Membaca dan menulis merupakan ajaran pertama kali diterima oleh Nabi Muhammad Saw, yang ditandai dengan ayat pertama turun.
Yakni, Iqra'. Bacalah. Bila kita teruskan membaca ayat itu, tersebut di dalamnya akan pentingnya membaca dan menulis.
Inilah yang saya simak dari seorang Gus Dur, tokoh yang penuh dengan kontro versi menurut sebagian orang menanggapinya.
Dari ilmu membaca dan menulis, Gus Dur jadi tokoh merdeka, bebas berekspresi dan menuangkan pikirannya.
Dia tidak terpengaruh oleh baju kekuasaannya. Pun hilangnya jabatannya, juga tidak mempengaruhi akan kejiwaannya.
Luar biasa teladan yang dilahirkan Gus Dur kepada kita semua. Konon, dalam buku biografi Gus Dur diceritakan, kalau kuliahnya terbengkalai akibat keseringan ke pustaka.
Soal buku, Gus Dur senang menghabiskan banyak waktu. Tentu, yang menginspirasi Gus Dur akan hal demikian, adalah nilai-nilai kesantriannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H