Mereka pada umunya berasal dari keluarga kelas menengah ke bawah. Di ajarkan hidup sederhana dan disiplin ibadah, membuat santri itu matang dalam penjiwaan.
Buya H. Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah, Buya Iskandar Tuanku Mudo, Buya Marzuki Tuanku Nan Basa, Buya Buchari Rauf rasanya berhasil meletakkan pondasi dasar untuk masa depan pesantren itu.
Berkembang secara dinamis, karena para mendiang buya-buya itu tak mengajarkan satu arah tujuan akhir dari pendidikan pesantren.
Santri dididik juga sekalian untuk jadi tenaga pendidik. Namun, perkembangan tak pula semua lulusan pesantren ini yang terjun ke dunia mengajar di pesantren.
Yang jadi pedagang, berbisnis, serta jadi tokoh masyarakat juga tak sedikit dari alumni pesantren ini.
Begitu juga yang terjun ke dunia politik, pun ada di pesantren ini. Tentu ini ketularan dari dua tokoh Madrasatul 'Ulum yang berhasil di politik.
Yakni, Buya Iskandar Tuanku Mudo yang pernah jadi anggota DPRD Padang Pariaman dari Golkar periode 1992-1997.
Buya Buchari Rauf yang ikut di DPRD Padang Pariaman dan Sumbar dari PPP. Kedua tokoh ini ikut mewarnai perjalanan pesantren.
Baik dari segi sarana prasarana, maupun dari segi belajar mengajar. Memang Buya Buchari Rauf tak pernah mengajar, tetapi pembangunan pesantren, banyak dari kontribusinya.
Kalau Buya Iskandar Tuanku Mudo memang ikut mendampingi Buya Abdullah Aminuddin mengajar di Lubuk Pandan.
Tentu bangunan yang cukup mewah untuk kelas pesantren surau dijadikan sebagai tolak ukur untuk kemajuan di masa depan.