Pemilu 2024 tak boleh ditunda pelaksanaannya, dengan alasan apapun juga. Penundaan pesta demokrasi ini akan menjadi preseden buruk bagi penguasa.
Wacana penundaan pemilu yang dicetuskan sejumlah ketua umum partai, yang juga sedang memegang kekuasaan, adalah pencitraan buruk, dan menambah ketidakpercayaan masyarakat terhadap yang bersangkutan.
Alasannya cuma ekonomi sedang merosot, pandemi masih menyebar, serta alasan lainnya.
Mungkin dia lupa, Pilkada serentak 2020 alasan pesta demokrasi di tengah pandemi covid.
Sukses dengan segala dinamika lokal daerah yang melakukannya. Tentu Pilkada 2020 ini cerminan untuk tetap dan memastikan Pemilu serentak 2024.
Ini pesta rakyat terhadap pemimpin dan wakilnya. Jangan sampai ditunda. Begitu lantang suara di sudut-sudut warung kopi menyuarakannya.
KPU telah siap, dan itu sudah dinyatakannya dengan jelas. Negara tak perlu kawatir akan berbagai hal yang ditumbulkan dari helat lima tahun sekali itu.
Hanya KPU perlu belajar banyak dari pemilu yang sudah-sudah, agar perbaikan terus meningkat dalam pesta demokrasi tersebut.
Sebagai partai besar dan kuat, Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum PAN Zulkifli Hasan harus memberikan penguatan agar pemilu tak ditunda.
Bukan sebaliknya, minta helat ditunda. Tentu sebuah kesalahan politik yang dilakukannya.
Dan memang, elektabilitas ketiga tokoh ini masih jauh dari harapan untuk seorang Capres dan Cawapres.
Presiden Jokowi harus melawan ini, dan berani tegak didepan, bahwa pemilu 2024 tetap pada agendanya.
Tak ada diundur. Mekkah saja sudah bebas kok dari protokol kesehatan yang menyusahkan banyak orang.
Kok pemilu yang tak pakai kerumunan banyak orang ditunda. Aneh bin ajaib. Presiden Jokowi harus ikhlas meletakan jabatannya sebagai presiden yang sudah dua periode.
Tak perlu ada penundaan, dengan alasan pandemi dan ekonomi yang menurun. Alih-alih isu, tentu demikian itu menjadi bumerang di akhir masa tugas seorang Jokowi di tengah masyarakat negeri ini.
Presiden Jokowi sudah luar biasa. Sipil yang mampu dua periode. Jokowi lebih hebat dari dua sipil pendahulunya, KH Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri.
Kedua tokoh ini hanya sebentar. Tak cukup satu periode. Jokowi dua periode. Jangan lagi bangkitkan kemuakan rakyat dengan memberikan garasi penundaan pemilu 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H