Mohon tunggu...
Damanhuri Ahmad
Damanhuri Ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Bekerja dan beramal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ada sebuah kutipan yang terkenal dari Yus Arianto dalam bukunya yang berjudul Jurnalis Berkisah. “Jurnalis, bila melakukan pekerjaan dengan semestinya, memanglah penjaga gerbang kebenaran, moralitas, dan suara hati dunia,”. Kutipan tersebut benar-benar menggambarkan bagaimana seharusnya idealisme seorang jurnalis dalam mengamati dan mencatat. Lantas masih adakah seorang jurnalis dengan idealisme demikian?

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Sukses dengan Tanaman Jagung, Wartani Mencoba Ladang Pepaya

9 Juni 2022   11:32 Diperbarui: 9 Juni 2022   11:40 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pepaya Kalifornia yang kini ditanam Keltan Wartani di Koto Padang. (foto dok syamsul)

Tahun ini Keltan Wartani membudidayakan tanaman pepaya, setelah sekian kali dengan tanaman jagung, di dua hektar lahannya yang tersedia.

Pepaya, oleh orang kampung di Koto Padang, tempat Wartani berladang familiar dengan sebutan "sampelo". Kalina, Kalifornia Indonesia jenis pepaya yang ditanamnya.

Ketua Keltan Wartani Syamsul Bahri menyebutkan, hingga saat ini sudah tertanam 500 batang pepaya, setelah sebelumnya dilakukan pembersihan lahan.

"Untuk lahan seluas dua hektar ini, mampu menumpang 2.000 batang. Alhamdulillah, pelan tapi pasti, sudah seperempat tertanamnya," ujar Wali, begitu Syamsul sering disapa rekan sejawatnya.

Dan memang, katanya, untuk Koto Padang dan Sicukua Barat umumnya, tanaman ini terbilang baru. Kalau pun ada yang menanamnya, tak sebanyak yang di Tandikek.

Untuk ini pula, Syamsul lewat bendera Wartani belajar banyak soal bibit pepaya Kalifornia ini ke Tandikek, untuk selanjutnya dikembangkan di Koto Padang.

Tandikek dan kampung sekitar wilayah yang berbatasan dengan Malalak, Kabupaten Agam ini telah lama unggulnya dalam soal pengembangan pepaya.

Banyak pepayanya masuk hampir ke seluruh pasar di Sumbar dan luar Sumbar. Pepaya ini pun tahan lama bila dibandingkan dengan jagung, yang hanya sekali tanam dan sekali panen.

Pepaya, sekali tanam dan berkali-kali panen. Tahan berpuluh tahun, dari hanya menunggu enam bulan sejak ditanam, bulan ketujuh sudah bisa panen.

Cerita Syamsul, tanaman pepaya ini termasuk yang perdana di lingkungan Wartani. Sebelumnya, kelompok ini rutin dengan tanaman jagung.

Lahan di atas ketinggian yang dipunyai Wartani, tampak cocok dengan segala jenis tanaman. Buktinya, berbagai jenis tanaman tumbuh subur, dan menghasilkan di situ.

Memang, katanya, tanama pokok dan utama Wartani adalah jeruk lemon dan jeruk nipis. Di sela itu, dan di sebelahnya kini dicoba dengan pepaya.

Ya pepaya. Buah yang menempel di batangnya. Rutin memakan itu, pencernaan lancar, perut pun kenyang. Dan hampir buah itu dijadikan sebagai menu sehabis makan siang dalam suatu acara.

Lewat tanaman pepaya ini, Syamsul bersama Keltan Wartani yang dipimpinnya ingin memberikan yang terbaik buat petani kampungnya, Koto Padang.

Dia ingin membuktikan, bahwa di nagarinya yang terkenal dengan penghasil pinang wangi, coklat bisa pula untuk pepaya.

"Tak percaya, lihatlah ladang kami, Wartani yang kini sudah ditanam dan mulai tumbuh pepaya itu," ulas dia berkisah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun