yang kini aktif di Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumbar dan Baznas Padang Pariaman.

Sebagai Ormas Islam tertua di republik ini, Muhammadiyah selalu hadir dan ikut dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat, dengan konsep berkemajuan. 

Namun demikian, dalam diskusi terbatas itu, pembahasan lebih pada persoalan kemiskinan, konsolidasi Muhammadiyah secara internal dan eksternal, dan sedikit soal hubungan dengan politik praktis.

Pemberdayaan masyarakat miskin, kata Fakhri Zaki, tak terlepas dari konsep awal Muhammadiyah hadir di tengah masyarakat.

Adalah Surat Al-Maun, menjadi titik pengajaran oleh KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah kepada jemaah masjid di Yogyakarta. 

Di situ dijelaskan, betapa penting memberdayakan fakir miskin dan anak yatim. Dan celaka bagi yang menghardik orang-orang tersebut.

Fakhri Zaki yang Wakil Ketua Baznas Padang Pariaman melihat, Muhammadiyah hadir di sini dalam bentuk penguatan Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Sadaqah Muhammadiyah (LAZISMU).

Menurut dia, kajian soal kemiskinan ini penting artinya. Harus jelas mana yang miskin kultural dan mana miskin struktural.

"Ada kecenderungan, seperti peluang dapat bantuan ada, sebagian masyarakat cenderung menempatkan dirinya sebagai mustahik," ujar Fakhri Zaki.

Ketua PDM Dasril menilai, perlunya pendistribusian kas anak yatim dan fakir miskin di masjid-masjid, terutama masjid Muhammadiyah.

"Demikian itu juga bagian yang penting dari konsolidasi Muhammadiyah di tengah masyarakat," katanya.

Menurut dia, gedung dakwah Muhammadiyah yang menjadi cita-cita bersama pengurus, juga dijadikan sebagai pusat dakwah dan amal usaha.

"Ada banyak amal usaha Muhammadiyah yang akan dikembangkan di gedung dakwah itu, bila sudah ada," sebutnya.

Soal pengurus yang mencaleg pada momen Pemilu Februari tahun depan, Muhammadiyah mendukung sepenuhnya.

"Yang pengurus PDM mencaleg saat ini, adalah H. Firman Arif dari Demokrat di Dapil I, Hilman H Datuak Mangkuto Alam dari PAN di Dapil II, dan Muslim Nur dari PKB di Dapil IV," ulas Dasril.

Artinya, kata dia, Muhammadiyah menjaga jarak yang sama dengan seluruh kekuatan partai yang ada. "Muhammadiyah tidak kemana-mana tetapi ada di mana-mana," ungkapnya.

Firman Arif menilai, sebaran Caleg tokoh Muhammadiyah di sejumlah partai politik itu, adalah bagian dari dakwah publik.

Caleg DPRD Padang Pariaman di Dapil II ini menyebutkan, bahwa pengurangan kemiskinan perlu adanya regulasi.

"Bahwa fakir miskin dan anak yatim dipelihara negara, tentu butuh konsep yang jelas. Paling tidak ada regulasi aturan yang sudah dilakukan Muhammadiyah," katanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun