Lama juga acaranya, dan saya sempat bertanya, tapi lewat chatingan webinar itu. Panjang juga pertanyaan, dan terakhir saya selipkan salam dari Lubuk Alung untuk Prof. Azra.
Saya terkejut, ketika Prof. Azra langsung menjawabnya, tanpa didahului oleh moderator acara. "Terima kasih Damanhuri, dan salam kembali buat seluruh masyarakat Lubuk Alung," ungkap dia.
Dari dari mengikuti acara itu, saya juga dikirimin langsung buku tersebut. Bukunya mantap. Yang membuat saya tertantang dengan buku itu, adalah kesibukan yang sangat seorang Arsul Sani, politisi PPP di MPR, ternyata masih bisa menulis buku.
Berbagai kabar tentang penyebab kematian almarhum menyeruak. Ada yang memberitakan jika almarhum tutup usia karena Covid-19. Almarhum sempat dirawat intensif dan menggunakan ventilator. Selain itu juga beredar kabar jika almarhum terkena serangan jantung di atas pesawat dari Jakarta menuju Malaysia.
Azyumardi pergi ke Malaysia untuk menjadi salah satu narasumber di sebuah acara, Angkatan Belia Islam Malaysia.
Semasa hidup almarhum pernah memegang jabatan penting seperti Ketua Dewan Pers periode 2022 - 2025 Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 1998 - 2006, serta berbagai jabatan penting lainnya.
Terakhir, Uji Kompetensi Wartawan (UKW) di Bukittinggi, 10-11 September langsung Prof. Azra sebagai Ketua Dewan Pers yang hadir.
Dan ini kabarnya, pertama kali UKW yang langsung Ketua Dewan Pers yang hadir. Sebelumnya belum pernah. Artinya, semangat pendakwah baik secara lisan maupun tulisan dari mendiang tak pernah hilang dan menurun sampai akhir hayatnya.
Semua kalangan, merasakan duka yang amat dalam. Doa terbaik pun bersileweran dan menghiasi dunia maya. Pemikiran keislaman mendiang mampu menjadikan dirinya diterima semua kalangan.
Penggalian kekayaan Islam dari sumber yang paling klasik sekalipun menjadi titik temu, kehadirannya didambakan oleh dunia Islam.
Media telah meninggalkan banyak ilmu pengetahuan. Karyanya abadi, sentuhan intelektualnya mendamaikan dan melembutkan jalannya perdebatan panjang tentang keislaman.