Besoknya, semalaman tak mencogok, lalu paginya terlihat ada kedai, ada banyak orang nongkrong yang tentunya kenal dengan Nasir Labai Buyuang Itik ini.
Sebab, masih dalam Kecamatan Sintuak Toboh Gadang, kampungnya sendiri dan menjadi cerita yang sangat hati-hati diceritakan Nasir Labai Buyuang Itik ini ke tengah masyarakat yang ada di kedai itu.
Dan cerita itu semakin terang, dan pernah dibukukan, sebagai bukti Sintuak punya sejarah perjuangan yang sangat hebat terhadap penjajah Belanda.
Begitu juga Buyuang Gati dan Hongkong, pun bercerita di tempat dia ditemukan masyarakat dalam keadaan lunglai, sehabis hanyut di sungai yang cukup deras.
Sejak tiga tahun belakangan, seorang anak muda Sintuak, Bagindo Rio Chaniago mendirikan sebuah museum.
Kehadiran museum ini cukup punya arti dalam mengingatkan kembali sejarah heroik perang Sintuak, yang membuat puluhan tentara yang berasal dari rakyat mati syahid.
Sebelum museum ini ada, sempat dibuat tugu di halaman Surau Batu, tapi hanya sekedar pondasi, dan tak pernah mewujud, sehingga museum lebih bergairah saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H