Tahun ini Keltan Wartani membudidayakan tanaman pepaya, setelah sekian kali dengan tanaman jagung, di dua hektar lahannya yang tersedia.
Pepaya, oleh orang kampung di Koto Padang, tempat Wartani berladang familiar dengan sebutan "sampelo". Kalina, Kalifornia Indonesia jenis pepaya yang ditanamnya.
Ketua Keltan Wartani Syamsul Bahri menyebutkan, hingga saat ini sudah tertanam 500 batang pepaya, setelah sebelumnya dilakukan pembersihan lahan.
"Untuk lahan seluas dua hektar ini, mampu menumpang 2.000 batang. Alhamdulillah, pelan tapi pasti, sudah seperempat tertanamnya," ujar Wali, begitu Syamsul sering disapa rekan sejawatnya.
Dan memang, katanya, untuk Koto Padang dan Sicukua Barat umumnya, tanaman ini terbilang baru. Kalau pun ada yang menanamnya, tak sebanyak yang di Tandikek.
Untuk ini pula, Syamsul lewat bendera Wartani belajar banyak soal bibit pepaya Kalifornia ini ke Tandikek, untuk selanjutnya dikembangkan di Koto Padang.
Tandikek dan kampung sekitar wilayah yang berbatasan dengan Malalak, Kabupaten Agam ini telah lama unggulnya dalam soal pengembangan pepaya.
Banyak pepayanya masuk hampir ke seluruh pasar di Sumbar dan luar Sumbar. Pepaya ini pun tahan lama bila dibandingkan dengan jagung, yang hanya sekali tanam dan sekali panen.
Pepaya, sekali tanam dan berkali-kali panen. Tahan berpuluh tahun, dari hanya menunggu enam bulan sejak ditanam, bulan ketujuh sudah bisa panen.
Cerita Syamsul, tanaman pepaya ini termasuk yang perdana di lingkungan Wartani. Sebelumnya, kelompok ini rutin dengan tanaman jagung.