Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dinamika Politik Lapau Kopi yang Ikut Menentukan

13 Mei 2023   00:19 Diperbarui: 13 Mei 2023   00:24 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lapau atau warung kopi, sepertinya media yang ampuh dalam bersosialisasi di tengah masyarakat.

Disebut demikian, hampir semua orang di Minangkabau menikmati enaknya duduk di lapau. Lapau ini hampir semua punya waktu untuk menampung berbagai persoalan yang dibawa oleh penikmatnya.

Banyak yang membawa, dan tentu tak sedikit pula yang menerima di lapau itu. Segala persoalan, ekonomi, politik, sosial sampai ke persoalan rumah tangga kawan pun dibahas di lapau.

Belanja tak seberapa, otanya sepanjang jalan. Sesukanya saja membuka obrolan, sampai yang lain tak punya kesempatan sepertinya membahas demikian. Sebelah Ilir duduk agak berempat atau lebih, sibuk dengan pembahasan caleg.

Lalu yang di bagian ruangan lapau itu juga, hanya mendengar sambil main kartu. Lalu, di luar sibuk dengan tontonan sepakbola, yang nyaris bersuara lantang ketika bola nyaris gol oleh tim jagoannya.

Sementara, pemilik lapau tak henti-hentinya bekerja, membuat minuman dan makanan sesuai selera pemesan yang jadi langganan lapau itu.

Lapau ini banyak pula jenis dan coraknya. Ada yang pagi saja ramainya. Seperti lapau penyedia minum pagi. Mereka menjual lontong dan ketupat, serta serba cukup minuman panas dan dingin. Ini sampai siang ramainya. 

Ada lapau siang ramainya. Sementara pagi nyaris tak ada orang nongkrong. Pemiliknya biasa ini menyediakan makanan nasi goreng, mie rebus, kopi, teh serta minum lain yang jadi favorit di masyarakat.

Buka siang dan tutupnya tengah malam. Kadang sudah azan Subuh baru tutup. Pelanggannya banyak dan terus saling berganti antara siang dengan malam.

Momen sekarang, tahun politik, orang sudah mulai mengajukan caleg, sepertinya lapau kembali ramai dengan perbincangan intelektual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun