Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Masyarakat dan Pesantren Menyatu, Hal Buruk Pun Menghindar

9 September 2022   00:26 Diperbarui: 9 September 2022   00:46 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makanya, tatkala pertama masuk pesantren saat orangtua mengantar anaknya ke situ, pakai doa dan jamuan makan.

Sebelum makan, dikabarkan tujuan dan maksud. Lalu, disebutlah, bahwa anak ini meninggal orangtuanya di kampung, dan mesti ditepati orangtua pula di sini.

Dia tinggalkan mamak, ditepati pula mamak di pesantren dan masyarakat sini, begitu seterusnya.

Dan perkembangannya, sang santri rata-rata bisa berkomunikasi dengan baik bersama masyarakat lingkungan pesantren tersebut.

Bahkan, saking terbukanya hubungan baik itu, ada santri yang dapat orangtua angkat di lingkungan daerah Tanah Datar itu.

Dengan adanya hubungan seperti demikian antara pesantren dan masyarakat, maka semuanya saling menjaga. Menjaga nama baik kampung, dan menjaga santri ketika diganggu orang di luar sana.

Begitu pula di lingkungan pesantren sendiri, masyarakat tak sungkan-sungkan menegur santri yang melanggar aturan dan berkelahi antar sesama misalnya.

Jadi, masyarakat adalah pondasi dasar dari bangunan pesantren sebagai sekolah berasrama tersebut.

Kekuatan moral dan akhlak mulia kedua belah pihak, menyebabkan terjauhnya para santri dari hal-hal yang terlarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun