Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kemajuan NU Sumbar dalam Momen 1 Abad

7 Februari 2023   08:25 Diperbarui: 7 Februari 2023   08:26 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persiapan keamanan oleh Banser dalam momen satu abad NU. (foto dok pribadi thoriqul haq)

Kenapa? Belakangan, NU di Sumbar memang luar biasa geliatnya. Banyak kegiatan pengkaderan. 

Baik yang diadakan NU maupun oleh Banom NU. Banyak pengkaderan, otomatis melahirkan generasi penerus, anak muda progresif, yang suka berselancar di media sosial. 

Dalam setiap momen pun disebut, bahwa Sumbar adalah Aswaja. Namun, dari pusat terlihat Sumbar adalah "ladangnya" Muhammadiyah. 

Secara struktur, Muhammadiyah di sini sampai ke pelosok kampung. Banyak masjid dan surau berbasis Muhammadiyah. 

Tapi, secara politik NU tak mau kalah dan ketinggalan. "Pokoknya, masjid dan surau yang tidak berlabel Muhammadiyah adalah kepunyaan NU," ujar pengurus NU dalam selorohnya. 

Di sini, tampak sekali warga Sumbar ber-NU secara maknawi. Contoh, pesantren yang berlabel NU, sama sekali tak seberapa, tetapi pesantren dan santrinya jadi warga NU. 

Ya, selain pesantren modern, bisa dikatakan tempat pengkaderan NU. Sumbar hari ini beda dengan dulu. 

Banyak tokoh daerah ini yang masuk personil pengurus pusat, tentu harapan besar bagi daerah untuk bisa bangkit dan maju lagi, menyongsong abad kedua NU. 

Sepertinya, NU di Sumbar tak begitu sulit untuk berkembang. Di sini masih kuat masyarakatnya bertradisi. Kegiatan keagamaan yang dibungkus dalam tradisi cukup banyak, dan itu mewarnai daerah terkait. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun