Saat terima rapor beberapa hari lalu, Fatimah tidak begitu berprestasi. Dan tampak dari wajahnya sedikit kalah dari teman barunya. Tapi, dia pun berujar kalau teman yang selalu juara satu sejak kelas satu hingga kelas enam SD, tiba di MTsN itu keok, bahkan nomor urut 32 dari 32 siswa selokalnya.
Dari raut wajahnya tersirat ingin mengejar ketertinggalannya. Sepertinya, dia ingin mengulang prestasi gemilang yang pernah dia raih semasa SD dulu.
Evaluasinya, pembelajaran daring yang diberlakukan beberapa waktu lamanya, membuat dia kewalahan. Mulai dari persoalan kuota internet yang susah, sampai kepada persoalan bangun pagi yang susah dikendalikannya pada saat belajar daring.
Jadi, PTM ini mengandung banyak efek yang dirasakan Fatimah. Ya, Subuh tepat waktu, malam cepat tidur, belajar teratur. Meskipun sudah dua kali vaksin, aturan protokol kesehatan yang dianjurkan sekolahnya, tetap jadi prioritasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H