Fenomena itu acap saya alami. Kadang tiba-tiba saja muncul dan terasa menyengat bau orang memasak sambal. Ketakutan kian bertambah. Anehnya, kalau kita berjalan di tempat itu ada agak dua atau tiga orang, tak sedikit pun terasa takut dan ngeri.
Barangkali itu yang disebut dengan dunia gaib, yang tak bisa di lihat dengan kasat mata. Kalau pun terlihat, kata guru itu halusinasi kita yang timbul saat rasa takut merasuki tubuh kita.
Saat di surau pun juga ada mistisnya. Terutama tatkala guru mengajar tak hadir, dan mengaji pun libur. Surau Koto Runciang itu ada tiga bangunannya. Dua surau terbuat dari kayu, dan satu dari bangunan permanen. Orang menyebutnya dengan Surau Gadang, terletak di tengah dari tiga surau yang berjejer memanjang dari utara ke selatan.
Ngaji di surau kayu di bagian ujung utara. Sedang tidur sehabis ngaji, ketiga surau itu terisi. Selain anak mengaji, juga ada orang yang berulah di rumah istrinya, dia jadikan surau itu tempat tidur, dan ada pula tempat kumpulan ibu-ibu tua yang tengah melakukan shalat 40 hari. Tapi waktunya musiman, tak selalu ada tiap hari.
Di tengah malam yang sepi, hanya desauan air Sungai Batang Ampalu yang terdengar mengalir ke alurnya menuju muara, tiba-tiba ada saja yang mengetok pintu.
Tak ada suara berbunyi, selain ketukan. Ketika ditanya, siapa itu, tak pula ada sahutan dari luar
Ketukan pintu kian kencang, ketika dibuka tak ada siapa-siapa di luar surau. Ketakutan anak-anak tanpa guru malam itu bertambah. Lampu strokeng sudah dimatikan. Hanya sebuah lampu togok tegak menyala.
Sampai-sampai tak bisa kencing ke luar surau saking takutnya. Ditahan saja sampai pagi. Malah ada yang kecing sambil tidur, dan di ketawain teman paginya karena tikar basah dan harus dicucinya.
Kedua Surau Langkuik namanya. Terletak di sebelah timur rumah orangtua. Masih dalam Nagari Ambung Kapur. Hanya letaknya sedikit agak di bawah, di tengah sawah, dekat dengan sungai kecil. Sungai Batang Kudu namanya.
Ya, di tempat yang jauh dari pemukiman warga. Tak ada rumah penduduk sekeliling surau itu. Yang ada hanya satu-satunya surau tempat mengaji.
Keangkeran Surau Langkuik ini, siang-siang pun kita shalat sendirian di sana bisa merasa dikerjain oleh makhluk yang tidak tampak tersebut.